Fiqh & Ushul Fiqh

Mengenal Rukun, Sunnah, Pembatal, dan Hikmah Wudu

TATSQIF ONLINEWudu adalah sebuah amalan yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim. Amalan ini berfungsi sebagai sarana penyucian diri dari hadas kecil sebelum melakukan ibadah, khususnya salat.

Nabi Muhammad ﷺ telah mengajarkan tata cara berwudu dengan jelas dalam hadis-hadisnya. Rukun dan sunnahnya juga perlu diperhatikan agar wudu kita menjadi sempurna.

Wudu berasal dari kata wadha’ah yang berarti bersih dan bercahaya. Secara istilah, berarti membersihkan anggota tubuh tertentu dengan air untuk menghilangkan hadas kecil.

Hadas kecil ini bisa terjadi akibat buang air besar, buang air kecil, buang angin, atau sebab lainnya yang menyebabkan wudu batal. Tujuan melakukannya untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan ibadah, terutama salat, karena salah satu syarat sahnya salat adalah bersuci.

Rukun adalah bagian yang harus dilakukan dalam wudu. Jika salah satu rukun ini tertinggal, maka wudu tidak sah. Hal ini terangkum dalam Alquran Surah Al-Ma’idah ayat 6:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Tetapi jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (suci); sapulah wajahmu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

Berikut adalah enam rukun tersebut sesuai penjelasan Abu Syuja’ pada kitab Matan Taqrib:

1. Niat

Setiap amal ibadah dalam Islam harus diawali dengan niat. Demikian pula dengan wudu, harus diniatkan untuk menghilangkan hadas kecil semata-mata karena Allah SWT. Niat ini cukup diucapkan di dalam hati.

Berikut ini adalah salah satu contoh niat wudhu:

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْاَصْغَرِ فَرْضًا للَّهِ تَعَالَى

Nawaitul wudhu’a lirof’il hadasil ashghori fardhol lillaahi ta’aala.

Artinya: “Aku niat wudhu untuk mengangkat hadas kecil fardu karena Allah Ta’aala.”

2. Membasuh Wajah

Membasuh wajah adalah rukun kedua. Wajah yang harus dibasuh adalah dari batas dahi hingga dagu dan dari telinga kanan ke telinga kiri. Membasuh seluruh wajah ini dilakukan sebanyak satu kali, namun lebih utama jika dilakukan tiga kali.

3. Membasuh Kedua Tangan hingga Siku

Selanjutnya, basuh tangan hingga ke siku, mulai dari jari atau siku. Pastikan air mengenai seluruh area dari jari hingga siku. Jika mengenakan baju lengan panjang, rentangkan tangan di sekitar siku agar air bisa mencapai area tersebut. Lakukan langkah ini dengan cermat.

4. Mengusap Sebagian Kepala

Mengusap sebagian kepala termasuk dalam rukun wudu yang harus dilakukan. Cukup mengusap sebagian saja, tidak perlu seluruh kepala. Namun, mengusap seluruh kepala adalah sunnah yang sangat dianjurkan.

Hal ini sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:

عَنِ بْنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ فَمَسَحَ بِنَاصِيَتِهِ وَعَلَى العٍمَامةِ

Artinya: “Dari sahabat Al-Mughirah bin Syu’bah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW berwudhu dan mengusap ubun-ubunnya saja dan imamahnya,” (HR Muslim).

5. Membasuh Kedua Kaki hingga Mata Kaki

Membasuh kedua kaki hingga mata kaki adalah rukun terakhir. Hal ini dilakukan untuk memastikan seluruh bagian kaki terkena air, termasuk sela-sela jari kaki.

6. Tertib

Tertib berarti melakukan setiap rukun secara berurutan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Urutan yang benar adalah dimulai dari niat, membasuh wajah, membasuh tangan hingga siku, mengusap kepala, dan terakhir membasuh kaki.

