Memahami Ayat Mutasyabih dalam Al-Qur’an: Contoh & Makna
TATSQIF ONLINE – Ayat mutasyabih adalah ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang memiliki makna samar atau ambigu, yang hanya diketahui hakikatnya oleh Allah SWT. Ayat-ayat ini sering kali berkaitan dengan perkara gaib atau konsep yang tidak dapat dijangkau oleh akal manusia secara pasti. Oleh karena itu, pemahaman terhadap ayat mutasyabih membutuhkan penafsiran yang mendalam serta pendekatan yang hati-hati agar tidak menimbulkan kekeliruan.
Para ulama membedakan ayat mutasyabih menjadi dua jenis. Pertama, mutasyabih hakiki, yaitu ayat-ayat yang hakikatnya hanya Allah yang mengetahuinya, seperti waktu datangnya kiamat atau hakikat sifat-sifat Allah. Kedua, mutasyabih idhafi, yaitu ayat-ayat yang maknanya dapat dipahami jika dikaitkan dengan ayat-ayat lain atau dengan konteks tertentu dalam syariat Islam.
Berikut beberapa contoh ayat mutasyabih yang terdapat dalam Al-Qur’an:
1. QS Az-Zumar Ayat 53
Allah SWT berfirman:
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًاۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'”
Ayat ini dikategorikan sebagai mutasyabih karena memiliki makna yang bisa menimbulkan pemahaman berbeda jika tidak ditafsirkan dengan benar. Sebagian orang mungkin memahami ayat ini sebagai jaminan mutlak bahwa semua dosa akan diampuni tanpa syarat, padahal ayat ini harus dipahami dalam konteks keimanan dan taubat yang benar.
2. QS Ali ‘Imran Ayat 138
Allah SWT berfirman:
هٰذَا بَيَانٌ لِّلنَّاسِ وَهُدًى وَّمَوْعِظَةٌ لِّلْمُتَّقِيْنَ
Artinya: “Dan inilah (Al-Qur’an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, petunjuk dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.”
Ayat ini bersifat mutasyabih karena Al-Qur’an disebut sebagai bayān (keterangan yang jelas), tetapi pada saat yang sama, tidak semua orang mampu memahami maknanya dengan benar. Oleh karena itu, pemahaman terhadap ayat ini memerlukan keilmuan dan ketakwaan yang mendalam agar seseorang dapat mengambil petunjuk dari Al-Qur’an secara benar.
3. QS Thaha Ayat 110
Allah SWT berfirman:
يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِهٖ عِلْمًا
Artinya: “Dia (Allah) mengetahui apa yang di hadapan mereka (apa yang akan terjadi), sedangkan ilmu mereka tidak meliputi-Nya.”
Ayat ini dikategorikan sebagai mutasyabih karena berbicara tentang ilmu Allah yang tidak terbatas, sedangkan manusia memiliki keterbatasan dalam memahami ilmu-Nya. Manusia tidak dapat mengetahui segala sesuatu tentang Allah secara menyeluruh, kecuali apa yang Allah kehendaki untuk diketahui.
Pendekatan Ulama dalam Memahami Ayat Mutasyabih
Para ulama memiliki dua pendekatan utama dalam memahami ayat mutasyabih:
1. Tafwidh (Menyerahkan Makna kepada Allah)
Ulama seperti Imam Malik dan Al-Ghazali berpendapat bahwa ayat tersebut harus diterima sebagaimana adanya tanpa mencari tahu hakikat sebenarnya. Mereka menyerahkan sepenuhnya makna ayat-ayat tersebut kepada Allah SWT.
2. Ta’wil (Menafsirkan dengan Pendekatan yang Rasional)
Ulama seperti Ibnu Qayyim dan Al-Razi berpendapat bahwa ayat ini bisa ditafsirkan dengan pendekatan bahasa dan kaidah syariat, selama tidak bertentangan dengan prinsip aqidah Islam.
Kesimpulan
Ayat mutasyabih dalam Al-Qur’an merupakan bagian dari ujian intelektual dan spiritual bagi umat Islam. Pemahaman terhadapnya memerlukan kehati-hatian dan ilmu yang mendalam agar tidak terjerumus ke dalam pemahaman yang keliru. Para ulama telah menetapkan metode untuk memahaminya dengan pendekatan tafwidh atau ta’wil, yang keduanya bertujuan untuk menjaga kemurnian aqidah Islam. Wallahua’lam.
Wulan Sari (Mahasiswa Prodi PGMI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)
Mengapa Allah SWT menurunkan ayat-ayat mutasyabih, dan apakah hikmah di sebaliknya?
. Apa saja kaidah utama dalam menafsirkan ayat mutasyabihat menurut ulama?
Jelaskan apa saja yang dapat menjadi metode tafsir untuk dapat memahami makna dari ayat mutasyabihat?
Coba jelaskan contoh ayat mutasyabih yang terdapat dalam Al-Qur’an QS Az-Zumar Ayat 53?
Apakah hikmah keberadaan ayat mutasyabihat di dalam alquran?
Apa batasan sebuah ayat dikategorikan muhkamat atau mutasyabihat?