Begini Uraian Kemukjizatan Al-Quran dan Aspek-aspeknya, Simak
TATSQIF ONLINE – Al-Quran adalah kitab suci umat Islam, sekaligus sebagai mukjizat terbesar yang diterima oleh Nabi Muhammad shallalahu alaihi wa sallam. Kehebatan dan kemuliaan Al-Quran terbukti tidak hanya melalui pesan-pesannya yang mendalam, tetapi juga melalui berbagai aspek yang menjadikannya unik dan tak tertandingi sepanjang sejarah.
Di tengah dunia yang terus berkembang dan berubah, Al-Quran tetap relevan dan memukau para ahli dengan keindahan bahasanya, kedalaman maknanya, dan kesempurnaan syariatnya. Mukjizat ini menggambarkan kekuasaan dan kebijaksanaan Allah SWT, sembari menjadi bukti nyata kenabian Nabi Muhammad SAW.
Pengertian Kemukjizatan Al-Quran
Kemukjizatan Al-Quran berasal dari bahasa Arab “I’jaz” yang berakar dari kata “a’jaza yu’jizu -I’jaz” yang berarti membuat sesuatu atau seseorang menjadi lemah dan tidak berdaya. Dengan penambahan huruf “ta” marbuthah di akhir kata, makna tersebut menjadi lebih kuat (mubalaghah). Oleh karena itu, kemukjizatan berarti benar-benar melemahkan dan membuat seseorang atau sesuatu tidak berdaya.
Para pakar mendefinisikan kemukjizatan sebagai suatu hal yang luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku sebagai Nabi, sebagai bukti kenabiannya, dan ditujukan kepada mereka yang meragukan atau menyangkalnya. Dalam bahasa Indonesia, mukjizat diartikan sebagai kejadian atau peristiwa ajaib yang sulit dijangkau oleh kemampuan akal manusia, seperti saat Nabi Musa dapat membelah Laut dengan pukulan tongkatnya.
Dalam pandangan Islam, Al-Quran adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW, yang memiliki keutamaan luar biasa karena tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dan dapat dirasakan hingga akhir zaman. Berbeda dengan mukjizat nabi-nabi terdahulu yang bersifat temporal (sementara).
Para ulama sepakat mengenai adanya kemukjizatan Al-Quran, namun mereka berbeda pendapat mengenai aspek-aspek yang bisa dikatakan sebagai mukjizat. Menurut Al-Suyuthi dalam Al-Itqan fi Ulum Al-Quran, mukjizat pada umumnya terbagi dalam dua bentuk: Mukjizat Hissiyyah yang dapat ditangkap oleh panca indera dan Mukjizat ‘Aqliyyah yang hanya dapat ditangkap oleh nalar manusia.
Di antara sekian banyak aspek yang dikemukakan oleh para ulama, Syekh Manna’ Khalil al-Qattan dalam Mabahits fi Ulum al-Quran menjelaskan tiga aspek utama kemukjizatan Al-Quran.
1. Kemukjizatan Al-Quran dari Segi Bahasa
Al-Quran turun dengan bahasa Arab yang indah, melampaui keindahan bahasa dan sastra Arab pada masa jahiliah. Pada masa itu, bangsa Arab sangat mengagungkan bahasa dan sering mengadakan perlombaan syair, khotbah, petuah, dan nasihat. Syair-syair yang dinilai indah akan digantung di Ka’bah sebagai bentuk penghormatan kepada penggubahnya sekaligus agar dinikmati oleh masyarakat.
Ketika Al-Quran turun dengan keindahan bahasanya yang mengandung kefasihan, kesempurnaan penyampaian (bayan), keserasian kata, dan kelancaran logika, bangsa Arab tertegun akan kemukjizatan Al-Quran tersebut. Meskipun mereka memiliki pencapaian tinggi dalam sastra Arab, baik syair maupun prosa, mereka tetap tidak berdaya menghadapi kemukjizatan Al-Quran dari segi bahasa.
2. Kemukjizatan Al-Quran dari Segi Ilmiah
Kemukjizatan ilmiah dalam Al-Quran bukan terletak pada teori yang selalu berubah, tetapi pada dorongannya agar manusia senantiasa berpikir dan menggunakan akal. Al-Quran mendorong manusia untuk memikirkan tentang alam sekitar, dari hal yang terkecil hingga yang terbesar. Melalui perenungan dan tadabbur, manusia diharapkan sampai pada kesimpulan tentang kekuasaan Allah SWT sebagai Sang Pencipta yang tiada duanya.
Kemukjizatan Al-Quran dari segi ilmiah ini juga membawa manusia untuk mengenal lebih jauh tentang alam semesta dan keilmuan yang mungkin dapat disimpulkan darinya, seperti ilmu biologi, astronomi, dan geografi.
