Al-Qur'an & Hadis

Ragam Pendapat Ayat Al-Qur’an yang Pertama dan Terakhir Turun

TATSQIF ONLINE – Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup bagi umat Islam. Kitab ini merupakan kalamullah yang memiliki makna, tujuan, dan kebenaran hakiki yang hanya diketahui oleh Allah SWT. Oleh karena itu, umat Islam perlu memahami isi dan makna Al-Qur’an agar dapat mengamalkan ajarannya dengan benar.

Dalam proses kajian terhadap Al-Qur’an, terdapat beberapa permasalahan penting yang memerlukan penelitian mendalam. Salah satu kajian menarik yang menjadi perdebatan di kalangan ulama adalah mengenai ayat pertama dan terakhir yang turun.

Pendapat Ulama Tentang Ayat Pertama yang Turun

Terdapat beberapa pendapat ulama mengenai ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW:

a. Pendapat Mayoritas Ulama: Al-‘Alaq Ayat 1-5

Pendapat yang paling masyhur di kalangan ulama menyatakan bahwa ayat pertama yang diturunkan adalah Surah Al-‘Alaq ayat 1-5. Hal ini berdasarkan hadis riwayat dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, sebagai berikut:

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أَنَّهَا قَالَتْ: أَوَّلُ مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْوَحْيِ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ فِي النَّوْمِ، فَكَانَ لَا يَرَى رُؤْيَا إِلَّا جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ الصُّبْحِ، ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلَاءُ، وَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ – وَهُوَ التَّعَبُّدُ – اللَّيَالِي ذَوَاتِ الْعَدَدِ قَبْلَ أَنْ يَنْزِعَ إِلَى أَهْلِهِ، وَيَتَزَوَّدُ لِذَلِكَ، ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ لِمِثْلِهَا، حَتَّى جَاءَهُ الْحَقُّ وَهُوَ فِي غَارِ حِرَاءٍ، فَجَاءَهُ الْمَلَكُ فَقَالَ: اقْرَأْ، قَالَ: مَا أَنَا بِقَارِئٍ. قَالَ: فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ، ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ: اقْرَأْ، قُلْتُ: مَا أَنَا بِقَارِئٍ، فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ، ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ: اقْرَأْ، فَقُلْتُ: مَا أَنَا بِقَارِئٍ، فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ، ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ: اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ۝١ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ ۝٢ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ ۝٣ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ۝٤ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ۝٥

Artinya: “Dari Aisyah, Ummul Mukminin, bahwa ia berkata: ‘Permulaan wahyu yang diterima oleh Rasulullah ﷺ adalah mimpi yang baik dalam tidur. Beliau tidak melihat suatu mimpi kecuali datang seperti cahaya fajar. Kemudian beliau mulai menyukai menyendiri, dan beliau biasa beribadah di Gua Hira, bertahannuts (yakni beribadah) selama beberapa malam sebelum kembali kepada keluarganya. Beliau membawa bekal untuk itu, lalu kembali kepada Khadijah untuk mengambil bekal lagi seperti sebelumnya. Hingga datanglah kebenaran (wahyu) kepadanya ketika beliau berada di Gua Hira. Maka datanglah malaikat kepadanya dan berkata: ‘Bacalah!’ Beliau menjawab: ‘Aku tidak bisa membaca.’ Malaikat itu lalu memelukku dengan kuat hingga aku merasa kesulitan yang amat sangat, kemudian melepaskanku dan berkata: ‘Bacalah!’ Aku menjawab: ‘Aku tidak bisa membaca.’ Maka malaikat itu memelukku lagi untuk kedua kalinya dengan kuat hingga aku merasa kesulitan yang amat sangat, lalu melepaskanku dan berkata: ‘Bacalah!’ Aku kembali menjawab: ‘Aku tidak bisa membaca.’ Malaikat itu kemudian memelukku untuk ketiga kalinya, lalu melepaskanku dan berkata: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (2) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. (4) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya,” (HR Bukhari).

