Al-Qur'an & Hadis

Ulumul Qur’an: Sejarah, Klasifikasi, dan Pembahasannya, Simak

TATSQIF ONLINE – Al-Qur’an adalah wahyu terakhir yang diturunkan sebagai petunjuk bagi umat manusia. Kitab ini bukan sekadar kumpulan ayat suci, tetapi juga sumber utama hukum Islam dan pedoman moral yang abadi. Oleh karena itu, memahami Al-Qur’an tidak cukup hanya dengan membacanya, tetapi juga perlu mengetahui bagaimana ia diturunkan, disampaikan, dibaca, dan ditafsirkan.

Di sinilah Ulumul Qur’an berperan sebagai disiplin ilmu yang mengkaji berbagai aspek Al-Qur’an secara mendalam. Ilmu ini membantu menjelaskan konteks turunnya ayat, ragam qira’at, serta berbagai makna yang terkandung di dalamnya. Dengan memahami Ulumul Qur’an, seorang Muslim dapat lebih dekat dengan Al-Qur’an, memahami pesan-pesannya dengan benar, dan menerapkannya dalam kehidupan.

Hasbi Ash-Shiddiqy (1994: 100) mengelompokkan pokok bahasan Ulumul Qur’an menjadi enam bagian utama. Berikut adalah pembahasannya secara sistematis dengan dalil-dalil yang mendukung setiap aspek.

Turunnya Al-Qur’an merupakan peristiwa yang menjadi dasar utama dalam kajian Ulumul Qur’an. Tiga aspek utama dalam pembahasan ini adalah waktu dan tempat turunnya, sebab-sebab turunnya, dan sejarah pewahyuan.

a. Waktu dan Tempat Turunnya Al-Qur’an

Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur selama 23 tahun, dimulai di Gua Hira dengan wahyu pertama. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Az-Zumar ayat 23:

اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَ

Artinya: “Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik, yaitu Al-Qur’an yang serupa lagi berulang-ulang…”

b. Sebab-Sebab Turunnya Al-Qur’an (Asbab al-Nuzul)

Asbab al-nuzul membantu memahami konteks turunnya ayat. Salah satu contoh adalah Alquran Surah Al-Mujadilah ayat 1 yang turun setelah seorang perempuan mengadu kepada Rasulullah ﷺ tentang suaminya:

قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا

Artinya: “Sungguh, Allah telah mendengar perkataan perempuan yang mengajukan gugatan kepada engkau tentang suaminya…”

c. Sejarah Turunnya Al-Qur’an

Al-Qur’an diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Rasulullah ﷺ. DalamAlquran Surah Al-Baqarah ayat 185 dijelaskan bahwa Al-Qur’an pertama kali diturunkan pada bulan Ramadhan:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ

Artinya: “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an…”

Sanad merupakan rangkaian periwayatan yang menjamin keaslian Al-Qur’an.

a. Riwayat Mutawatir

Mutawatir adalah riwayat yang disampaikan oleh banyak perawi di setiap tingkatan sehingga mustahil terjadi kesalahan.

b. Riwayat Ahad dan Syadz

Riwayat ahad disampaikan oleh sedikit perawi, sedangkan riwayat syadz menyimpang dari riwayat mayoritas.

c. Macam-Macam Qira’at Nabi

Qira’at Nabi terbagi dalam berbagai riwayat, seperti Qira’at Hafs ‘an ‘Asim dan Qira’at Warsh.

Ilmu qira’at membahas aturan-aturan membaca Al-Qur’an.

a. Cara Berhenti dan Memulai (Waqaf dan Ibtida’)

Umat Muslim perlu memahami tempat berhenti dalam bacaan agar tidak mengubah makna ayat.

b. Hukum Bacaan Seperti Mad, Imalah, dan Idgham

Mad berarti memperpanjang bacaan, sedangkan idgham berarti memasukkan bunyi huruf ke dalam huruf setelahnya.

Al-Qur’an memiliki kekayaan bahasa yang luar biasa, termasuk:

Gharib: Kata-kata langka dalam bahasa Arab.

Mu’rab: Kata-kata yang berubah harakat akhirnya.

Sinonim dan Homonim: Memahami kata-kata yang memiliki makna serupa atau berbeda dalam konteks tertentu.