    Selain rukun, terdapat juga sunnah-sunnah dalam wudu yang jika terlaksana akan menambah pahala dan menyempurnakan wudunya. Berikut adalah beberapa sunnah Nabi Muhammad ﷺ dalam berwudu:

    1. Membaca Basmalah

    Memulai wudu dengan membaca Bismillah adalah salah satu sunnah Rasulullah ﷺ. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

    2. Membasuh Tangan hingga Pergelangan

    Sebelum memasuki rukun wudu, sunnah untuk membasuh kedua tangan hingga pergelangan tangan sebanyak tiga kali. Tindakan ini bertujuan untuk membersihkan tangan dari kotoran sebelum melanjutkan ke bagian tubuh yang lain.

    3. Berkumur dan Membersihkan Hidung (Istinsyaq)

    Berkumur dan menghirup air ke dalam hidung adalah sunnah yang sangat dianjurkan dalam wudu. Kedua praktik ini membantu membersihkan mulut dan hidung dari kotoran, terutama setelah makan atau minum.

    4. Mengusap Seluruh Kepala

    Meskipun mengusap sebagian kepala sudah memenuhi rukun, mengusap seluruh kepala adalah sunnah yang dianjurkan. Mengusap seluruh kepala lebih menyempurnakan wudu dan mengikuti teladan Rasulullah ﷺ.

    5. Mengusap Kedua Telinga

    Setelah mengusap kepala, sunnah pula untuk mengusap kedua telinga, baik bagian dalam maupun luar, dengan air yang masih basah dari kepala.

    6. Mendahulukan Bagian Kanan

    Sunnah yang sangat penting dalam wudu adalah mendahulukan anggota tubuh sebelah kanan, seperti tangan kanan dan kaki kanan, sebelum bagian kiri. Rasulullah ﷺ sangat menyukai melakukan hal-hal yang baik dengan mendahulukan bagian kanan.

    7. Menggosok Anggota Wudu

    Ketika membasuh anggota tubuh, sunnah untuk menggosoknya dengan tangan agar air lebih merata. Hal ini lebih memastikan kebersihan dan kesempurnaan wudu.

    8. Membasuh Tiga Kali

    Meski membasuh satu kali sudah mencukupi, membasuh anggota wudu sebanyak tiga kali adalah sunnah yang utama.Tujuannya untuk memastikan kebersihan yang lebih optimal.

    Dalam Islam, terdapat beberapa hal yang dapat membatalkan wudu. Berikut penjelasan mengenai beberapa di antaranya:

    1. Muntah

    Muntah adalah keluarnya makanan atau minuman dari lambung melalui mulut. Jika seseorang muntah setelah wudu, wudunya bisa batal. Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama.

    Mazhab Hanafi berpendapat bahwa jika seseorang muntah sebanyak seteguk, maka hal itu membatalkan wudu. Namun, menurut mazhab Maliki dan Syafi’i, muntah tidak membatalkan wudu. Ini berdasarkan peristiwa ketika Rasulullah ﷺ pernah muntah setelah wudu dan tidak mengulangi wudunya.

    2. Hilang Kesadaran

    Kehilangan kesadaran, seperti pingsan, mabuk, atau gila, dapat membatalkan wudu. Tidur juga termasuk kondisi yang dapat membatalkan amalan ini, karena saat tidur, tubuh kehilangan kendali atas sebagian anggotanya.

    3. Keluarnya Hadas Dari Kemaluan

    Segala sesuatu yang keluar dari kemaluan, seperti air seni, tinja, air madzi, air wadi, atau kentut, termasuk hal yang membatalkan wudu. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

    لَا يَقْبَلُ اللهُ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ

    Artinya: “Allah tidak menerima salat seseorang yang dalam keadaan berhadas sampai ia berwudu,” (HR Bukhari dan Muslim).

      Dalam Alquran Surah Al-Ma’idah ayat 6 juga tercantum:

      أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ

      Artinya: “Atau jika salah seorang dari kalian datang dari tempat buang air.”

      4. Menyentuh Kemaluan

      Menyentuh kemaluan, baik milik sendiri atau orang lain, dapat membatalkan wudu. Rasulullah ﷺ bersabda:

      مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأْ

      Artinya: “Siapa yang menyentuh kemaluannya tanpa penghalang, maka hendaklah dia berwudu,” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban).

