Al-Qur'an & HadisMust Read

Keutamaan Bulan Sya’ban dan Persiapan Menyambut Ramadhan

TATSQIF ONLINE – Bulan Sya’ban adalah salah satu bulan Hijriyah yang berada di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan dalam penanggalan Islam. Bulan ini memiliki keutamaan-keutamaan tersendiri bagi umat Muslim.

Penting bagi umat Muslim untuk mengetahui keutamaan-keutamaan bulan Sya’ban agar dapat memperbanyak amalan kebaikan di bulan tersebut. Dengan memahami keistimewaan bulan Sya’ban, umat Muslim diharapkan dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

1. Bulan Terangkatnya Amal Manusia

Kumpulan amalan manusia selama satu tahun penuh diangkat oleh Allah subhanahu wa ta’ala pada bulan Sya’ban. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadis:

ذاكَ شهر تغفل الناس فِيه عنه ، بين رجب ورمضان ، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين، وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم

Artinya: “Bulan Sya’ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadhan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa,” (HR Abu Dawud dan Nasa’i).

Hadis ini mendorong untuk memperbanyak amalan baik dan berpuasa di bulan Sya’ban, karena bulan ini adalah waktu pengangkatan amal manusia ke hadapan Allah SWT.

2. Pendahulu Bulan Ramadhan

Sebelum masuk ke bulan Ramadhan, ada satu bulan yang dianjurkan untuk mempersiapkan diri menghadapi Ramadhan, yaitu bulan Sya’ban.

Dalam bulan ini, umat Islam seharusnya memperbanyak ibadah puasa dan membaca Al-Qur’an sebagai latihan untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

3. Berada di antara Dua Bulan Mulia

Bulan Sya’ban terletak di antara dua bulan mulia, yaitu bulan Rajab dan bulan Ramadhan dalam kalender Hijriyah. Dalam penanggalan Islam, Sya’ban merupakan bulan ke-delapan dari tahun Hijriyah.

Sebagai bulan yang berada di tengah-tengah dua bulan penting tersebut, bulan Sya’ban memiliki keistimewaan tersendiri dalam persiapan menuju bulan Ramadhan, yang merupakan bulan penuh keberkahan dan ibadah bagi umat Islam.

Oleh karena itu, bulan Sya’ban merupakan waktu yang tepat untuk memperbanyak amalan ibadah dan memperkuat ketaqwaan.

4. Sejarah Pengalihan Arah Kiblat

Peristiwa pengalihan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram terjadi pada bulan Sya’ban.

Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengubah arah kiblat salat dari Masjidil Aqsa di Palestina ke Masjidil Haram di Makkah.

Allah berfirman dalam Alqur’an surat Al-Baqarah ayat 144:

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: “Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” 

5. Kemuliaan Malam Nisyfu Sya’ban

Nisyfu Sya’ban terjadi pada malam pertengahan bulan Sya’ban, tepatnya pada tanggal 15 Sya’ban dalam penanggalan Islam.

Pada malam Nisyfu Sya’ban, Allah SWT mengampuni dosa seluruh penduduk bumi kecuali orang-orang yang berbuat syirik kepada-Nya.

Hal ini tertuang dalam sebuah hadis dari jalur riwayat Ibnu Hibban radhiyallahu anhu berikut ini:

يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

Artinya: “Allah SWT merahmati para hamba-Nya di malam Nisfu Syaban, maka Ia mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan seorang muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap muslim lain karena urusan duniawi,” (HR Ibnu Hibban, ath-Thabarani dan al-Baihaqi).

Memperbanyak amal ibadah di bulan Sya’ban sebagai persiapan untuk menyambut bulan Ramadhan. Persiapan yang matang dan konsisten akan menjadikan bulan Ramadhan berkah dan bermakna.

Wallahu A’lam
Oleh Uswatun Jayanah

Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Kami Yuk