Aqidah & Akhlak

Syirik dalam Seni dan Budaya: Simak Bentuk, Dampak, dan Solusi

TATSQIF ONLINE  Dalam Islam, syirik merupakan dosa terbesar yang tidak akan diampuni oleh Allah jika pelakunya meninggal dalam keadaan belum bertaubat. Allah berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 48:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa selain syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang sangat besar.”

Syirik dapat muncul dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk seni dan budaya. Banyak tradisi yang berkembang di masyarakat memiliki unsur-unsur syirik yang dapat mengikis nilai tauhid jika tidak disadari. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami bagaimana syirik bisa menyelinap dalam seni dan budaya serta cara menghindarinya.

Definisi Syirik

Secara bahasa, syirik berasal dari kata شَرَكَ (syaraka) yang berarti “menyekutukan” atau “mempersekutukan.” Dalam konteks akidah Islam, syirik adalah mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain dalam hal rububiyyah (ketuhanan), uluhiyyah (ibadah), atau asma wa sifat (nama dan sifat).

Syirik terbagi menjadi dua bentuk utama:

1. Syirik Akbar (Besar) – Syirik yang mengeluarkan seseorang dari Islam, seperti menyembah berhala, memohon pertolongan kepada jin, atau percaya bahwa selain Allah memiliki kekuasaan yang mutlak.

2. Syirik Asghar (Kecil) – Syirik yang tidak sampai mengeluarkan seseorang dari Islam, tetapi tetap merupakan dosa besar, seperti riya’ (pamer ibadah) dan bersumpah dengan selain nama Allah.

    Bentuk-Bentuk Syirik dalam Seni dan Budaya

    1. Syirik dalam Seni

    Seni adalah salah satu bentuk ekspresi manusia yang mencakup lukisan, musik, tarian, sastra, dan pertunjukan teater. Namun, tanpa disadari, beberapa praktik seni dapat mengandung unsur syirik, seperti:

    a) Pemujaan Arca dan Patung
    Membuat atau menyembah patung sebagai objek pemujaan adalah bentuk syirik yang jelas. Sejak zaman dahulu, banyak masyarakat menggunakan patung sebagai perantara kepada dewa-dewa mereka. Rasulullah ﷺ bersabda:

    إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ المُصَوِّرُونَ

    Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling berat siksaannya pada hari kiamat adalah para pembuat gambar (patung yang disembah).” (HR. Bukhari dan Muslim)

    b) Simbolisme Mistik dalam Seni
    Beberapa karya seni mengandung simbol-simbol yang terkait dengan kekuatan gaib atau mistis, seperti simbol-simbol okultisme yang digunakan dalam lukisan, ukiran, atau desain arsitektur.

    c) Musik dan Tarian Ritual
    Dalam beberapa budaya, terdapat tarian dan musik yang digunakan dalam upacara pemanggilan roh atau pemujaan kepada makhluk selain Allah. Hal ini dapat menjadi bentuk syirik jika dipercaya bahwa ritual tersebut memiliki kekuatan supranatural.

    2. Syirik dalam Budaya

    Budaya merupakan aspek kehidupan yang mencakup adat istiadat, kepercayaan, dan tradisi suatu masyarakat. Namun, tidak semua budaya selaras dengan nilai-nilai tauhid. Berikut beberapa bentuk syirik dalam budaya:

    a) Kepercayaan kepada Kuasa Mistikal
    Beberapa budaya mengajarkan pemujaan kepada roh nenek moyang, jin, atau makhluk gaib sebagai pelindung kampung atau keluarga. Islam melarang hal ini, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Jin ayat 6:

    وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ ٱلْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ ٱلْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

    Artinya: “Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.”

    b) Ritual dan Adat Bertentangan dengan Tauhid
    Beberapa upacara adat mewajibkan persembahan kepada makhluk selain Allah, seperti menyajikan makanan untuk roh, memandikan benda keramat, atau meminta restu dari penjaga ghaib. Praktik ini termasuk dalam syirik akbar.

    c) Jampi dan Mantera Syirik
    Menggunakan jampi atau mantera yang mengandung unsur penyembahan kepada selain Allah atau meminta pertolongan kepada jin dapat merusak akidah seorang Muslim. Rasulullah ﷺ bersabda:

    إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ

    Artinya: “Sesungguhnya jampi-jampi, jimat, dan pelet adalah syirik.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

    Cara Menghindari Syirik dalam Seni dan Budaya

    Agar terhindar dari syirik dalam seni dan budaya, umat Islam perlu menerapkan langkah-langkah berikut:

    1. Mempelajari Aqidah Islam yang Benar
    Pemahaman yang kuat tentang tauhid dapat membantu seseorang membedakan mana yang sesuai dengan ajaran Islam dan mana yang bertentangan.

    2. Menjaga Niat dalam Berkarya
    Seni dan budaya harus dikembangkan dengan niat yang bersih dan tidak bertentangan dengan syariat Islam.

    3. Menyaring Elemen Budaya
    Tidak semua unsur budaya bertentangan dengan Islam, tetapi harus ada penapisan agar yang diterapkan tidak menyimpang dari ajaran tauhid.

    4. Menjadikan Islam sebagai Panduan
    Segala bentuk ekspresi seni dan budaya sebaiknya mengandung nilai-nilai Islam dan tidak melanggar prinsip akidah.

    5. Menjauhi Jimat dan Ritual Mistis
    Islam melarang penggunaan jimat atau ritual yang melibatkan bantuan dari makhluk selain Allah. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

      مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ

      Artinya: “Barang siapa menggantungkan jimat, maka dia telah berbuat syirik.” (HR. Ahmad)

      Kesimpulan

      Seni dan budaya adalah bagian penting dari kehidupan manusia, tetapi umat Islam harus memastikan bahwa praktik yang mereka lakukan tidak mengandung unsur syirik. Syirik dalam seni dapat berupa pemujaan patung, penggunaan simbol mistik, atau ritual tarian pemanggilan roh, sementara syirik dalam budaya bisa berupa pemujaan nenek moyang, ritual sesajen, atau jampi-jampi.

      Oleh karena itu, setiap Muslim harus memahami ajaran tauhid dengan benar agar dapat membedakan mana seni dan budaya yang sesuai dengan Islam dan mana yang dapat merusak akidah. Dengan begitu, seni dan budaya dapat menjadi sarana untuk memperkuat keimanan, bukan malah menjauhkan diri dari Allah. Wallahua’lam.

      Hanafi Setiawan (Mahasiswa Prodi Teknologi Informasi UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

      Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

      Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

      5 komentar pada “Syirik dalam Seni dan Budaya: Simak Bentuk, Dampak, dan Solusi

      • Dimas Adrian

        Apa apa saja karya seni mengandung simbol-simbol yang terkait dengan kekuatan gaib atau mistis sehingga menyebabkan adanya kesyirikan

        Balas
      • Syakila Azzahra

        Jika suatu seni atau budaya memiliki unsur historis yang berhubungan dengan ritual syirik, tetapi telah dimodifikasi menjadi sekadar hiburan, apakah masih termasuk dalam praktik yang dilarang?

        Balas
      • Bagaimana cara membedakan antara seni dan budaya yang dibenarkan dalam islam dengan yang mengandung unsur syirik?

        Balas
      • Ribi yani

        Bagaimana cara memahami dampak syirik dalam seni dan budaya terhadap kehidupan ?

        Balas

      Tinggalkan Balasan

      Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

      × Chat Kami Yuk