Fiqh & Ushul Fiqh

Tata Cara Sujud Sahwi: Menambal Kekurangan dalam Shalat

TATSQIF ONLINEKetika melaksanakan shalat, baik wajib maupun sunnah, umat Muslim mesti menjaga kekhusyukan. Namun, gangguan sering kali terjadi sehingga konsentrasi terganggu. Selain faktor internal, ada juga pengaruh eksternal seperti godaan setan yang berupaya membuyarkan fokus.

Hal ini dapat menyebabkan kebingungan, seperti lupa gerakan atau rakaat dalam shalat. Dalam situasi ini, sering muncul pertanyaan tentang hukum terkait, misalnya apakah perlu mengulang shalat atau cukup dengan sujud sahwi. Ragu mengenai jumlah sujud, rakaat, atau duduk tahiyat awal juga sering menjadi pertimbangan untuk sujud sahwi.

Pengertian Sujud Sahwi

Sujud sahwi berasal dari dua kata, yaitu “sujud” yang berarti bersujud, dan “sahwi” yang dalam bahasa Arab berarti lupa atau lalai. Sujud sahwi merupakan sujud yang pelaksanaannya bertujuan untuk mengatasi kekurangan dalam shalat.

Rasulullah SAW bersabda:


إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فَلَمْ يَدْرِ أَصَلَّى ثَلاَثًا أَمْ أَرْبَعًا فَلْيَلْقَ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلَى الْيَقِينِ وَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ السَّلاَمِ، فَإِن كَانَت صَلَاتُهُ تَامَةً كَانَت الرَّكْعَةُ، وَالسَّجْدَتَانِ نَافِلَتَيْنِ لَهُ، وَإِن كَانَت نَاقِصَةً كَانَت الرَّكْعَةُ تَمَامًا لِلصَّلاَةِ، وَالسَّجْدَتَانِ يُرْغِمَانِ أَنْفَ الشَّيْطَانِ

Artinya:““Jika salah seorang di antara kalian ragu, apakah dia telah shalat tiga rakaat atau empat rakaat, maka tinggalkanlah keraguannya dan berpeganglah pada kepastian. Lakukanlah sujud sahwi dengan dua kali sujud sebelum salam. Jika shalatnya sudah sempurna, maka rakaat tersebut dianggap sebagai tambahan, dan dua sujud tersebut sebagai amalan sunnah. Namun, jika shalatnya memang kurang, maka rakaat tersebut akan melengkapi shalatnya, dan dua sujud tersebut akan memalukan setan, (HR Abu Dawud).

Hadits ini menjelaskan bahwa jika terjadi keraguan atau kekurangan dalam shalat, sujud sahwi dapat menutupi kekurangan tersebut dan mencegah setan untuk mengganggu konsentrasi shalat.

Kondisi yang Menyebabkan Sujud Sahwi

Menurut para ulama, terdapat tiga situasi utama yang mengharuskan seseorang untuk melakukan sujud sahwi dalam shalat. Ketiga situasi tersebut adalah:

1. Kelebihan dalam Shalat

Jika seseorang menambah satu atau lebih rakaat dalam shalat, maka sujud sahwi diperlukan untuk menutup kekurangan tersebut. Misalnya, jika seseorang merasa telah melakukan lima rakaat padahal seharusnya hanya empat rakaat, maka setelah selesai shalat, sujud sahwi dilakukan sebelum mengucapkan salam.

Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kesalahan dan memastikan shalat diterima. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ، فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى ثَلَاثًا أَمْ أَرْبَعًا، فَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ، ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ، فَإِنْ كَانَ صَلَّى خَمْسًا شَفَعْنَ لَهُ صَلَاتَهُ، وَإِنْ كَانَ صَلَّى إِتْمَامًا لِأَرْبَعٍ كَانَتَا تَرْغِيمًا لِلشَّيْطَانِ

Artinya: “Apabila salah seorang di antara kalian merasa ragu dalam shalatnya dan dia tidak tahu berapa raka’at dia shalat, tiga atau empat raka’at, maka hendaknya dia membuang keraguan tersebut dan hendaknya dia mengerjakan sesuai dengan apa yang diyakininya, kemudian sujud dua kali sebelum salam. Jika dia ternyata shalat lima raka’at, maka shalatnya tersebut akan menjadi syafaat baginya, sedangkan jika ternyata dia shalat tepat empat raka’at, maka kedua sujudnya bisa membuat marah syaitan,” (HR Muslim).