Al-Qur’an mengandung hukum-hukum Islam yang membutuhkan pemahaman mendalam, seperti:

a. Makna Umum dan Khusus

Makna umum (‘am) bisa tetap umum atau dikhususkan oleh sunnah. Contohnya dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 173 tentang makanan yang haram, tetapi dalam keadaan darurat bisa diperbolehkan:

إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنزِيرِ

Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi…”

b. Nash, Makna Lahir, dan Makna Mujmal

Nash adalah ayat yang maknanya jelas, sedangkan mujmal adalah ayat yang memerlukan penjelasan lebih lanjut.

c. Muhkam dan Mutasyabih

Muhkam adalah ayat dengan makna yang jelas, sementara mutasyabih mengandung makna yang memerlukan interpretasi. allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 7:

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ

Artinya: “Dialah yang menurunkan kitab kepada engkau. Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang muhkam…”

d. Nasikh dan Mansukh

Sebagian ayat dalam Al-Qur’an dapat menghapus hukum ayat sebelumnya. Contohnya, hukum tentang arah kiblat yang awalnya ke Baitul Maqdis kemudian diubah ke Ka’bah, sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 144:

فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram…”

Al-Qur’an memiliki susunan ayat yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Namun, dalam struktur bahasanya, ada ayat-ayat yang maknanya tampak didahulukan atau diakhirkan untuk menekankan maksud tertentu.

a. Ayat yang Didahulukan (Muqaddam) dan Diakhirkan (Mu’akhkhar)

Dalam ilmu Ulumul Qur’an, muqaddam berarti bagian ayat yang diletakkan lebih awal meskipun secara logis bisa berada di akhir, sementara mu’akhkhar adalah kebalikannya. Ini sering terjadi dalam ayat-ayat yang menekankan aspek tertentu agar sesuai dengan konteks makna.

Contoh dalam Alquran Surah Al-Fatihah ayat 5:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Artinya: “Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.”

Dalam ayat ini, kata إِيَّاكَ (Hanya kepada-Mu) didahulukan sebelum kata kerja نَعْبُدُ (kami menyembah). Susunan ini memberikan makna penegasan bahwa ibadah hanya ditujukan kepada Allah dan tidak boleh kepada selain-Nya.

b. Pengaruh Susunan Ayat terhadap Makna

Dalam beberapa ayat, susunan yang berbeda juga memberikan penekanan makna yang berbeda. Misalnya dalam QS. At-Taubah [9]: 82:

فَلْيَضْحَكُوا قَلِيلًا وَلْيَبْكُوا كَثِيرًا

Artinya: “Maka hendaklah mereka sedikit tertawa dan banyak menangis…”

Urutan ini menegaskan bahwa mereka yang berbuat dosa hanya akan sedikit menikmati hidup di dunia tetapi akan banyak merasakan kesengsaraan di akhirat.

c. Hikmah dalam Penyusunan Ayat

Penyusunan ayat dalam Al-Qur’an bukanlah tanpa hikmah. Dalam alquran Surah Al-Hasyr ayat 23, Allah menyebut nama-nama-Nya dengan urutan tertentu untuk menekankan sifat-sifat-Nya:

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ

Artinya: “Dialah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Merajai, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera…”

Urutan ini menegaskan bahwa Allah adalah Raja yang mutlak, suci dari segala kekurangan, dan sumber keselamatan.

Pembahasan Ulumul Qur’an mencakup berbagai aspek penting yang membantu memahami Al-Qur’an secara lebih mendalam. Dari sejarah pewahyuan, periwayatan, hingga struktur bahasa, semua elemen ini memperlihatkan keagungan dan kesempurnaan kitab suci ini. Memahami Ulumul Qur’an bukan hanya penting bagi para ulama, tetapi juga bagi setiap Muslim agar dapat menggali makna yang lebih dalam dari firman Allah SWT. Wallahua’lam.

Nikmah Agustina Lubis (Mahasiswa Prodi PGMI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

  • Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

    Lihat semua pos Lecturer

Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

7 komentar pada “Ulumul Qur’an: Sejarah, Klasifikasi, dan Pembahasannya, Simak

  • Nurkhotiah Siregar

    Bagaimana ulumul Quran dapat membantu kita memahami Alquran dengan lebih tepat?

    Balas
    • Ulumul Quran dapat membantu memahami Al-Qur’an dengan lebih tepat karena menjadi pintu gerbang untuk memahami kandungan Al-Qur’an. Ulumul Quran adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek Al-Qur’an, seperti tafsir, bahasa Arab, sejarah, dan ajaib Al-Qur’an.

      Balas
  • Izin bertanya..
    Jelaskan apa yang menjadi latarbelakang lahirnya ulumul quran?

    Balas
  • WITA SAHRA TUMANGGOR

    Bagaimana menurut saudara urgensitas ulumul Quran terhadap mendalami isi kandungan Al-Quran?

    Balas
  • Noviyanti azizah lubis

    Apakah pengertian qira’at hafsa’an a’sim dan qira’at warsh dan apa hubungan dr kedua qira’at tersebut?

    Balas
  • Wulan sari

    Apa konsekuensi dari menerima riwayat ahad yang lemah dalam hadist?

    Balas
  • Ladya Rahma Syahira

    Mengapa ulumul quran juga di namakan sebagai Ushul at tafsir

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Kami Yuk