Must ReadPernikahan & Keluarga

Dinamika dan Tantangan dalam Membentuk Keluarga Sakinah

TATSQIF ONLINE Keluarga merupakan unit yang terdiri dari dua orang atau lebih yang tinggal bersama dalam satu rumah tangga karena ikatan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi, memiliki peran yang berbeda, dan berkontribusi dalam pembentukan serta pemeliharaan budaya keluarga.

Interaksi dalam lingkup keluarga melibatkan sejumlah faktor yang mempengaruhi hubungan serta tingkah laku antar individu yang tergabung dalam keluarga. Pentingnya memahami bagaimana perubahan sosial, budaya, dan teknologi mempengaruhi hubungan dan interaksi antara anggota keluarga terungkap dalam manajemen dinamika keluarga.

Praktik perilaku yang positif, komunikasi yang efektif, dan penanganan konflik yang baik dapat membantu mengurangi stres dan ketegangan di antara anggota keluarga.

BACA JUGA: Membangun Keluarga Sakinah: Peran Konseling Perkawinan

Menurut Muhammad Aziz dalam bukunya Keluarga Sakinah dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy’ari, Keluarga Sakinah merupakan harapan bagi setiap mukmin, meskipun menciptakannya tidaklah mudah. Terutama dengan kemajuan teknologi yang membuka akses yang luas bahkan ke dalam privasi keluarga. Terkadang, keterbukaan informasi ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Rendahnya etika dan perilaku sosial yang menyimpang dari ajaran agama, menurunnya akhlak yang terpuji, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat merupakan tantangan utama dalam menciptakan keluarga yang sakinah. Gagalnya komunikasi antara suami dan istri juga dapat menjadi penyebab retaknya keharmonisan dalam keluarga. Oleh karena itu, agama dipandang sebagai solusi dan obat bagi keretakan dalam rumah tangga.

Keluarga sakinah dan harmonis adalah cita-cita bagi setiap pasangan yang menikah, dan bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya. Ia adalah hasil dari perjuangan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, terutama dimulai dari persiapan hati kedua belah pihak.

Pembentukan keluarga melalui institusi pernikahan bertujuan untuk memberikan ketenteraman hati. Allah SWT berfirman dalam Alquran surah Ar-Rum ayat 21:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”

Sakinah, mawaddah, dan rahmat, sebagai elemen-elemen utama dalam sebuah rumah tangga yang bahagia, berasal dari hati yang damai dan tercermin dalam setiap aktivitas sehari-hari. Meskipun al-Qur’an menyebutkan bahwa tujuan pernikahan adalah untuk mencapai sakinah, tidak semua pasangan yang menikah secara otomatis meraih kebahagiaan tersebut.

Tantangan terbesar dalam menciptakan keluarga yang sakinah adalah rendahnya etika dan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama, seperti akhlak yang terpuji dan norma yang berlaku. Selain itu, gagalnya komunikasi antara suami dan istri juga dapat menjadi penyebab utama ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Pertengkaran yang terus-menerus antara pasangan dapat merusak kehangatan keluarga dan menyulitkan pencapaian kebahagiaan dalam rumah tangga.

Beberapa permasalahan yang muncul dalam rumah tangga, seperti perasaan labil, pandangan yang berbeda, dan ketidaksetujuan, dapat menjadi pemicu kepura-puraan dalam hubungan. Hal ini terkadang terlihat harmonis di luar, namun sesungguhnya hidup dalam kepalsuan. Dalam mengatasi masalah-masalah ini, penting bagi suami dan istri untuk memahami hak dan kewajiban masing-masing serta berperan sebagai teladan bagi anak-anak.

Islam menganjurkan untuk membina rumah tangga, namun seringkali kesalahpahaman terjadi ketika tidak memahami esensi sebenarnya dari pernikahan. Pernikahan tanpa cinta hanya akan bertahan sesaat, sedangkan yang didasari oleh cinta akan terus langgeng.

Dinamika keluarga adalah proses yang terjadi di dalam unit keluarga, melibatkan fungsi, peran, dan interaksi antara anggota keluarga. Berbagai aspek dinamika keluarga dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Hubungan antar anggota keluarga:
Keluarga merupakan sebuah entitas terpisah dalam masyarakat yang memainkan peran penting dalam pembentukan suatu bangsa. Setiap individu dalam keluarga memiliki peran sebagai suami, istri, atau anak.

2. Perubahan dalam dinamika keluarga:
Perubahan dalam pola kerja dan kehidupan pribadi dapat memengaruhi dinamika keluarga. Misalnya, bekerja secara remote dapat membingungkan garis batas antara pekerjaan dan waktu keluarga, menyebabkan stres dan ketegangan di antara anggota keluarga.

3. Ketidaksetaraan akses teknologi:
Ketidaksetaraan dalam penggunaan teknologi digital dapat mengganggu hubungan dan komunikasi dalam keluarga karena perbedaan dalam akses ke informasi dan fasilitas teknologi.

4. Perubahan dalam tradisi pernikahan:
Dinamika tradisi pernikahan yang beragam di setiap daerah mencerminkan bagaimana perubahan sosial dan budaya memengaruhi dinamika keluarga.

5. Hukum keluarga:
Dinamika hukum keluarga yang mempengaruhi perkembangan keluarga dapat dijelaskan melalui aspek hukum, seperti perundang-undangan dan praktik hukum terkait hak waris, perceraian, dan rekonsiliasi.

Untuk menciptakan keluarga sakinah, dibutuhkan usaha keras, konsistensi, dan pemahaman yang dalam akan nilai-nilai Islam. Keluarga sakinah bukanlah hanya sekadar harapan, melainkan juga tujuan hidup dari sebuah perkawinan, dengan harapan dapat meminimalisir angka perceraian yang semakin meningkat.