2. Kekurangan dalam Shalat

Jika seseorang lupa melakukan salah satu rukun shalat, seperti duduk tahiyat awal atau sujud, sujud sahwi dilakukan untuk menutup kekurangan tersebut. Misalnya, jika seseorang lupa duduk tahiyat awal dan terus melanjutkan shalat, maka sujud sahwi harus dilakukan sebelum salam.

Sujud ini berfungsi untuk melengkapi shalat dan menutupi kekurangan yang terjadi. Hadits berikut menjelaskan hal ini:

صَلَّى بِنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَامَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الأُولَيَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِسَ، فَمَضَى فِي صَلاَتِهِ، فَلَمَّا قَضَى صَلاَتَهُ انْتَظَرَ النَّاسُ تَسْلِيمَهُ، فَكَبَّرَ وَسَجَدَ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ، ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ وَسَلَّمَ

Artinya: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami shalat kami, lalu bangkit pada raka’at kedua sebelum duduk. Lalu terus dalam shalatnya. Ketika akan selesai shalat Beliau, orang-orang menunggu salam Beliau, lalu Beliau bertakbir dan sujud sebelum salam kemudian mengangkat kepalanya kemudian bertakbir dan sujud kemudian mengangkat kepalanya dan salam,” (HR Bukhari dan Muslim).

3. Keraguan dalam Jumlah Rakaat

Apabila seseorang merasa ragu mengenai jumlah rakaat yang telah dilakukan, apakah dua, tiga, atau empat rakaat, maka sujud sahwi dilakukan untuk menutupi keraguan tersebut. Sujud sahwi membantu memperbaiki dan menyempurnakan shalat dengan cara menghilangkan keraguan.

Dalam kasus ini, setelah menyelesaikan seluruh rakaat shalat, dua kali sujud sahwi dilakukan sebelum salam. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa shalat tersebut sah dan tidak perlu diulang. Hadits berikut mendukung pelaksanaan sujud sahwi dalam kasus keraguan:

    صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا سَلَّمَ قِيلَ لَهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَحَدَثَ فِي الصَّلاَةِ شَيْءٌ؟ قَالَ: «وَمَا ذَاكَ»، قَالُوا: صَلَّيْتَ كَذَا وَكَذَا، فَثَنَى رِجْلَيْهِ، وَاسْتَقْبَلَ القِبْلَةَ، وَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ سَلَّمَ، فَلَمَّا أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ، قَالَ: «إِنَّهُ لَوْ حَدَثَ فِي الصَّلاَةِ شَيْءٌ لَنَبَّأْتُكُمْ بِهِ، وَلَكِنْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ، أَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ، فَإِذَا نَسِيتُ فَذَكِّرُونِي، وَإِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلاَتِهِ، فَلْيَتَحَرَّ الصَّوَابَ فَلْيُتِمَّ عَلَيْهِ، ثُمَّ لِيُسَلِّمْ، ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ»

    Artinya: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat, ketika Beliau salam, ada yang bertanya: Apakah terjadi sesuatu yang baru dalam shalat? Beliau menjawab: Apa itu? Mereka menjawab: Engkau telah shalat begini dan begitu. Lalu beliau sejajarkan kedua kakinya dan menghadap kiblat dan sujud dua kali sujud kemudian salam. Ketika Beliau menghadapkan wajahnya kepada kami, Beliau berkata: “Sesungguhnya apabila terjadi sesuatu yang baru dalam shalat, tentulah aku beritahukan kalian, tetapi aku hanyalah manusia biasa seperti kalian, aku bisa lupa sebagaimana kalian lupa, Maka bila aku lupa ingatkanlah! dan apabila salah seorang di antara kalian merasa ragu dalam shalatnya, maka hendaklah dia menentukan sendiri yang menurutnya benar, lalu menyempurnakan dengan pilihannya tadi kemudian salam, kemudian sujud dua kali,” (HR Al-Bukhari).

