Aqidah & Akhlak

Sumber Akidah Islam dan Pentingnya Hubungan dengan Amal

TATSQIF ONLINE – Akidah adalah inti dari agama Islam, menjadi landasan utama bagi keimanan dan amal seorang Muslim. Kata “akidah” berasal dari bahasa Arab “ʿaqada” yang berarti mengikat, menunjukkan keyakinan yang kokoh dalam hati seorang Muslim terhadap Allah SWT dan ajaran-Nya.

Dalam Islam, akidah yang benar haruslah bersumber dari wahyu ilahi, yaitu Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Tanpa pemahaman yang benar tentang akidah, amal seorang Muslim menjadi tidak berarti di sisi Allah SWT.

Sumber Akidah Islam

a. Al-Qur’an sebagai Sumber Akidah Utama

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang menjadi pedoman hidup utama, memuat perintah, larangan, dan prinsip keimanan. Al-Qur’an menjelaskan konsep-konsep fundamental akidah seperti keesaan Allah (tauhid), sifat-sifat-Nya, hari akhir, dan takdir.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Ali ‘Imran ayat 103:

وَا عْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا

Artinya:“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.”

Ayat ini menegaskan pentingnya berpegang teguh pada wahyu Allah sebagai sumber utama keimanan dan persatuan umat Islam. Al-Qur’an bukan hanya membimbing manusia dalam berakidah, tetapi juga memberikan panduan untuk beramal sesuai tuntunan Allah.

b. Hadits sebagai Penjelas Akidah

Hadits Nabi Muhammad SAW adalah sumber kedua setelah Al-Qur’an. Melalui ucapan, perbuatan, dan pengakuan Nabi, umat Muslim mendapat penjelasan rinci tentang akidah yang benar. Rasulullah SAW bersabda:

“Demi yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Tidaklah mendengar tentangku seorang dari umat ini, baik ia seorang Yahudi maupun Nasrani, lalu ia meninggal dunia dalam keadaan tidak beriman terhadap apa yang aku diutus dengannya (agama Islam), kecuali ia pasti termasuk penghuni Neraka,” (HR Muslim).

Hadits ini menegaskan pentingnya beriman kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bagian integral dari akidah Islam. Akidah tanpa mengikuti Sunnah akan menyimpang dari jalan yang lurus.

c. Peran Dalil Aqli dalam Akidah

Selain dalil naqli (wahyu), Islam juga memberi ruang bagi akal (dalil aqli) dalam memahami akidah. Dalam banyak ayat, Allah SWT mendorong manusia untuk berpikir dan merenungkan ciptaan-Nya sebagai bukti keesaan-Nya. Salah satunya terdapat dalam Alquran Surah Ali ‘Imran ayat 190:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَا فِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِ

Artinya: “Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal.”

Dalil aqli membantu memperkuat keyakinan dan menjelaskan kebenaran agama melalui logika dan bukti yang dapat diterima akal manusia.

Hubungan Akidah dengan Amal

Akidah dan amal merupakan dua aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam Islam. Akidah adalah fondasi, sementara amal adalah manifestasi dari keimanan. Hubungan antara keduanya dapat dirangkum dalam beberapa poin berikut:

a. Akidah sebagai Landasan Amal

Amal seorang Muslim hanya akan diterima jika didasarkan pada akidah yang benar. Tanpa keimanan yang kokoh, amal ibadah seperti shalat, puasa, dan zakat tidak akan memiliki nilai di sisi Allah. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Thaha ayat 112:

وَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخَا فُ ظُلْمًا وَّلَا هَضْمًا

Artinya: “Dan barang siapa mengerjakan amal-amal yang shalih dan dia dalam keadaan beriman, maka dia tidak takut akan perlakuan yang tidak adil dan tidak pula pengurangan haknya.”

Ayat ini menegaskan bahwa keimanan adalah syarat utama agar amal diterima oleh Allah.

b. Amal sebagai Bukti Keimanan

Keimanan yang benar akan tercermin dalam perbuatan. Amal shalih merupakan bukti nyata dari keyakinan hati seseorang. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging; jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, ia adalah hati,” (HR Bukhari dan Muslim).

Akidah yang kokoh dalam hati akan memotivasi seseorang untuk beramal sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya.

c. Akidah yang Salah Membawa Amal Sia-sia

Akidah yang menyimpang dapat menyebabkan amal tidak diterima oleh Allah. Contohnya adalah amal yang dilakukan tanpa tauhid, seperti menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya (syirik). Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah An-Nisa ayat 48:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَآءُ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”

Amal yang dilakukan dengan niat selain mencari ridha Allah atau yang bertentangan dengan prinsip tauhid adalah sia-sia di sisi Allah.

Akidah dan Amal: Mencapai Kesempurnaan Iman

Kesempurnaan iman dalam Islam tercapai melalui kombinasi akidah yang benar dan amal shalih. Allah SWT menjanjikan pahala yang besar bagi orang-orang yang menggabungkan keduanya. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 25:

وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَ نْهٰرُ

Artinya: “Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…”

Hadis juga menekankan pentingnya amal sebagai wujud iman:

“Iman itu terdiri dari tujuh puluh lebih cabang, dan cabang yang paling tinggi adalah ucapan ‘La ilaha illallah’, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan,” (HR Muslim).

Kesimpulan

Sumber akidah Islam adalah Al-Qur’an dan Hadits, dengan dukungan dari akal yang sehat untuk memperkuat pemahaman dan keyakinan. Akidah yang benar merupakan pondasi yang kokoh bagi amal, sementara amal adalah bukti nyata dari keimanan.

Keseimbangan antara akidah dan amal membawa seorang Muslim kepada kesempurnaan iman dan kebahagiaan dunia akhirat. Oleh karena itu, setiap Muslim harus mempelajari akidah yang benar, menguatkannya dalam hati, dan membuktikannya melalui amal shalih yang ikhlas demi mencari ridha Allah SWT. Wallahua’lam.

Fatimah Az-Zahra (Mahasiswa Prodi Teknologi Informasi UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

  • Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

    Lihat semua pos Lecturer

Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

12 komentar pada “Sumber Akidah Islam dan Pentingnya Hubungan dengan Amal

  • Nur Hayana Putri

    Bagaimana peran akidah Islam dalam melakukan amal yang sesuai dengan ajaran Islam?

    Balas
  • Endang Pratiwi Pohan

    Bagaimana cara umat muslim menjaga kesucian akidahnya dalam kehidupan sehari-hari ?

    Balas
  • Abdul Tanzil

    Abdul Tanzil

    Bagaimana cara memahami dan menafsirkan sumber sumber akidah Islam yang benar

    Balas
  • Roma Rizky Dalimunthe

    Bagaimana akidah yang kokoh dalam hati dapat mempengaruhi amal seseorang

    Balas
  • Roma Rizky Dalimunthe

    Apa yang dimaksud dengan syirik dalam konteks ayat Al Qur’an surah an-nisa ayat 48

    Balas
  • Apa dampak dari kesalahan dalam aqidah terhadap kualitas amal yang dilakukan oleh seorang muslim

    Balas
  • Bagaimana konsep iman bertambah dan berkurang terkait dengan amal saleh?

    Balas
  • Nanda handayani hasibuan

    Apa konsekuensi bagi org yg tidak beriman dan bertaqwa?

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Kami Yuk