Viral Cek Khodam di Live Tiktok: Merusak Akidah Meski Bercanda
TATSQIF ONLINE – Perkembangan teknologi informasi tidak selalu membawa kemaslahatan dan sering kali menimbulkan mudharat. Konten nyeleneh yang sulit dicegah banyak beredar.
Belakangan ini, di media sosial TikTok, cek khodam menjadi topik hangat. Akun-akun peramal bermunculan dan menyiarkan acara cek khodam secara langsung, membuat penonton penasaran. Beberapa orang bahkan rela memberikan hadiah untuk ramalan tentang khodam yang mengikutinya.
Apa Itu Khodam?
Kata khodam berasal dari bahasa Arab yang berarti pembantu, pengawal, atau penjaga. Biasanya, khodam dikaitkan dengan bangsa jin, yang bentuknya beragam.
Fenomena cek khodam di live TikTok sudah meresahkan. Meskipun sebagian orang menganggapnya bahan bercandaan, hal ini dapat membahayakan akidah dan keyakinan seseorang jika mempercayai adanya pengaruh selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Hukum Mempercayai Peramal
Dalam ajaran Islam, haram hukumnya mendatangi apalagi mempercayai perkataan seorang peramal karena mengandung kekufuran. Syekh Khatib as-Syarbini dari Beirut juga pernah mencetuskan dalam kitab beliau, Mughnil Muhtaj, bahwa mempercayai peramal bertentangan dengan prinsip-prinsip tauhid dan dapat merusak akidah seorang Muslim.
وَأَمَّا الْكِهَانَةُ وَالتَّنْجِيمُ وَالضَّرْبُ بِالرَّمْلِ وَالْحَصَى وَالشَّعِيرِ وَالشَّعْبَذَةِ فَحَرَامٌ تَعْلِيمًا وَتَعَلُّمًا وَفِعْلًا، وَكَذَا إِعْطَاءُ الْعِوَضِ أَوْ أَخْذُهُ عَنْهَا
Artinya: “Ramalan, perbintangan, ritual, dan sulap hukumnya haram baik mengajarkan, belajar dan mempraktikkan. Begitu juga haram memberikan imbalan atau mengambil imbalan dari hal tersebut.”
Dalam penjelasan di atas, secara tegas melarang melakukan timbal balik dengan peramal, seperti memberikan hadiah kepada peramal dalam live cek khodam yang baru-baru ini viral. Rasulullah Sholallahu Alaihi Wasallam bahkan mengancam umatnya yang mendatangi peramal, dukun, atau sejenisnya dalam hadis beliau sebagai berikut:
مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
Artinya: “Barangsiapa yang mendatangi kahin atau arraf dan dia membenarkan ucapannya, maka dia berarti telah kufur pada Al-Quran yang telah diturunkan pada Muhammad,” (HR Ahmad).
Rasulullah SAW sudah mewanti-wanti agar umatnya tidak mendatangi peramal. Oleh karena itu, tindakan ini mutlak haram karena mempercayainya merupakan bentuk pengkhianatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
BACA JUGA: Walimatul ‘Urs: Calon Pengantin Wajib Simak Kiat Pelaksanaannya
Hukum Memelihara Khodam dari Bangsa Jin
Allah SWT memperingatkan manusia agar waspada terhadap jin, setan, dan sejenisnya yang suka berbohong dan menipu. Peringatan ini terdapat dalam Surah Al-A’raf ayat 27 sebagai berikut:
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءٰتِهِمَاۗ اِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Artinya: “Wahai anak cucu Adam, janganlah sekali-kali kamu tertipu oleh setan sebagaimana ia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan kepada keduanya aurat mereka berdua. Sesungguhnya ia (setan) dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak (bisa) melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu (sebagai) penolong bagi orang-orang yang tidak beriman.”
Walaupun jin yang dipelihara mengaku sebagai jin muslim, manusia tidak mengetahui tindakan jin tersebut di alamnya. Jin memiliki hawa nafsu seperti manusia, sehingga dapat kufur dan berbohong kepada pemiliknya. Manusia tidak bisa melihat jin, sementara jin mampu memantau aktivitas manusia.
Oleh karena itu, manusia sebaiknya tidak berinteraksi dengan jin karena jin dapat menyesatkan manusia. Haram hukumnya bersekutu dan meminta perlindungan kepada makhluk halus.
Allah SWT merupakan pelindung terbaik bagi hamba-Nya, sebagaimana termaktub dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 173:
اَلَّذِيْنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ اِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ اِيْمَانًاۖ وَّقَالُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ
Artinya: “(yaitu) mereka yang (ketika ada) orang-orang mengatakan kepadanya, “Sesungguhnya orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan (pasukan) untuk (menyerang) kamu. Oleh karena itu, takutlah kepada mereka,” ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”
Allah SWT menciptakan alam semesta beserta seisinya, termasuk jin dan manusia. Manusia hidup berdampingan dengan jin di alam yang berbeda. Oleh karena itu, sebagai hamba Allah, umat Muslim cukup meminta perlindungan hanya kepada-Nya. Wallahu A’lam
Author: Nur Asyiah Muzakir (Aktivis Dakwah Muslimah)
Editor: Sylvia Kurnia Ritonga (Founder tatsqif.com)