Mengenal Ulūm al-Qur’ān: Ilmu untuk Memahami Wahyu, Simak
TATSQIF ONLINE – Al-Qur’an merupakan wahyu terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umat manusia. Sebagai kitab suci yang memiliki nilai hukum, spiritual, dan sosial, memahami Al-Qur’an dengan benar adalah suatu keharusan. Oleh karena itu, ilmu yang mempelajari Al-Qur’an secara sistematis disebut dengan Ulūm al-Qur’ān (علوم القرآن).
Ilmu ini sangat penting karena menjadi dasar dalam memahami isi Al-Qur’an, baik dari segi kebahasaan, sejarah turunnya wahyu, maupun metode penafsirannya. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Ṣhād ayat 29:
كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
Artinya: “Ini adalah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.”
Dengan mempelajari Ulūm al-Qur’ān, seorang Muslim dapat memahami Al-Qur’an secara ilmiah, menghindari kesalahpahaman, serta menerapkan ajaran Islam dengan benar.
Definisi Ulūm al-Qur’ān
Secara bahasa, Ulūm al-Qur’ān berasal dari dua kata:
‘Ulūm (علوم), bentuk jamak dari ‘ilm (علم) yang berarti ilmu atau pengetahuan. Al-Qur’ān (القرآن), berasal dari kata qara’a (قرأ) yang berarti membaca, sehingga Al-Qur’an bermakna “bacaan yang dibaca” atau “wahyu yang dibacakan kepada Nabi Muhammad SAW”.
Dengan demikian, secara bahasa, Ulūm al-Qur’ān berarti ilmu yang membahas berbagai aspek terkait Al-Qur’an.
Secara istilah, Ulūm al-Qur’ān didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari segi turunnya, kodifikasinya, cara membacanya, maknanya, dan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya (Al-Suyūṭī, Al-Itqān fī ‘Ulūm al-Qur’ān).
Sejarah Perkembangan Ulūm al-Qur’ān
1. Masa Nabi dan Sahabat
Pada masa Rasulullah SAW, Al-Qur’an diturunkan secara bertahap selama 23 tahun. Para sahabat mencatat dan menghafal wahyu di pelepah kurma, tulang unta, dan lempengan batu. Ketika turun ayat baru, Nabi menjelaskan maknanya dan mengajarkan cara membacanya.
Rasulullah bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Artinya: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari No. 5027)
2. Masa Khalifah dan Tabi’in
Setelah wafatnya Nabi, Al-Qur’an dikumpulkan dalam satu mushaf oleh Abu Bakar atas usulan Umar bin Khattab, dan disempurnakan pada masa Utsman bin Affan. Pada periode ini, mulai berkembang kajian seperti:
a. Asbāb an-Nuzūl (sebab-sebab turunnya ayat)
b. Makkiyah dan Madaniyah
c. Qira’at (variasi bacaan Al-Qur’an)
3. Masa Kodifikasi dan Klasifikasi Ilmu
Pada abad ke-3 Hijriyah, para ulama mulai mengembangkan Ulūm al-Qur’ān secara sistematis. Beberapa karya penting dalam periode ini adalah:
a, Al-Burhān fī ‘Ulūm al-Qur’ān (Al-Zarkasyī)
b. Al-Itqān fī ‘Ulūm al-Qur’ān (Al-Suyūṭī)
c. Manāhil al-‘Irfān fī ‘Ulūm al-Qur’ān (Az-Zarqānī)
Ruang Lingkup Ulūm al-Qur’ān
1. Asbāb an-Nuzūl (Sebab Turunnya Ayat)
Asbāb an-Nuzūl membantu memahami konteks turunnya ayat agar tidak salah dalam menafsirkannya. Sebagai contoh, ayat hijab turun setelah peristiwa tertentu. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Al-Aḥzāb ayat 53:
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَٰعًا فَسْـَٔلُوهُنَّ مِن وَرَآءِ حِجَابٍ
Artinya: “Apabila kalian meminta sesuatu kepada istri-istri Nabi, mintalah dari balik tabir.”
2. Makkiyah dan Madaniyah
Ayat Makkiyah diturunkan di Makkah sebelum hijrah, sementara ayat Madaniyah turun setelah hijrah. Pembagian ini membantu memahami gaya bahasa dan tema-tema dalam Al-Qur’an.
3. Ilmu Qira’at (Variasi Bacaan Al-Qur’an)
Qira’at adalah variasi cara membaca Al-Qur’an yang diriwayatkan dari Nabi SAW. Beberapa imam qira’at terkenal adalah Nafi’, Ibn Kathir, dan ‘Asim.
4. Ilmu Nasikh dan Mansukh
Ilmu ini membahas ayat-ayat yang hukum atau petunjuknya dihapus dengan ayat lain. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 106:
مَا نَنسَخْ مِنْ آيَةٍ أَوْ نُنسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍ مِّنْهَا أَوْ مِثْلِهَا
“Ayat mana saja yang Kami hapus atau Kami tinggalkan, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya.”
5. Ilmu Tafsir dan Takwil
Tafsir adalah penjelasan makna ayat berdasarkan dalil, sedangkan takwil lebih bersifat interpretatif. Para mufassir seperti Al-Ṭabarī dan Al-Qurṭubī telah menyusun karya tafsir yang monumental.
Manfaat Ulūm al-Qur’ān
1. Memahami Al-Qur’an secara lebih mendalam
Ilmu ini memberikan wawasan yang lebih luas tentang ayat-ayat Al-Qur’an.
2. Menjaga keaslian Al-Qur’an
Dengan mempelajari ilmu ini, umat Islam dapat memastikan bahwa teks Al-Qur’an tetap otentik.
3. Membantu dalam istinbat hukum
Ilmu ini penting bagi para ulama dalam menetapkan hukum Islam berdasarkan dalil dari Al-Qur’an.
4. Meningkatkan keimanan
Mempelajari Al-Qur’an dengan metode ilmiah dapat memperkuat keyakinan kepada Allah SWT.
Kesimpulan
Ulūm al-Qur’ān adalah ilmu yang membahas segala aspek tentang Al-Qur’an, baik dari segi sejarah pewahyuan, metode penafsiran, maupun hukum-hukum yang terkandung di dalamnya. Dengan memahami ilmu ini, seorang Muslim dapat membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an dengan lebih baik. Wallahua’lam.
Mei Linda Sari Gultom (Mahasiswa Prodi PGMI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)
Kapan dan bagaimana ulumul Quran mulai berkembang ?
Dan Siapa saja tokoh-tokoh penting dalam sejarah ulumul Quran?
Bagaimana sejarah perkembangan ulum Al Qur’an pada masa nabi dan sahabatnya???
Mengapa ulumul quran penting dalam memahami Al Qur’an
Bagaimana hubungan ulumul qur’an dengan ilmu ilmu lainnya
Bagaimana kita menerapkan ulumul Qur’an pada jaman sekarang?