3. Kemukjizatan Al-Quran dari Segi Syariat
Menurut pandangan umat Islam, Al-Quran mengandung hukum syariat yang paling ideal dan undang-undang yang paling lurus bagi kehidupan manusia. Al-Quran memberikan aturan dan tuntunan secara universal kepada manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, mulai dari yang bersifat individual hingga komunal.
Di balik itu semua, ada kesempurnaan hukum yang tak terkira. Seluruh syariat Al-Quran, tanpa terkecuali, memuat hikmah yang luar biasa seperti hukum hudud, aturan waris, dan ketentuan transaksi keuangan. Dari syariat tersebut dapat digali nilai moral yang ideal yang dapat digunakan dalam mengatur masyarakat.
Kemukjizatan Al-Quran adalah bagian yang tak terpisahkan dari keyakinan seorang muslim terhadap Al-Quran itu sendiri sebagai firman Allah SWT yang diturunkan sebagai petunjuk, rahmat, dan obat bagi umat Islam.
Aspek-aspek Kemukjizatan Al-Quran
Al-Quran adalah kitab suci dalam agama Islam yang diyakini sebagai firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Aspek-aspek kemukjizatan Al-Quran diyakini menjadikannya unik dan istimewa.
Mukjizat adalah tanda ajaib yang menunjukkan kebenaran dan keesaan Allah SWT, dan Al-Quran merupakan salah satu mukjizat terbesar yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW. Para ulama berbeda pendapat mengenai aspek-aspek kemukjizatan Al-Quran ini, tetapi ada beberapa aspek utama yang dijelaskan secara umum, sesuai dengan isi Al-Quran itu sendiri.
1. Aspek Ash-Sharfah (Pemalingan)
Al-Quran memiliki Ash-Sharfah, yaitu kemampuan untuk memalingkan manusia dari jalan kebatilan menuju jalan kebenaran. Beberapa ulama berpendapat bahwa Allah memalingkan perhatian orang-orang Arab yang sebenarnya mampu menandingi Al-Quran. Allah mencabut atau memalingkan ilmu-ilmu mereka, sehingga mereka tidak dapat menandingi Al-Quran.
Al-Quran adalah petunjuk yang jelas bagi seluruh umat manusia dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi hati dan pikiran manusia, membawa mereka kepada pemahaman yang lebih dalam tentang Allah dan agama Islam.
2. Aspek Balaghah (Keindahan Bahasa)
Salah satu ciri khas Al-Quran adalah keindahan bahasanya. Bahasa Al-Quran memiliki kelengkapan, ketepatan, dan kejelasan yang tak tertandingi. Al-Quran memuat penggunaan bahasa yang sangat kaya, serta seni dan gaya bahasa yang memukau.
Para penyair dan ahli sastra Arab pada masa itu mengakui bahwa tidak ada yang bisa menandingi keindahan bahasa Al-Quran. Bahasa Al-Quran bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi juga memiliki kedalaman makna dan pesan yang mendalam.
3. Aspek Kandungan Isinya
Kandungan Al-Quran sangat luas dan mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk akidah, etika, hukum, sejarah, dan sains. Al-Quran berbicara tentang berbagai topik, termasuk kisah para nabi, teladan moral, dan pelajaran yang dapat diambil untuk membimbing manusia dalam hidupnya.
Al-Quran juga mengandung berita ghaib, yang merupakan informasi tentang peristiwa yang terjadi sebelumnya atau petunjuk tentang apa yang akan terjadi setelah turunnya Al-Quran. Selain itu, terdapat isyarat-isyarat ilmiah yang mungkin hanya dipahami oleh para ilmuwan, seperti hukum pergantian siang dan malam yang sudah dijelaskan dalam Al-Quran.
4. Aspek Kesempurnaan Syariat
Al-Quran tidak hanya mengandung petunjuk moral dan etika, tetapi juga merupakan sumber utama hukum dalam agama Islam. Al-Quran memberikan panduan tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk hukum pernikahan, warisan, perdagangan, dan banyak lagi.
Hukum-hukum dalam Al-Quran dirancang untuk menciptakan masyarakat yang adil, aman, dan sejahtera. Keajaiban Al-Quran terlihat dalam kesempurnaan hukum syariatnya yang relevan dan dapat diterapkan dalam berbagai keadaan.
Wallahu A’lam
Oleh Syahniar Maharaja (Mahasiswa UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)
Jelaskan bentuk implikasi dari mempercayai kemukjizatan al quran bagi seorang muslim/ah?
Bagaimana cara mempertahankan keyakinan akan kemukjizatan Al-Qur’an di era modern ini?
Sebagai seorang muslim tentu yakin terhadap mukjizat Al qur’an akan menambah keyakinannya terhadap Keesaan Allah SWT, tapi bagaimana dengan kaum yang berbeda respon terhadap mukjizat Al Qur’an??