      5. Hal-Hal yang Mewajibkan Mandi

      Beberapa keadaan seperti junub, keluar mani, keluarnya darah haid ataupun nifas, mewajibkan mandi besar. Orang yang mengalami hal ini harus mandi besar sebelum melaksanakan wudu lagi.

      6. Bersentuhan Dengan Non-Mahram

      Bersentuhan kulit dengan orang yang bukan mahram dapat membatalkan wudu, berdasarkan firman Allah dalam Surah Al-Ma’idah ayat 6:

      أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ

      Artinya: “Atau kalian menyentuh perempuan.”


        Selain sebagai syarat sahnya salat, wudu memiliki berbagai manfaat spiritual dan fisik yang sangat luar biasa. Di antara hikmahnya adalah:

        1. Melaksanakan Perintah Allah

        Wudu adalah salah satu cara untuk melaksanakan perintah Allah dalam menjaga kebersihan diri. Dengannya, seorang Muslim menunjukkan ketaatan kepada Allah SWT.

        2. Meneladani Rasulullah ﷺ

        Setiap amalan yang sesuai dengan ajaran Rasulullah ﷺ akan mendatangkan pahala besar. Menjaga wudu adalah salah satu sunnah yang menjadi rutinitas Nabi Muhammad ﷺ sehari-hari.

        3. Menghapus Dosa

        Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda bahwa wudu dapat menghapus dosa-dosa kecil yang pernah dilakukan oleh anggota tubuh yang dibasuh selama berwudu.

        4. Mendapatkan Cahaya di Hari Kiamat

        Orang-orang yang senantiasa menjaga wudunya akan dikenali di hari kiamat dengan wajah dan anggota tubuh yang bercahaya. Ini adalah keistimewaan bagi mereka yang selalu dalam keadaan suci.

          Wudu adalah sebuah ritual yang bukan hanya membersihkan fisik, tetapi juga menyucikan jiwa. Dengan mengikuti rukun dan sunnahnya yang sesuai tuntunan Nabi Muhammad ﷺ, kita dapat melaksanakan ibadah dengan lebih sempurna dan meraih banyak pahala. Pelaksanaan wudu yang benar akan membawa keberkahan, baik di dunia maupun di akhirat.

          Sebagai seorang Muslim, penting untuk selalu menjaga kesucian diri dengan berwudu sebelum melaksanakan ibadah dan aktivitas lainnya. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang senantiasa menjaga wudu dan mendapatkan cahaya di hari kiamat. Aamiin. Wallahua’lam.

          Rhadit Permana Ramadhan Siregar (Mahasiswi Prodi BKI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

          Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

          Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

          38 komentar pada “Mengenal Rukun, Sunnah, Pembatal, dan Hikmah Wudu

          • Ribka ayu fadhillah

            Menghapus Dosa
            Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda bahwa wudu dapat menghapus dosa-dosa kecil pertanyaan nya: contoh dosa kecil seperti apa yg di hapus oleh wudhu 🙏🏻🙏🏻terima kasih

            Balas
            • Wudu dapat menghapus dosa-dosa kecil seperti melihat hal-hal yang haram, melakukan perbuatan buruk dengan tangan, dan melangkah ke tempat-tempat maksiat. Dosa-dosa kecil ini dihapus melalui air wudu yang membasuh anggota tubuh yang bersalah. Namun, untuk dosa-dosa besar, diperlukan taubat yang lebih khusus, seperti penyesalan dan tekad untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut.

              Balas
          • Siti salwani sihombing

            Apakah wudhu seseorang akan sah jika lupa mengucapkan basmalah tetapi dia membaca niat wudhu

            Balas
            • Menurut mayoritas ulama, wudu tetap sah meskipun seseorang lupa atau tidak mengucapkan basmalah. Mengucapkan basmalah sebelum wudu dianjurkan dan merupakan sunnah, namun bukan syarat sahnya wudu. Ulama seperti Imam Syafi’i dan Imam Malik berpendapat bahwa wudu tetap sah meskipun tanpa basmalah, selama rukun wudu telah terpenuhi.