    Tata Cara Melakukan Sujud Sahwi

    Sujud sahwi dilakukan dengan dua kali sujud, dan caranya mirip dengan sujud biasa dalam shalat. Adapun tata cara rinci sujud sahwi adalah sebagai berikut:

    1. Takbir Sebelum Sujud

    Tata cara pelaksanaan sujud sahwi sebelum salam dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh ‘Abdullâh bin Buhainah Radhiyallahu anhu. Beliau menyatakan:

    فَلَمَّا أَتَمَّ صَلَاتَهُ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ فَكَبَّرَ فِي كُلِّ سَجْدَةٍ وَهُوَ جَالِسٌ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ

    Artinya: “Setelah beliau menyempurnakan shalatnya, beliau sujud dua kali. Ketika itu beliau bertakbir pada setiap akan sujud dalam posisi duduk. Beliau lakukan sujud sahwi ini sebelum salam,” (HR Bukhâri dan Muslim).

    Sebaliknya, tata cara melakukan sujud sahwi setelah salam sesuai hadis riwayat Abu Hurairah berikut ini:

    فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَسَلَّمَ ثُمَّ كَبَّرَ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ فَرَفَعَ ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ وَرَفَعَ

    Artinya: “Lalu Beliau shalat dua raka’at lagi (yang tertinggal), kemudian Beliau salam. Sesudah itu Beliau bertakbir, lalu bersujud. Kemudian bertakbir lagi, lalu Beliau bangkit. Kemudian bertakbir kembali, lalu Beliau sujud kedua kalinya. Setelah itu Beliau bertakbir, lalu Beliau bangkit,” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

    2. Sujud Dua Kali

    Melakukan sujud sahwi dua kali dengan posisi sujud yang sama seperti saat shalat. Lalu, membaca dzikir seperti Subhaana Rabbiyal A’laa (Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi) selama sujud. Sesuaikan waktu pelaksanaan sujud ini, baik sebelum maupun setelah salam, sesuai dengan kondisi yang relevan.

    3. Tidak Memerlukan Takbiratul Ihram

    Mayoritas ulama berpendapat bahwa sujud sahwi tidak memerlukan takbiratul ihram. Cukup dengan takbir biasa saat ingin melakukan sujud. Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah menyebutkan dalam kita Fathul Bari’:

    Para ulama berselisih pendapat mengenai sujud sahwi sesudah salam, apakah disyaratkan takbiratul ihram atau cukup dengan takbir untuk sujud? Mayoritas ulama mengatakan cukup dengan takbir untuk sujud.”

    4. Tidak Perlu Tasyahud Setelah Sujud Kedua

    Menurut pendapat yang lebih kuat di antara para ulama, tidak perlu tasyahud setelah sujud kedua dari sujud sahwi. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dalam kita Majmu’ Fatawa:

    “Tidak ada dalil sama sekali yang mendukung pendapat ulama yang memerintahkan untuk tasyahud setelah sujud kedua dari sujud sahwi. Tidak ada satu pun hadis shahih yang membicarakan hal ini.”

    5. Salam Setelah Sujud Sahwi

    Sujud sahwi setelah salam diakhiri dengan salam kedua, sebagaimana dijelaskan dalam hadis ‘Imran bin Hushain:

    فَصَلَّى رَكْعَةً ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ

    Artinya: “Kemudian Beliau pun shalat satu raka’at (menambah raka’at yang kurang tadi). Lalu Beliau salam. Setelah itu Beliau melakukan sujud sahwi dengan dua kali sujud. Kemudian Beliau salam lagi,” (HR Muslim).