Dampak buruk dari dinamika berkeluarga yang tidak sehat (tidak ada sakinah di dalamnya) akan menyebabkan stres, ketegangan, kenakalan, perilaku yang tidak baik, perubahan tradisi pernikahan, konflik interpersonal, dan masalah hukum keluarga.

Untuk mengurangi dampak buruk ini, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman di dalam keluarga, di mana setiap anggota merasa didukung dan dihargai.

Kehidupan rumah tangga seringkali seperti berlayar di samudra yang luas, kadang-kadang tenang, tapi kadang-kadang dihantam badai. Setiap anggota keluarga harus mampu meredamnya hingga tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Prinsip menerima satu sama lain adalah salah satu prinsip yang penting dalam menjaga dan membangun kesatuan keluarga.

2. Mengatur perilaku yang baik dengan menetapkan aturan dan norma-norma yang jelas dalam keluarga, serta memberikan konsekuensi yang konsisten terhadap perilaku yang tidak pantas.

3. Mengembangkan sikap saling memahami antar anggota keluarga, dengan mendengarkan secara aktif, menghormati pendapat orang lain, dan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak.

Untuk menjaga keutuhan keluarga, pasangan suami istri perlu saling memahami bahwa mereka mungkin memiliki latar belakang dan lingkungan yang berbeda, namun hal tersebut tidak seharusnya memengaruhi interaksi dalam rumah tangga, terutama dalam pengambilan keputusan. Kewajiban dalam rumah tangga adalah saling memahami situasi demi mencapai keselarasan dalam berumah tangga.

4. Mengatur peran setiap anggota keluarga sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan mereka, serta memberikan dukungan yang sesuai untuk memenuhi tanggung jawab masing-masing.

5. Mengatasi konflik interpersonal dengan berkomunikasi secara terbuka dan jujur, menemukan titik temu, dan mencari solusi yang memuaskan semua pihak.

Dalam kehidupan berumah tangga, perbedaan pendapat dan ketidaksesuaian dalam berbagai hal adalah hal yang wajar. Kunci utama bagi keharmonisan rumah tangga, meskipun berjauhan, adalah bersikap terbuka dan jujur mengenai pikiran dan keinginan masing-masing.

Kejujuran menjadi landasan penting dalam membangun kepercayaan di antara pasangan. Tanpa kepercayaan, sulit bagi pasangan untuk saling memahami satu sama lain.

Jika salah satu dari pasangan melakukan kesalahan, penting untuk berani meminta maaf, karena keberanian untuk mengakui kesalahan dapat meningkatkan kepercayaan dalam hubungan.

6. Mengatur fungsi perlindungan keluarga dengan memastikan bahwa setiap anggota keluarga merasa aman dari segala bentuk ancaman atau bahaya, baik secara fisik maupun emosional.

    Mengutip penjelasan Ustadz Khoiruddin di laman islamiccenter.uad.ac.id, beliau memperjelas perbedaan antara sakinah dan tuma’ninah dalam keluarga. Sakinah adalah ketenangan yang dinamis dengan dinamika, sedangkan tuma’ninah adalah ketenangan yang statis.

    Komunikasi atau diskusi adalah kunci untuk menemukan solusi dalam setiap masalah dalam keluarga, yang pada dasarnya adalah ujian untuk melihat ketangguhan keluarga.

    Ada tiga ciri keluarga yang tangguh: pengendalian, komitmen, dan menghadapi tantangan bersama-sama. Dalam Islam, ujian dibagi menjadi dua jenis: ujian dengan keburukan dan ujian dengan kebaikan. Solusinya adalah kesabaran dan melihat sisi positif dari setiap musibah.

    Komitmen adalah kunci untuk keluarga yang tangguh, dengan bukti nyata berupa kesetiaan, kepedulian, dan memegang janji. Persoalan adalah tantangan yang harus dihadapi bersama-sama oleh suami dan istri.

    Dalam pemilihan pasangan, Ustaz Khoiruddin menekankan kesetaraan dalam agama, pendidikan, dan kualitas kepemimpinan serta kesiapan menghadapi tantangan.

    Wallahu A’lam
    Oleh Desy Juniati Harahap (Mahasiswa UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

      • Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

        Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

        Lihat semua pos Lecturer

      Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

      Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

      7 komentar pada “Dinamika dan Tantangan dalam Membentuk Keluarga Sakinah

      • menurut pemakalah, apa saja peran ayah sebagai kepala rumah tangga untuk menciptakan keluarga yang sakinah?

        Balas
      • Sri Hartati Pasaribu

        Bagaimana cara mengatasi perbedaan cara asuh yang di ajarkan kepada anak oleh kedua orang tua, dan bagaimana seharusnya sikap sang anak dalam menanggapi hal tersebut?

        Balas
      • Apa yang harus dilakukan oleh pasangan suami istri agar kehidupan rumah tangganya dapat menjadi keluarga yang sakinah dan tetapmenjadi harmonis dalam menjalani rumahtangga nya

        Balas
      • Nora ayu marito sormin

        Bagaimana cara mengatasi kebohongan antara suami dan istri dalam berumah tangga dan apa kunci agar keluarga menjadi sakinah mawaddah dan warohmah?

        Balas
      • Mawaddah Siregar

        Bagaimana cara mengatasi dinamika dalam berkeluarga untuk mewujudkan keluarga yang sakinah

        Balas
      • Bagaimana menurut pemakalah jika seorang suami membantah perkataan ibunya untuk membela istrinya, sedangkan surga seorang suami ada pada ibunya

        Balas

      Tinggalkan Balasan

      Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

      × Chat Kami Yuk