              Balas
          • Salsabila Pane

            Wudhu merupakan salah satu syarat sah untuk melaksanakan ibadah salat. Wudhu dilakukan dengan membasuh anggota badan tertentu, yaitu wajah, kedua tangan sampai siku, kepala dan dua kaki sampai mata kaki. Jadi pertanyaannya, bagaimana cara wudhu jika ada anggota badan yang diamputasi?

            Balas
            • Jika seseorang memiliki anggota badan yang diamputasi, ia tetap diwajibkan berwudu sesuai dengan kemampuannya. Cara wudhu untuk orang yang diamputasi adalah sebagai berikut:

              1. Amputasi sebagian anggota tubuh: Jika seseorang hanya kehilangan sebagian dari anggota badan yang wajib dibasuh, maka ia hanya membasuh bagian yang masih tersisa. Misalnya, jika seseorang kehilangan sebagian lengan, ia membasuh lengan sampai ke batas yang tersisa.

              2. Amputasi seluruh anggota tubuh: Jika seluruh anggota tubuh tertentu (seperti tangan atau kaki) diamputasi, maka ia tidak perlu membasuh anggota tersebut. Sebagai gantinya, ia bisa meneruskan wudu dengan membasuh anggota yang masih ada dan melanjutkan dengan urutan yang benar.

              Dalam Islam, kewajiban wudhu disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan seseorang, sebagaimana prinsip “Allah tidak membebani seseorang di luar kemampuannya,” (QS. Al-Baqarah: 286).

              Balas
          • Helmi yusrita hsb

            Jika seseorang yakin sudah berwudhu kemudian dia ragu ,apakah wudhunya sudah batal atau belum maka wudhu orang tersebut dihukumi ?

            Balas
            • Jika seseorang yakin sudah berwudu kemudian ragu apakah wudhunya sudah batal atau belum, maka dalam hukum Islam wudhunya tetap dianggap sah. Prinsip dasar dalam fiqih adalah keyakinan tidak bisa dihilangkan oleh keraguan. Artinya, selama seseorang yakin telah berwudu, dan hanya ragu apakah wudhunya batal, maka ia tetap dianggap dalam keadaan suci dan tidak perlu mengulangi wudu.

              Prinsip ini didasarkan pada hadits Rasulullah ﷺ:

              “Jika salah seorang di antara kalian merasakan sesuatu dalam perutnya, lalu ragu apakah telah keluar sesuatu atau tidak, janganlah ia keluar dari masjid (untuk membatalkan salat) sampai ia mendengar suara atau mencium bau.” (HR. Muslim no. 362)

              Dengan demikian, wudhu seseorang yang ragu-ragu tetap sah sampai ada keyakinan bahwa wudhunya telah batal.

              Balas
          • Meisa Ayulia

            Saat kita sudah berwudhu lalu secara tidak sengaja kita terciprat genangan air yang kotor apakah wudhu kita batal?

            Balas
            • Wudhu tidak batal hanya karena terciprat genangan air kotor, selama air tersebut tidak najis dan tidak ada indikasi bahwa air tersebut berasal dari sumber yang najis (seperti air kencing, darah, atau air dari tempat yang jelas-jelas mengandung najis).

              Jika air yang terciprat adalah air kotor biasa, seperti air hujan yang bercampur tanah atau lumpur, wudhu tetap sah. Namun, jika yakin bahwa air tersebut najis, maka bagian tubuh yang terkena najis harus dibersihkan, tetapi wudhunya tetap tidak batal.

              Balas
          • Ummu Mutiah

            Ketika hendak membasuh muka saat berwudhu jika seseorang itu berjenggot bagaimana cara membasuh mukanya?

            Balas
            • Bagi seseorang yang memiliki jenggot, cara membasuh wajah saat berwudu adalah dengan memastikan air mencapai seluruh area wajah, termasuk bagian jenggot. Berikut adalah tata caranya:

              1. Jenggot tipis: Jika jenggotnya tipis (kulit masih tampak), maka wajib memastikan air mengenai kulit wajah di bawah jenggot, sehingga air harus disapu sampai ke dasar kulit di bawah jenggot.

