Adab & HumanioraLifestyle

Pendidikan New Normal: Adaptasi dan Strategi di Tengah Pandemi

TATSQIF ONLINE Sekolah yang ideal melahirkan siswa yang matang secara akademik dan moral, dengan mengikuti ketentuan pendidikan yang berlaku. Pandemi Covid-19 mengganggu normalitas pendidikan dan mempengaruhi kesiapan siswa menghadapi masa depan.

Pembelajaran berbasis teknologi muncul sebagai solusi, namun menghadapi tantangan seperti penguasaan teknologi, keterbatasan sarana, ketersediaan internet, dan biaya. Sekolah perlu menyesuaikan strategi untuk mengatasi masalah ini di era new normal.

New normal adalah kehidupan dengan keadaan baru yang beradaptasi dengan pandemi Covid-19, bertujuan mempercepat penanganan kesehatan dan sosial ekonomi. Dalam sektor pendidikan, dampak pandemi sangat terasa, memaksa sekolah untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran, termasuk pembelajaran jarak jauh menggunakan teknologi.

Teknologi memainkan peran penting selama pandemi, terutama bagi lembaga pendidikan di daerah perkotaan, di mana ketersediaan dan kemerataan jaringan internet memadai. Namun, di daerah pedesaan seperti di wilayah Tapanuli Bagian Selatan (TABAGSEL), keterbatasan sarana, prasarana teknologi, dan jaringan internet menjadi kendala utama.

TABAGSEL adalah gabungan dari beberapa kabupaten dan kota di Sumatera Utara yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan. Daerah-daerah yang termasuk dalam wilayah ini adalah Kabupaten Tapanuli Selatan, Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Padang Lawas, dan Kabupaten Mandailing Natal.

Sekolah di wilayah ini baru memiliki kelengkapan internet sekitar 45,9%, sehingga pembelajaran online belum dapat terlaksana secara maksimal. Sebagai solusi, banyak sekolah di TABAGSEL menerapkan metode pembelajaran tatap muka dengan beberapa penyesuaian, seperti kunjungan guru ke rumah siswa, siswa mengambil tugas di sekolah, dan pembelajaran secara bergantian.

BACA JUGA: KH Ahmad Dahlan: Pahlawan Pendidikan dan Pembaharu Islam

Di masa pandemi COVID-19, banyak sekolah dan lembaga pendidikan beralih ke metode pembelajaran daring untuk menjaga keberlanjutan pendidikan. Pembelajaran daring menawarkan banyak kemudahan, terutama dengan adanya teknologi seperti Google Classroom, WhatsApp, YouTube, Zoom, dan Instagram, yang memfasilitasi komunikasi antara guru dan siswa.

Teknologi ini memungkinkan penyampaian materi ajar secara efektif dan mendukung kegiatan belajar mengajar dari jarak jauh. Namun, penggunaan teknologi juga membawa tantangan, seperti perbedaan dalam penguasaan teknologi antara guru dan siswa, serta keterbatasan fasilitas yang dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran.

Hambatan utama dalam pembelajaran daring meliputi kurangnya keterampilan teknologi di kalangan guru, keterbatasan akses internet stabil, dan kurangnya fasilitas pendukung di rumah siswa. Keterlibatan orang tua sebagai pengawas juga penting, karena mereka harus memahami teknologi dan membantu siswa.

Penelitian menunjukkan bahwa meskipun pembelajaran daring menawarkan solusi, efektivitasnya sering terhambat oleh masalah-masalah ini. Oleh karena itu, pembelajaran daring tidak selalu seefektif yang diharapkan.

Di wilayah pedesaan seperti di TABAGSEL, pembelajaran daring menghadapi tantangan besar karena keterbatasan infrastruktur teknologi dan jaringan internet. Sekolah-sekolah di daerah ini kesulitan memanfaatkan teknologi akibat akses internet yang tidak memadai.

Oleh karena itu, metode pembelajaran sering mengandalkan strategi alternatif seperti kunjungan guru ke rumah-rumah siswa, pengumpulan tugas secara langsung, dan membuat jadwal bergantian kehadiran siswa di sekolah. Metode ini membantu mengatasi kendala teknologi dan memastikan proses pembelajaran tetap berjalan.

Sekolah mengadopsi metode luring atau semi-luring sebagai alternatif untuk mengatasi kendala teknologi. Mereka juga menerapkan blended learning, yang menggabungkan pembelajaran daring dan tatap muka, untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur.

Dengan memanfaatkan berbagai strategi ini, mereka berusaha memastikan pendidikan tetap berjalan. Harapannya, berbagai metode ini dapat mengatasi tantangan yang ada dan menjaga kelangsungan proses pembelajaran.

BACA JUGA: Refleksi terhadap Misi Keislaman dan Transformasi Pendidikan

Pembelajaran selama pandemi COVID-19 belum sepenuhnya efektif karena belum ditemukan formulasi yang tepat. Di Tapanuli Bagian Selatan, sebagian besar sekolah masih mengandalkan metode luring, seperti tatap muka langsung, kunjungan guru ke rumah siswa, dan pengumpulan tugas secara bergantian, untuk mengatasi keterbatasan media pembelajaran online.

Meskipun beberapa sekolah berbasis pesantren dan daerah pedesaan memiliki akses internet memadai, tantangan tetap ada dalam menjaga jarak fisik untuk menekan penularan virus. Kondisi ini memerlukan perhatian serius untuk menemukan solusi yang efektif agar proses pembelajaran tidak berdampak negatif pada masa depan generasi mendatang. Wallahu A’lam

Oleh: Irsal Amin (Dosen Bahasa Arab UIN SYAHADA Padangsidimpuan)

Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Kami Yuk