LifestyleMuamalah

3 Alasan Utama Mengapa Umat Muslim Harus Mencari Kekayaan

TATSQIF ONLINE Menurut ajaran Islam, alasan seorang muslim harus mencari kekayaan tidak hanya terkait dengan kehidupan duniawi seperti sandang, pangan, dan papan, tetapi juga sebagai bekal untuk kehidupan akhirat yang abadi.

Kekayaan merupakan amanah dari Allah subhanahu wa ta’ala, yang harus dikelola dengan bijaksana dan digunakan untuk kebaikan, karena penggunaan harta secara benar akan berbuah pahala dari Allah SWT.

Berikut tiga alasan utama umat Muslim harus mencari kekayaan:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ البَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Artinya: “Islam dibagun di atas lima hal: syahadat laa ilaha illallah dan Muhammadur Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan,” (HR Bukhari dan Muslim).

Seorang Muslim harus memenuhi lima rukun Islam agar keimanannya sempurna. Dari lima rukun Islam tersebut, empat di antaranya berkaitan dengan harta. Rukun Islam tersebut adalah mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan berhaji ke Baitullah.

Seorang Muslim memerlukan pakaian yang layak untuk melakukan sholat. Selain itu, ia juga membutuhkan uang yang cukup untuk melaksanakan kewajiban zakat. Biaya untuk sahur dan berbuka puasa juga perlu persiapan dana. Selain itu, untuk menunaikan ibadah haji mesti mengeluarkan dana yang tidak sedikit.

Perintah Jihad dengan harta disebutkan di dalam Al-Quran sebanyak sembilan kali, salah satunya firman Allah SWT di dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 88:

لَـكِنِ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ مَعَهُ جَاهَدُواْ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ وَأُوْلَـئِكَ لَهُمُ الْخَيْرَاتُ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Artinya: “Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka, dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka itu pula orang-orang yang beruntung.”

Ayat tersebut menyatakan bahwa orang yang berjihad dengan harta dan jiwa akan memperoleh kebaikan dan keberuntungan. Oleh karena itu, ayat tersebut menganjurkan agar seorang muslim berusaha untuk menjadi kaya sehingga dapat lebih mudah berjihad dengan harta. Niscaya ia akan meraih kebaikan dan keberuntungan dari Allah SWT.

Rasulullah SAW telah menjelaskan bahwa ketika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga perkara. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadis:

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Artinya: “Apabila anak adam (manusia) telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya darinya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah (sedekah yang pahalanya terus mengalir), ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang selalu mendoakannya,” (HR Muslim).

Hadis di atas menyebutkan bahwa seseorang yang melakukan sedekah jariyah akan terus mengalir pahalanya, bahkan hingga meninggal dunia kelak. Dengan harta yang banyak, maka akan memudahkan seseorang bersedekah dengan jumlah yang lebih banyak.

Seorang muslim harus meyakini bahwa mencari rezeki dan harta di dunia adalah suatu keharusan. Hal ini karena kekayaan dapat menjadi salah satu pendukung suksesnya dakwah Islam.

Wallahu A’lam
Oleh Dede Sobariah

Editor & Publikator: Sylvia Kurnia Ritonga

Seorang pembelajar sekaligus pengajar, pendiri tatsqif.com, aktif di bidang kepenulisan dan pengembangan ilmu, serta antusias dengan hal-hal baru yang positif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Kami Yuk