Must ReadTokoh & Sejarah

Resolusi Jihad: Peran dan Pengaruh KH Hasyim Asy’ari, Simak

TATSQIF ONLINE – Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, dengan mayoritas penduduknya sembilan puluh persen beragama Islam. Oleh sebab itu, perjuangan kaum Muslim di Indonesia dalam meraih kemerdekaan memainkan peran vital dalam pembangunan negara yang merdeka.

Sejak awal abad ke-20, mereka telah aktif dalam berbagai gerakan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Berjuang melawan penjajah merupakan kewajiban atas setiap muslim, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 261 berikut ini:

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya: “Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT mewajibkan berperang pada beberapa kondisi, walaupun hal itu tidak disukai oleh manusia. Meskipun demikian, Allah mengetahui apa yang terbaik bagi manusia, bahkan jika manusia tidak sepenuhnya memahami alasan di balik perintah tersebut. Allah memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dan pandangan yang lebih luas daripada manusia, sehingga setiap hamba seharusnya berserah diri kepada-Nya dalam segala hal.

Melansir dari laman aswajanews.nuponorogo.or.id, salah satu tokoh Muslim yang memegang peran kunci dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah Kiai Haji Hasyim Asy’ari. Sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU), ia bertujuan untuk mempertahankan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah, menyatukan umat Islam, dan melawan penjajah.

Sebagai anggota KNIP, ia turut merumuskan kebijakan negara. Fatwa jihadnya pada 1948 menunjukkan peran aktifnya dalam perlawanan terhadap Belanda. Dalam segala tindakannya, ia tetap berpegang pada prinsip syariat Islam. Selain itu, ia juga meninggalkan warisan ilmiah yang luas dengan ratusan judul karyanya dalam berbagai bidang ilmu.

KH Hasyim Asy’ari merupakan seorang ulama dan pahlawan nasional. Beliau lahir di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 14 Februari 1871 M / 24 Dzulqa’dah 1287 Hijriyah. Ayahnya bernama Asy’ari, yang merupakan seorang pendiri Pondok Keras yang berada di desa Keras, Jombang. Sedangkan ibunya adalah putri dari Kyai Usman, bernama Halimah.

Hasyim Asy’ari adalah anak ketiga dari sebelas saudara. Beliau tumbuh di lingkungan pesantren dan menjadi pemuda yang haus akan ilmu. Selain mengenyam pendidikan di pesantren, beliau juga menuntut ilmu di Mekkah selama beberapa tahun.

Sekembalinya dari Mekah pada 1899 Masehi, Hasyim Asy’ari kemudian mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur. KH Hasyim Asy’ari dikenal sebagai ulama terkemuka.

Karena banyaknya kekhawatiran yang akan pengaruh modernisme Islam yang muncul pada masa itu, beliau bersama beberapa tokoh mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Organisasi ini berdiri pada tanggal 16 Rajab 1344 H atau bertepatan dengan 31 Januari 1926 M.

Beliau wafat pada tanggal 21 Juli 1947 M atau bertepatan dengan 3 Ramadhan 1366 H di usianya yang ke-76 tahun.

Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun, perjuangan belum berakhir, penjajah tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia. Pihak penjajah masih berdatangan pasca kemerdekaan.

Hal ini membuat masyarakat Indonesia resah, termasuk dari kalangan ulama dan santri. Akhirnya, KH Hasyim Asy’ari mengambil tindakan dengan mengumpulkan para kyai se-Jawa dan Madura pada tanggal 21-22 Oktober 1945. Pertemuan tersebut berlangaung di Surabaya, Jawa Timur.

Dari pertemuan tersebut, tercetuslah keputusan yang terkenal dengan nama Resolusi Jihad. Poin penting dari Resolusi Jihad adalah perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan melawan penjajah adalah jihad (perang suci), hukumnya menjadi wajib bagi umat Islam.

Berikut isi Resolusi Jihad yang dikutip dari website resmi www.nu.or.id:

Resolusi Jihad KH Hasyim Asyari, yang terbit pada tanggal 22 Oktober 1945, memiliki dampak yang signifikan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pertama, resolusi ini membangkitkan semangat rakyat, khususnya di kalangan kiai dan santri, untuk melawan penjajah yang berusaha memperjajah kemerdekaan Indonesia.

Kedua, resolusi ini memerintahkan setiap muslim di Indonesia untuk membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari serangan penjajah. Ketiga, fatwa jihad ini mengaktifkan kiai dan santri pesantren, menciptakan laskar perjuangan bersifat sabilillah untuk mendukung tegaknya Negara Republik Indonesia Merdeka dan Agama Islam.

Selain itu, pada tanggal 15 Oktober 2015, Presiden Joko Widodo mendeklarasikan tanggal 22 Oktober sebagai hari santri nasional. Deklarasi ini dilakukan di Masjid Istiqlal Jakarta dihadiri puluhan ribuan santri dan umat Islam.

Penetapan tanggal tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri, sebagai penghormatan terhadap semangat rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan.

Terakhir, resolusi ini juga menjadi pengingat akan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, pentingnya memahami fakta sejarah, dan perlunya melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Wallahu A’lam
Oleh Uswatun Jayanah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Kami Yuk