Al-Qur'an & Hadis

2 Jenis Ungkapan Sabab An-Nuzul: Ini Makna dan Klasifikasinya

TATSQIF ONLINE  Sabab An-Nuzul merupakan salah satu aspek penting dalam studi Ulumul Qur’an yang berfungsi untuk memahami latar belakang dan konteks turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Para sahabat dan ulama generasi awal sering menggunakan berbagai ungkapan dalam meriwayatkan sebab-sebab turunnya ayat. Namun, ungkapan tersebut tidak selalu sama, sehingga dalam kajian ilmiah, ungkapan-ungkapan ini dikelompokkan menjadi dua kategori utama, yaitu sarih (jelas) dan muhtamilah (masih kemungkinan atau belum pasti).

1. Ungkapan Sarih (Jelas) dalam Sabab An-Nuzul

Ungkapan sarih adalah ungkapan yang secara eksplisit menunjukkan sebab turunnya ayat Al-Qur’an dengan indikasi yang jelas. Beberapa contoh ungkapan dalam kategori ini adalah:

  • “Sebab turun ayat ini adalah…”
  • “Telah terjadi… maka turunlah ayat…”
  • “Rasulullah SAW pernah ditanya tentang… maka turunlah ayat…”

Contoh konkret dari ungkapan sarih dapat ditemukan dalam turunnya QS. Al-Mā’idah (5): 2:

Dalil dalam Al-Qur’an

Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Al-Mā’idah ayat 2:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُحِلُّوا۟ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ وَلَا ٱلشَّهْرَ ٱلْحَرَامَ وَلَا ٱلْهَدْىَ وَلَا ٱلْقَلَٰٓئِدَ وَلَآ ءَآمِّينَ ٱلْبَيْتَ ٱلْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلًۭا مِّن رَّبِّهِمْ وَرِضْوَٰنًۭا ۚ وَإِذَا حَلَلْتُمْ فَٱصْطَادُوا۟ ۚ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ أَن صَدُّوكُمْ عَنِ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ أَن تَعْتَدُوا۟ ۘ وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Allah, jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang hadyu, dan binatang-binatang qala’id, serta jangan pula mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah dengan mengharap karunia dan keridhaan dari Tuhannya. Dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya.”

Asbab An-Nuzul Ayat

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah bahwa sebab turunnya ayat ini berkaitan dengan peristiwa yang melibatkan Hatam bin Hindun Al-Bakri. Ia datang ke Madinah bersama kafilahnya, kemudian masuk Islam. Namun, setelah kembali ke Yamamah, ia murtad dan kembali ke Makkah dengan kafilahnya pada bulan Dzulqa’dah. Para sahabat Nabi SAW yang mendengar kabar ini berniat menghadangnya, tetapi Allah SWT menurunkan ayat ini sebagai larangan untuk melanggar syi’ar-syi’ar-Nya, termasuk menghormati bulan-bulan haram.

Dalam riwayat lain dari Zaid bin Aslam, disebutkan bahwa ayat ini turun ketika Rasulullah SAW dan para sahabat di Hudaibiyah dihalangi masuk ke Masjidil Haram oleh kaum musyrik Makkah. Para sahabat merasa geram dan ingin membalas tindakan mereka, tetapi Allah SWT menurunkan ayat ini sebagai larangan untuk membalas kezaliman dengan kezaliman.

2. Ungkapan Muhtamilah (Belum Pasti) dalam Sabab An-Nuzul

Ungkapan muhtamilah adalah ungkapan yang belum pasti dalam menentukan sabab an-nuzul karena masih terdapat unsur keraguan. Beberapa contoh ungkapan dalam kategori ini adalah:

  • “Ayat ini diturunkan berkenaan dengan…”
  • “Saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan…”
  • “Saya tidak mengetahui ayat ini diturunkan kecuali berkenaan dengan…”

Salah satu contoh ayat yang memiliki sabab an-nuzul dalam kategori muhtamilah adalah QS. Al-Baqarah (2): 223:

Dalil dalam Al-Qur’an

Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 223:

نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌۭ لَّكُمْ فَأْتُوا۟ حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوا۟ لِأَنفُسِكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱعْلَمُوا۟ أَنَّكُم مُّلَـٰقُوهُ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُؤْمِنِينَ

Artinya: “Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman.”

Asbab An-Nuzul Ayat

Dalam riwayat yang dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Hakim, Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa ayat ini turun terkait kebiasaan suku-suku Arab dalam hubungan suami istri. Penduduk Madinah yang banyak bergaul dengan kaum Yahudi meniru kebiasaan mereka dalam menggauli istri, yaitu hanya dari satu posisi tertentu. Sedangkan penduduk Makkah lebih fleksibel dalam cara mereka berhubungan. Ketika seorang muhajir dari Makkah menikah dengan wanita Ansar dari Madinah, istrinya menolak cara suaminya, dan hal ini pun sampai kepada Rasulullah SAW. Maka turunlah ayat ini sebagai penegasan bahwa suami boleh menggauli istrinya dalam berbagai posisi, selama tetap di tempat yang wajar (farji).

Ungkapan dalam riwayat ini mengandung ketidakpastian karena menggunakan kata “Saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan…”, yang menunjukkan bahwa ada kemungkinan sebab turunnya ayat ini tidak hanya satu. Oleh karena itu, ulama mengkategorikan riwayat ini dalam sabab an-nuzul yang muhtamilah.

Kesimpulan

Dalam kajian Ulumul Qur’an, memahami sabab an-nuzul sangat penting untuk menafsirkan ayat dengan lebih tepat sesuai dengan konteks sejarahnya. Ungkapan-ungkapan dalam riwayat sabab an-nuzul dapat diklasifikasikan menjadi sarih (jelas) dan muhtamilah (belum pasti). Ungkapan sarih memberikan kepastian dalam sabab an-nuzul, sedangkan ungkapan muhtamilah masih mengandung unsur dugaan. Oleh karena itu, dalam memahami sabab an-nuzul, diperlukan kehati-hatian dan analisis mendalam berdasarkan sumber-sumber yang kuat. Wallahua’lam.

Fitri Damayanti (Mahasiswa Prodi PAI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

6 komentar pada “2 Jenis Ungkapan Sabab An-Nuzul: Ini Makna dan Klasifikasinya

  • ANNISA ALMUTIAH HARAHAP

    Apa yang menjadi contoh uangkapan asbab an nuzul?

    Balas
  • Mutiara Nawavilla

    Bagaimana klasifikasi sebab An-Nuzul berdasarkan sumbernya?

    Balas
  • Lila Mawarni

    Mengapa perlu memahami asbab al-nuzul?

    Balas
  • Aulia Novita

    Apa contoh ungkapan sabab sn Nuzul yang khusus?

    Balas
  • Durrutul Hikmah

    Apakah semua ayat Al-Qur’an memiliki asbabun Nuzul?

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Kami Yuk