      Doa dalam Sujud Sahwi

      Sebagian ulama menganjurkan untuk membaca doa khusus ketika melakukan sujud sahwi, yaitu:

      سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُوْا 

      Artinya: (Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa).

      Namun, doa ini tidak memiliki dalil yang kuat, sebagaimana penjelasan Ibnu Hajar rahimahullah dalam kitab Fathul Bari’:“Aku tidak mendapatkan asalnya sama sekali.”

      Oleh karena itu, dzikir yang paling tepat ketika sujud sahwi adalah dzikir yang biasa dibaca dalam sujud, seperti Subhaana Rabbiyal A’laa atau doa-doa lainnya yang lazim dibaca dalam sujud.

      Hukum Sujud Sahwi

      Sujud sahwi hukumnya sunnah, bukan wajib. Artinya, jika seseorang meninggalkan sujud sahwi, shalatnya tetap sah jika yang tertinggal bukan rukun shalat. Namun, jika memungkinkan, sunnah melakukannya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.

      Berdasarkan kitab Hasyiyah al-Bujairami oleh Syekh Sulaiman al-Bujairami, ada lima situasi yang mengharuskan seseorang untuk melakukan sujud sahwi. Pertama, sunnah melaksanakan sujud sahwi jika seseorang meninggalkan sunnah ab’ad, yaitu praktik-praktik penting dalam shalat yang jika tertinggal, memerlukan perbaikan melalui sujud sahwi. Sunnah ab’ad mencakup qunut, tasyahud awal, shalawat kepada Nabi dan keluarganya pada tasyahud akhir, serta duduk untuk tasyahud awal.

      Kedua, sujud sahwi juga perlu jika seseorang lupa melakukan hal yang membatalkan shalat jika melakukannya dengan sengaja, seperti lupa memperpanjang bacaan i’tidal atau duduk di antara dua sujud.

      Kedua rukun ini penting dan tidak boleh mengabaikannya dalam shalat. Jika seseorang melakukannya secara tidak sengaja, sujud sahwi adalah cara untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

      Ketiga, jika seseorang memindahkan rukun qauli (ucapan) dari tempat yang tepat tetapi pemindahan ini tidak membatalkan shalat. Contohnya adalah membaca Al-Fatihah saat duduk di antara dua sujud. Walaupun tindakan ini tidak membatalkan shalat, sujud sahwi tetap perlu untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

      Keempat, sujud sahwi sunnah ketika ada keraguan mengenai pelaksanaan sunnah ab’ad. Misalnya, jika seseorang ragu apakah telah melaksanakan qunut atau belum. Dalam keadaan keraguan ini, anggapannya bahwa qunut tersebut tidak terlaksana, sehingga sujud sahwi hadir untuk memperbaiki kekurangan tersebut.

      Kelima, jika seseorang melakukan tindakan yang mungkin merupakan tambahan. Sebagai contoh, jika seseorang ragu dalam rakaat shalat Isya’, apakah telah mencapai rakaat ketiga atau keempat, maka ia harus menganggapnya sebagai rakaat ketiga dan menambahkan satu rakaat lagi sebelum salam. Dalam hal ini, sujud sahwi perlu untuk mengatasi kemungkinan adanya tambahan rakaat dalam shalat.

      Kesimpulan

      Nabi Muhammad SAW mengajarkan sujud sahwi sebagai cara untuk memperbaiki kekurangan atau kelebihan dalam shalat. Dalam sujud sahwi, seseorang melakukan dua kali sujud, baik sebelum maupun setelah salam, sesuai dengan situasi yang terjadi.

      Tata cara sujud sahwi tidak memerlukan takbiratul ihram, dan tidak ada keharusan untuk tasyahud setelah sujud kedua. Hukum sujud sahwi adalah sunnah, sehingga jika terlewatkan, shalat tetap sah.

      Panduan ini berdasarkan hadits-hadits yang sahih dan pendapat para ulama seperti Shidiq Hasan Khan dan Ibnu Hajar Al-Asqalani. Semoga tulisan ini bermanfaat dan membantu memperjelas tata cara sujud sahwi sesuai sunnah.