              2. Jenggot tebal: Jika jenggotnya tebal (kulit di bawahnya tidak terlihat), cukup membasuh bagian luar jenggot. Namun, disunnahkan untuk **menyela-nyela jenggot** dengan memasukkan jari-jari yang telah dibasahi air ke sela-sela jenggot agar air merata ke dalamnya.

              Ini sesuai dengan hadits Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan dari Anas bin Malik:

              “Adalah Rasulullah ﷺ ketika berwudhu, beliau mengambil air dengan telapak tangannya dan memasukkannya ke dalam jenggotnya, lalu menyela-nyela jenggotnya dengan air.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

              Jadi, intinya adalah memastikan air mengenai bagian wajah dan jenggot sesuai dengan ketebalannya.

              Balas
          • Nizwah Pratiwi Lubis

            Bersentuhan dengan non muslim apakah dapat membatalkan wudhu?

            Balas
            • Bersentuhan dengan non-Muslim tidak membatalkan wudhu. Dalam Islam, wudhu tidak batal hanya karena bersentuhan dengan orang yang non-Muslim.

              Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait wudhu dan bersentuhan:

              1. Kewajiban Wudhu: Wudhu bisa batal karena hal-hal tertentu seperti keluar sesuatu dari tubuh (misalnya, buang air besar atau kecil), tidur yang dalam, atau bersentuhan langsung dengan lawan jenis tanpa penghalang. Bersentuhan dengan non-Muslim tidak termasuk dalam hal-hal yang membatalkan wudhu.

              2. Hukum Menyentuh Lawan Jenis: Menyentuh lawan jenis yang bukan mahram dapat membatalkan wudhu dalam pandangan beberapa mazhab, namun ini tidak tergantung pada status agama orang tersebut. Ini berlaku untuk siapa saja, tidak terbatas pada Muslim atau non-Muslim.

              Jika wudhu Anda batal karena alasan lain seperti yang disebutkan di atas, maka Anda perlu berwudu lagi. Namun, bersentuhan dengan non-Muslim saja tidak mempengaruhi keabsahan wudhu Anda.

              Balas
          • Anjas Abi pranata

            Berwudhu sambil berbicara apakah dapat membatalkan wudhu?

            Balas
            • Berwudhu sambil berbicara tidak membatalkan wudhu. Berbicara saat berwudhu adalah hal yang diperbolehkan dan tidak mempengaruhi keabsahan wudhu.

              Yang membatalkan wudhu adalah hal-hal tertentu seperti:

              – Keluar sesuatu dari tubuh (misalnya, buang air besar, buang air kecil, atau keluar gas).
              – Tidur yang dalam.
              – Bersentuhan langsung dengan lawan jenis (dalam pandangan beberapa mazhab).
              – Menyentuh area tubuh yang dianggap membatalkan wudhu sesuai dengan pandangan mazhab tertentu.

              Berbicara, termasuk berbicara saat berwudhu, tidak termasuk dalam hal-hal yang membatalkan wudhu.

              Balas
          • Dwi Miftahul Jannah

            Wudu adalah sebuah ritual yang bukan hanya membersihkan fisik, tetapi juga menyucikan jiwa. bagaimana menyucikan jiwa di dalam berwudhu tersebut?

            Balas
            • Menyucikan jiwa saat berwudhu dapat dilakukan dengan niat yang ikhlas untuk beribadah kepada Allah, mengingat-Nya selama proses wudhu, serta melakukan wudhu dengan penuh kesadaran dan konsentrasi. Penting juga untuk menjaga akhlak yang baik dan menghargai ritual sebagai bentuk pembersihan yang mendalam, baik secara fisik maupun spiritual. Dengan cara ini, wudhu tidak hanya membersihkan tubuh tetapi juga menyucikan jiwa dan memperkuat hubungan dengan Allah.

              Patokannya bukan hanya bersih, tapi juga harus suci sesuai dengan prosedur thaharah dalam Islam.

              Balas
          • putri salsabila

            bagaiman hukumnya wudhu yang tidak berurutan

            Balas
            • Dalam Islam menurut mayoritas ulama dari berbagai mazhab seperti mazhab Syafi’iyah, wudhu harus dilakukan dengan urutan yang benar sesuai dengan rukun-rukun wudhu. Jika wudhu dilakukan tidak berurutan, misalnya membasuh anggota tubuh di luar urutan yang benar, maka wudhu tersebut dianggap tidak sah.

