Aqidah & AkhlakLifestyle

Bahaya Tren Hustle Culture: Pahami Konsep Rezeki dalam Islam

TATSQIF ONLINE – Tren kesuksesan zaman sekarang adalah mencapai popularitas dan gaji ‘dua digit.’ Warga Twitter atau X sering mengungkapkan harapan dan keluhan ini.

Akibatnya, warganet pencari kerja berusaha keras mengikuti berbagai pelatihan demi mencapai tren tersebut. Setelah mencapai pekerjaan dan gaji impian, mereka tetap bekerja keras untuk mempertahankannya.

Pegawai di perusahaan besar, pengusaha, influencer, dan profesi lainnya sering bekerja tanpa kenal waktu dan mengorbankan kesehatan. Inilah fenomena hustle culture yang berbahaya.

Diksi Metris, Maman Sulaeman, dan Esti Nur Wakhidah mendefinisikan hustle culture sebagai budaya gila kerja, yaitu melakukan pekerjaan di luar batas kemampuan untuk cepat mencapai target.

Budaya ini mendorong keyakinan bahwa bekerja tanpa kenal lelah akan menghasilkan imbalan setimpal. Namun, bekerja tanpa istirahat membahayakan kesehatan fisik dan mental.

BACA JUGA: Atasi Kesulitan Finansial Gen Z: Begini Solusi Islam yang Efektif

Konsep rezeki dalam Islam memberikan ketenangan. Yusuf Dinar dalam bukunya Rahasia Agar Rezeki Selalu Mengejar Anda, membagi konsep rezeki dalam Islam menjadi dua: rezeki tak bersyarat dan rezeki bersyarat.

Manusia harus meyakin bahwa Allah subhanahu wa ta’ala telah menjamin rezekinya, sebagaimana firman-Nya dalam surat Hud ayat 6:

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Artinya: “Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauhulmahfuz).”

Rezeki setiap manusia sudah tercatat oleh Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Namun, cara mencarinya harus selalu dalam bimbingan Allah SWT tanpa mencampur yang baik dan buruk.

Allah SWT menjamin rezeki secara tak bersyarat. Manusia mendapatkannya tanpa usaha keras. Contohnya adalah orang tua, jenis kelamin, kakak, adik, kerabat, kondisi organ fisik, dan lingkungan tempat lahir, serta makanan bayi dalam kandungan.

Meski sudah ada jaminan rezeki dari Allah SWT bagi setiap makhluk-Nya, manusia tetap wajib berikhtiar dan bertawakal agar merasa cukup dengan rezeki yang ada. Allah SWT berfirman dalam surat At-Talaq ayat 3:

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Artinya: “Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah-lah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.”

Rezeki tak bersyarat ini sering luput dari ingatan manusia untuk disyukuri. Manusia hendaknya mensyukurinya agar merasa cukup, tidak hanya bekerja keras untuk mendapatkan rezeki berupa uang, karena rezeki lebih dari sekadar uang.

BACA JUGA: Cara Mudah Menjemput Rezeki, Nomor 3 Paling Ampuh

Allah SWT juga menjamin rezeki bersyarat, tetapi manusia harus berusaha sesuai kemampuannya. Ikhtiar tidak boleh berlebihan sampai melupakan waktu sholat atau merasa kekayaana adalah hasil kerja keras sendiri tanpa keterlibatan Allah SWT.

Allah SWT menyuruh manusia mencari rezeki setelah selesai sholat, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Jumu’ah ayat 10:

فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya: “Apabila sholat (Jumat) telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.”

Rezeki bersyarat sering menjadi penyebab hustle culture. Namun, seorang muslim harus memahami kemampuan tubuhnya yang terbatas.

Terlalu sering bekerja akan berakibat zalim pada diri sendiri. Manusia harus melibatkan Allah SWT dan memahami kemampuan tubuh dalam bekerja. Dengan begitu, kesehatan fisik dan mental akan terjaga. Wallahu A’lam.

Author: Triana Amalia (Aktivis Dakwah Muslimah)
Editor: Sylvia Kurnia Ritonga (Founder tatsqif.com)

Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

2 komentar pada “Bahaya Tren Hustle Culture: Pahami Konsep Rezeki dalam Islam

  • Mewa sari Ritonga

    Sungguh sangat bermanfaat bagi si pembaca contohnya saya sendiri ☺

    Balas
    • Sylvia Kurnia

      Terima kasih, Mewa. Sering-sering berkunjung kesini ya, in syaa Allah banyak artikel yang bermanfaat lainnya.

      Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Kami Yuk