      Nur Elida Lubis (Mahasiswi Prodi BKI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

      Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

      Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

      21 komentar pada “Tata Cara Sujud Sahwi: Menambal Kekurangan dalam Shalat

      • Khoirunnisa

        Izin bertanya, apakah sujud sahwi berlaku untuk sholat sunnah?

        Balas
      • Tiara Mirzaputri

        Izin bertanya 🙏
        Bagaimana cara melaksanakan sujud sahwi sesudah salam

        Balas
      • Jahra Tanjung

        Mengapa kita perlu mengerjakan sujud sahwi jika ragu-ragu dalam shalat?

        Balas
      • RISKA FAJARIANI HARAHAP

        Dalam situasi apa saja kita disunahkan untuk sujud sahwi?

        Balas
      • Siti mardia daulay

        Izin bertanya apakah seorang ikut sujud sahwi ketika kelupaan qunut tapi qunut itu bukan rukun sholat ? Maaf klo salah pertanyaan 🙏🙏

        Balas
        • Liana Tantri hasibuan

          Jadi ketika ingin melakukan sujud sahwi mana yang lebih di anjurkan antara bacaan “Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw” dengan “Subhaana Rabbiyal A’laa atau doa-doa lainnya yang lazim dibaca dalam sujud”.

          Balas
      • Fina Alexa

        Izin bertanya 🙏
        Bagaimana jika kita tidak melakukan sujud sahwi padahal kita sadar bahwasanya gerakan shalat masih ada yang kurang?

        Balas
      • Dian lestari

        Izin bertanya
        Apa yang dilakukan jika lupa dalam shalat?

        Balas
      • Annisa Dwi Fatimah

        Izin bertanya,
        Sebagian imam melakukan sujud sahwi setelah salam, dan sebagian lagi melakukannya sebelum salam, dan kebanyakan lagi melakukan sekali sebelum salam dan sekali sesudah salam. Kapan anjuran untuk melakukan sebelum salam dan kapan pula melakukannya setelah salam? Apakah ada syariatnya untuk melakukan sujud sahwi satu sebelum salam dan satu lagi setelah salam, baik secara wajib atau mustahab?

        Balas
      • Putri siregar

        Izin bertanya 🙏
        Jika Lupa Melakukan Sujud Sahwi,padahal kita sadar ada gerakan yang terlupakan. Apakah Shalatnya Mesti Diulangi?

        Balas
      • Rahma Felisa

        Apa bacaan sujud sahwi

        Balas
      • Siti Dwi Cahya Nawar

        Apa hukum melaksanakan sujud sahwi?

        Balas
      • Dina efriyanti Hutabarat

        ijin bertanya🙏
        jika salah niat sholat itu ditambah sujud sahwi apa enggak?

        Balas
      • Pitta Uli Sitompul

        Izin bertanya
        Bagaimana cara melakukan sujud sahwi ketika keraguan disadari setelah salam?
        Terima kasih🙏

        Balas
      • Reyhanna Fadillah

        Materi yg bagus untuk kita .
        Maaf jadi disini saya ingin bertanya ,ketika kita lupa niat solat contohnya solat Zuhur jadi niat sholat ashar apakah boleh kita sujud sawhi ?
        Sekian terimakasih

        Balas
      • Kartika

        izin bertanya, dalam shalat sunnah apakah sujud sahwi juga perlu dilakukan

        Balas
      • Putri amelita harahap

        Bagaimana jika kita ragu /lupa rakaat sholat??

        Balas
      • Zaskia Dwi Putri Hindun Tambunan

        Izin bertanya bagaimana

        Balas
        • Zaskia Dwi Putri Hindun Tambunan

          Izin bertanya bagaimana jika seseorang lupa dengan bacaan sholat sahwi?

          Balas
      • yuni nurhalijah hasibuan

        apakah sujud sahwi di perlukan jika kesalahan kecil?

        Balas

      Tinggalkan Balasan

      Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

      × Chat Kami Yuk