Lembah Tarim: Kota Seribu Wali yang Mempesona dan Eksotis
TATSQIF ONLINE – Kota yang berjuluk kota seribu wali ini terletak di lembah Hadramaut, Yaman. Letak geografis kota ini di pinggiran timur lembah Hadramaut.
Berada pada ketinggian 2070 kaki di atas permukaan laut dan terletak di garis lintang 16 derajat di sebelah timur Greenwich.
Tarim berbatasan dengan kota Sayun di sebelah barat, dan di sebelah timur berbatasan dengan daerah Qasam dan Distrik As-Saum. Sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan daerah Kiff Al-‘Awamir, dan di sisi selatan berbatasan dengan daerah San’a dan Geel.
Lembah kecil ini dihimpit oleh pegunungan batu. Tanahnya subur dengan beberapa jenis komoditas pertanian seperti kurma, anggur, bawang merah, gandum dan beberapa jenis tanaman lainnya.
Tarim juga terkenal dengan sebutan al-ghanna, yang berarti tanah yang rindang dan banyak pepohonan. Lokasi kota kecil ini terletak di wilayah provinsi Hadramaut, yang pusat pemerintahannya terletak di Mukalla dengan jarak sekitar 356 kilometer.
BACA JUGA: Materi Pembelajaran Bahasa Arab Ringkas untuk Pemula: ‘Sekolah’
Sekilas Sejarah Islam di Tarim
Agama Islam telah masuk dan mengalami perkembangan di Hadramaut pada tahun keenam hijriyah, sejak masa kehidupan Nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wasallam. Hal ini telah tercatat dalam berbagai catatan sejarah dan manuskrip.
Perkembangan Islam di Hadramaut memiliki sejarah yang panjang dan beragam. Tarim, sebagai bagian dari lembah Hadramaut, menjadi salah satu pusat penyebaran Islam yang signifikan.
Dalam penyebaran dakwah Islam, Nabi Muhammad SAW mengirimkan surat kepada para penguasa Arab dan non-Arab. Sebagian dari surat-surat tersebut tertuju kepada kepala-kepala suku kabilah Arab.
Awal mula penyebaran Islam di Yaman ketika Bajaan al-Farisi, salah satu pemimpin yang diutus oleh Raja Kisraa di Yaman, memeluk Islam. Akhirnya, ia bergabung dengan wilayah yang berada di bawah kekuasaan Islam.
Kala itu, Nabi Muhammad SAW mengirimkan surat kepada Raja Kisraa, tapi Raja menolak dan merobek suratnya. Kemudian, ia memerintahkan salah satu utusannya di Yaman, yaitu Bajaan al-Farisi, untuk menyuruh dua orang agar membawa Nabi SAW ke hadapannya. Bajaan al-Farisi mematuhi perintah tersebut dan mengirimkan dua orang utusan.
Ketika kedua utusan sampai di hadapan Nabi Muhammad SAW dan menyampaikan pesan dari Raja Kisraa, Nabi SAW dengan lembut dan tegas menjawab, “Katakanlah kepadanya, Tuhanku telah menghancurkan tuhannya.”
BACA JUGA: Perkawinan Sesama Jenis dalam Pandangan Islam, Simak Penjelasannya
Nabi SAW juga memperingatkan bahwa anak Raja Kisraa, yaitu Syairaweh akan menentang dan mencoba membunuhnya. Utusan-utusan tersebut kembali dan melaporkan kejadian ini kepada Bajaan al-Farisi.
Tidak lama setelah itu, apa yang Nabi Muhammad SAW sampaikan menjadi kenyataan. Anak Raja Kisraa, Syairaweh, menentang ayahnya dan mencoba membunuhnya. Kejadian ini membuat Bajaan al-Farisi, bersama keluarganya dan masyarakat San’a, akhirnya memeluk Islam sebagai agama mereka.
Penduduk Tarim memeluk Islam setelah menerima surat dari Rasulullah SAW, seperti uraian Sayyid ‘Abdurrahman bin ‘Ubaidillah as-Saggaf dalam kitab Idhamul Quut. Wail bin Hajar dan seluruh tokoh masyarakat Hadramaut yang menerima surat-surat tersebut.
Setelah surat dari Rasulullah sampai di kota Tarim, banyak penduduknya yang memeluk agama Islam, dan agama ini pun mulai berkembang di lembah Hadramaut.
Beberapa dari kalangan sahabat yang menjadi pendakwah di Hadramaut adalah Sulaim bin Amr al-Anshari dan ‘Abbad bin Bishr, yang merupakan kakek dari penduduk Hadramaut yang memiliki marga Al-Khatib.
Wallahu A’lam
Oleh Muhammad Hafiz Sunny Batubara (Mahasiswa Universitas Al-Ahgaff, Yaman)
-
Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.
Lihat semua pos Lecturer