Berdasarkan hadits ini, para ulama sepakat bahwa ayat pertama yang turun adalah lima ayat pertama dari Surah Al-‘Alaq.

b. Pendapat Lain: Al-Muddatstsir Ayat 1-5

Pendapat lain menyatakan bahwa ayat pertama yang turun adalah Surah Al-Muddatstsir ayat 1-5. Pendapat ini berdasarkan riwayat dari Jabir bin Abdullah, yang menyebutkan:

بَيْنَا أَنَا أَمْشِي إِذْ سَمِعْتُ صَوْتًا مِنَ السَّمَاءِ، فَرَفَعْتُ بَصَرِي، فَإِذَا الْمَلَكُ الَّذِي جَاءَنِي بِحِرَاءَ جَالِسٌ عَلَى كُرْسِيٍّ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، فَرَعِبْتُ مِنْهُ، فَرَجَعْتُ، فَقُلْتُ: زَمِّلُونِي زَمِّلُونِي، فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ ۝١ قُمْ فَأَنْذِرْ ۝٢ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ ۝٣ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ ۝٤ وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ ۝٥

Artinya: “Ketika aku sedang berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara dari langit, maka aku pun mengarahkan pandanganku ke atas. Ternyata malaikat yang pernah datang kepadaku di Gua Hira sedang duduk di atas kursi di antara langit dan bumi. Aku pun merasa ketakutan karenanya, lalu aku segera pulang dan berkata, “Selimuti aku! Selimuti aku!” Maka Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya: “Wahai orang yang berselimut! (1) Bangunlah, lalu berilah peringatan! (2) Dan agungkanlah Tuhanmu! (3) Dan bersihkanlah pakaianmu! (4) Dan tinggalkanlah segala perbuatan dosa!” (HR Bukhari dan Muslim).

Menurut pendapat ini, Surah Al-Muddatstsir lebih dahulu turun secara lengkap, sementara Surah Al-‘Alaq hanya turun sebagian. Namun, mayoritas ulama tetap berpegang bahwa ayat pertama yang turun adalah Surah Al-‘Alaq ayat 1-5.

c. Pendapat Minoritas: Surah Al-Fatihah

Beberapa ulama berpendapat bahwa ayat pertama yang turun adalah Surah Al-Fatihah secara lengkap. Pendapat ini kurang didukung oleh dalil kuat, tetapi beberapa ulama menafsirkan bahwa surah ini pertama kali diturunkan secara utuh untuk menjadi bacaan wajib dalam salat.

d. Pendapat Lainnya: Basmalah

Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa wahyu pertama adalah بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ. Pendapat ini didasarkan pada kenyataan bahwa basmalah mendahului setiap surah dalam Al-Qur’an, kecuali Surah At-Taubah. Namun, pendapat ini tidak banyak diterima karena tidak didukung oleh hadis sahih.

Perbedaan Pendapat Ulama tentang Ayat Terakhir yang Turun

Sebagaimana ayat pertama yang turun, ulama juga berbeda pendapat mengenai ayat terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Perbedaan ini disebabkan oleh variasi riwayat yang ada serta penafsiran terhadapnya. Berikut beberapa pendapat utama mengenai ayat terakhir yang diturunkan:

a. Pendapat Pertama: Al-Baqarah Ayat 281

Pendapat yang paling banyak diterima oleh para ulama menyatakan bahwa ayat terakhir yang turun adalah Alquran Surah Al-Baqarah ayat 281:

وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ ۝٢٨١

Artinya: “Dan takutlah pada hari ketika kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian setiap orang akan diberi balasan yang sempurna atas apa yang telah dikerjakannya, dan mereka tidak akan dizalimi.”

Pendapat ini didukung oleh riwayat yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas, yang menyatakan:

آخِرُ آيَةٍ نَزَلَتْ فِي القُرْآنِ: وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ

Artinya: “Ayat terakhir yang diturunkan dalam Al-Qur’an adalah: ‘Dan takutlah pada hari ketika kamu semua dikembalikan kepada Allah,” (HR Bukhari).