              Balas
          • antika permata Sari

            bagaimana cara berwudhu bagi orang yang cacat tidak memiliki tangan karena di amputasi sedangkan tangan merupakan anggota wudhu?

            Balas
            • Untuk orang yang tidak memiliki tangan karena amputasi, wudhu dilakukan dengan membasuh bagian tubuh yang masih ada dan mengikuti urutan yang benar. Bagian tangan yang tidak ada tidak perlu dibasuh, tetapi anggota tubuh lainnya seperti wajah, kepala, dan kaki harus dibasuh sesuai dengan aturan wudhu.

              Balas
          • Siti maryam Siregar

            Bagaimanakah cara berwudhu bagi orang yang cacat tidak memiliki tangan karena diamputasi sedangkan tangan merupakan anggota wudhu?

            Balas
          • Nur Azizah Hasibuan

            Apakah sah wudu buk jika tidak melakukan istinsyaq?🙏

            Balas
          • Luthfi maulana Harahap

            Ketika kita ber wudu apa hukum nya
            Berbicara di sela sela wudu?

            Balas
          • Wawan Kurniawan

            Ketika bangun dari tidur
            dikala kita sedang tidak ingin mengeluarkan
            hadas
            untuk melaksanakan holat subuh
            apakah boleh langsung berwudhu
            tanpa intinsyak

            Balas
          • Mustopa

            Apakah Adanya Minyak, Tinta, Dan Cairan Lain Yang Membeku Berdampak Terahadap Bersuci?

            Balas
            • Adanya minyak, tinta, atau cairan lain yang membeku pada kulit dapat berdampak terhadap bersuci jika menghalangi air mencapai kulit. Jika zat tersebut menutupi bagian kulit yang harus dibasuh saat wudhu dan tidak dapat dihilangkan, maka wudhu tidak sah.

              Oleh karena itu, sebelum berwudhu, pastikan untuk membersihkan atau menghilangkan zat-zat tersebut agar air wudhu dapat menyentuh kulit secara langsung. Jika zat tersebut tidak dapat dihilangkan, Anda perlu memastikan bahwa bagian kulit yang ditutupi tetap dapat terkena air dengan cara lain, atau menghapus atau menghindari penggunaan zat tersebut sebelum berwudhu.

              Balas
          • Dina Royani Sitohang

            Apakah hukum berbicara di sela sela wudhu?

            Balas
          • Shintia mirella

            Bolehkah ketika kita berwudhu hanya mencuci tangan sekali atau dua kali saja ( tidak 3 kali ) ?

            Balas
            • Dalam berwudhu, mencuci tangan hingga pergelangan tangan dilakukan sebanyak tiga kali, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Meskipun tidak ada konsensus di antara semua mazhab mengenai jumlah kali mencuci tangan, mengikuti sunnah adalah yang terbaik.

              Jika Anda hanya mencuci tangan sekali atau dua kali, wudhu Anda sah, tetapi disarankan untuk mengikuti sunnah dengan mencuci tangan sebanyak tiga kali untuk memenuhi tata cara yang dianjurkan dan lebih sesuai dengan ajaran Rasulullah ﷺ.

              Balas
          • Salwa dinata

            Apakah hukum berwudhu tidak berbusana atau ber pakaian ?

            Balas
            • Hukum berwudhu tanpa busana atau berpakaian tidak membatalkan wudhu, tetapi sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan adab dan kesopanan. Berwudhu dalam keadaan telanjang atau tidak berpakaian tidak diperbolehkan di tempat umum atau di hadapan orang lain karena prinsip kesopanan dan aurat dalam Islam.

              Untuk menjaga kesopanan dan privasi, disarankan agar berwudhu dalam keadaan berpakaian atau di tempat yang sesuai, seperti kamar mandi atau tempat pribadi. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menutup aurat dan menjaga adab dalam beribadah.

              Balas

          Tinggalkan Balasan

          Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

          × Chat Kami Yuk