Hadis ini didukung oleh beberapa perawi lainnya. Menurut pendapat ini, ayat ini turun hanya beberapa hari sebelum wafatnya Nabi Muhammad SAW, dan beliau tidak hidup lama setelahnya.

b. Pendapat Kedua: Al-Maidah Ayat 3

Pendapat lain menyatakan bahwa ayat terakhir yang turun adalah Alquran Surah Al-Maidah ayat 3:

ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ

Artinya: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah Aku cukupkan nikmat-Ku atas kalian, dan telah Aku ridai Islam sebagai agama bagi kalian.”

Pendapat ini berdasarkan riwayat dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, yang menyebutkan bahwa ayat ini turun pada Hari Arafah, saat Nabi Muhammad SAW melaksanakan Haji Wada’.

Namun, sebagian ulama membantah pendapat ini dengan menyatakan bahwa Surah Al-Maidah ayat 3 bukanlah ayat terakhir yang turun, melainkan ayat yang menandakan kesempurnaan syariat Islam, sedangkan setelah itu masih ada ayat-ayat lain yang turun.

c. Pendapat Ketiga: Al-Baqarah Ayat 282 (Ayat Utang/Piutang)

Sebagian ulama lain berpendapat bahwa ayat terakhir yang turun adalah Alquran Surah Al-Baqarah ayat 282, yang merupakan ayat terpanjang dalam Al-Qur’an, berkaitan dengan transaksi utang-piutang:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنتُمْ بِدَيْنٍ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan transaksi utang-piutang untuk waktu yang ditentukan, maka hendaklah kamu menuliskannya.”

Pendapat ini berdasarkan beberapa riwayat yang menyebutkan bahwa ayat ini turun setelah Haji Wada’, ketika Islam telah sempurna secara syariat tetapi masih ada ketentuan-ketentuan rinci yang perlu disampaikan.

Kesimpulan

Dari berbagai pendapat ulama, dapat disimpulkan bahwa ayat pertama yang diturunkan adalah QS. Al-‘Alaq ayat 1-5, berdasarkan riwayat shahih dari Aisyah radhiyallahu ‘anha yang terdapat dalam Shahih Bukhari. Sementara itu, mengenai ayat terakhir yang turun masih terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Mayoritas berpendapat bahwa ayat terakhir adalah QS. Al-Baqarah ayat 281, sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas.

Perbedaan ini tidak menunjukkan kontradiksi, karena QS. Al-Maidah ayat 3 lebih menegaskan kesempurnaan agama Islam, sedangkan QS. Al-Baqarah ayat 281 dianggap sebagai wahyu penutup dalam Al-Qur’an. Memahami proses turunnya wahyu menjadi hal yang sangat penting, karena berkaitan erat dengan hukum-hukum Islam dan bagaimana umat Islam memahami serta mengamalkan syariat dalam kehidupan mereka. Wallahua’lam.

Sovi Ulfiah (Mahasiswa Prodi PGMI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

7 komentar pada “Ragam Pendapat Ayat Al-Qur’an yang Pertama dan Terakhir Turun

  • Syakilah

    Mengapa terjadi perbedaan di kalangan ulama dalam menentukan ayat yang terakhir turun?

    Balas
  • Siti aisyah siregar

    Mengapa terjadi perbedaan dikalangan ulama dalam menentukan ayat yang terakhir turun

    Balas
  • Rabiatul Adawiyah Nur Arifin

    Apa kelebihan dan kekurangan dari masing masing pendapat ulama tentang ayat alquran yang pertama turun?

    Balas
  • Mardia annisah

    Apa perbedaan antara ayat Alquran yang pertama dan terakhir turun dalam hal isi dan makna?

    Balas
  • Coba jelaskan, kenapa Al Qur’an tidak disusun dengan urutan turunnya surah?

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Kami Yuk