Makkiyah dan Madaniyah: Klasifikasi Ayat dalam Al-Quran, Simak
TATSQIF ONLINE – Salah satu kajian penting dalam ilmu Ulumul Quran adalah klasifikasi ayat-ayat Al-Quran berdasarkan waktu dan tempat turunnya. Para ulama membagi ayat-ayat Al-Quran ke dalam dua kategori utama, yaitu ayat Makkiyah dan ayat Madaniyah. Pembagian ini bertujuan untuk memahami latar belakang turunnya ayat, perkembangan dakwah Islam, serta perbedaan karakteristik dari kedua jenis ayat tersebut.
Secara umum, ayat Makkiyah adalah ayat yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad ﷺ berhijrah ke Madinah, sedangkan ayat Madaniyah adalah ayat yang diturunkan setelah peristiwa hijrah. Kata Makkiyah berasal dari nama kota Mekah, sementara Madaniyah berasal dari nama kota Madinah. Istilah ini digunakan untuk memberikan pemahaman yang lebih sistematis dalam membedakan ayat-ayat Al-Quran.
Pendekatan Ulama dalam Menentukan Ayat Makkiyah dan Madaniyah
Para ulama memiliki tiga pendekatan dalam menentukan apakah suatu ayat tergolong Makkiyah atau Madaniyah.
1. Berdasarkan Tempat Turunnya Ayat
Pendekatan pertama menyatakan bahwa ayat Makkiyah adalah ayat yang diturunkan di kota Mekah dan sekitarnya, seperti di Mina, Arafah, dan Hudaibiyah. Sementara itu, ayat Madaniyah adalah ayat yang diturunkan di kota Madinah dan daerah sekitarnya, seperti di Quba, Uhud, dan wilayah-wilayah lain di sekitar Madinah.
Pendekatan ini memiliki kelemahan, sebab jika suatu ayat diturunkan ketika Nabi Muhammad sedang berada di luar Mekah dan Madinah, maka ayat tersebut tidak dapat dikategorikan secara jelas sebagai Makkiyah atau Madaniyah. Hal ini menimbulkan ketidakpastian dalam beberapa kasus, sehingga pendekatan ini tidak dianggap sebagai metode yang paling akurat dalam menentukan status ayat.
Sebagaimana dijelaskan oleh Jalaluddin Al-Suyuthi dalam kitab Al-Itqan fi Ulum al-Quran, metode ini kurang komprehensif karena ada ayat-ayat yang turun di luar dua kota tersebut, misalnya ketika Nabi Muhammad berada dalam perjalanan atau dalam peperangan.
2. Berdasarkan Sasaran atau Objek Khitab
Pendekatan kedua menilai suatu ayat sebagai Makkiyah atau Madaniyah berdasarkan kepada siapa ayat tersebut ditujukan. Dalam metode ini,
🔹Jika suatu ayat ditujukan untuk penduduk Mekah, maka ayat tersebut digolongkan sebagai ayat Makkiyah, meskipun diturunkan di Madinah.
🔹Jika suatu ayat ditujukan kepada penduduk Madinah, maka ayat tersebut dianggap ayat Madaniyah, meskipun diturunkan di Mekah.
Pendekatan ini memiliki keunggulan karena mempertimbangkan isi dan konteks ayat, bukan hanya tempat turunnya. Namun, metode ini juga memiliki kelemahan, sebab ada banyak ayat yang memiliki pesan universal dan tidak secara eksklusif ditujukan untuk penduduk Mekah atau Madinah.
Dalam kitab Manahil al-Irfan fi Ulum al-Quran, Muhammad Abdul Azim Al-Zarqani menyatakan bahwa pendekatan ini dapat membingungkan karena dalam beberapa kasus, satu ayat dapat memiliki kandungan yang relevan bagi kedua kelompok tersebut, baik penduduk Mekah maupun Madinah.
3. Berdasarkan Waktu Sebelum atau Sesudah Hijrah
Pendekatan ketiga, yang dianggap paling akurat dan komprehensif, menentukan status ayat berdasarkan waktu turunnya, yaitu sebelum atau sesudah hijrah Nabi Muhammad ke Madinah.
🔹Ayat Makkiyah adalah ayat yang diturunkan sebelum hijrah, tanpa memandang tempatnya.
🔹Ayat Madaniyah adalah ayat yang diturunkan setelah hijrah, tanpa memperhatikan lokasinya.
Pendekatan ini lebih sistematis dan mencakup kelebihan dari metode sebelumnya. Dengan menggunakan pendekatan ini, para ulama menyimpulkan bahwa terdapat 29 surah yang termasuk kategori Madaniyah, sedangkan sisanya dikategorikan sebagai surah Makkiyah.
Menurut Quraish Shihab dalam Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, metode ini lebih sesuai karena hijrah merupakan titik balik penting dalam dakwah Islam, sehingga dapat menjadi pembatas yang jelas antara dua periode wahyu.
Ciri-Ciri Ayat Makkiyah dan Madaniyah
Untuk lebih memahami perbedaan antara ayat Makkiyah dan Madaniyah, para ulama telah merumuskan beberapa karakteristik utama dari kedua jenis ayat ini.
1. Ciri-Ciri Ayat Makkiyah
🔹Menekankan Tauhid dan Keimanan: Ayat Makkiyah lebih banyak berbicara tentang keesaan Allah, keimanan kepada hari kiamat, dan kehidupan setelah mati.
🔹Mengandung Kisah-Kisah Para Nabi dan Umat Terdahulu: Banyak ayat Makkiyah yang menceritakan kisah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, dan umat-umat terdahulu sebagai peringatan bagi kaum Quraisy.
🔹Gaya Bahasa yang Singkat dan Puitis: Struktur ayat lebih pendek dan ritmis, mempermudah masyarakat Arab yang terbiasa dengan syair untuk mengingatnya.
🔹Sering Menggunakan Seruan “يَا أَيُّهَا النَّاسُ” (Wahai manusia): Ini menunjukkan bahwa pesan dalam ayat Makkiyah lebih universal dan ditujukan kepada seluruh umat manusia.
🔹Menekankan Seruan untuk Meninggalkan Syirik: Banyak ayat Makkiyah yang mengecam penyembahan berhala dan menyeru kepada tauhid.
2. Ciri-Ciri Ayat Madaniyah
🔹Mengatur Aspek Sosial dan Hukum Islam: Ayat Madaniyah lebih banyak membahas hukum ibadah, pernikahan, muamalah, dan jihad.
🔹Menjelaskan Aturan Syariat Secara Rinci: Banyak ayat Madaniyah yang membahas hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat, seperti hukum waris dan hukum pidana.
🔹Gaya Bahasa yang Panjang dan Argumentatif: Struktur ayat lebih panjang dan lebih banyak menggunakan dalil serta argumen yang rasional.
🔹Banyak Menggunakan Seruan “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا” (Wahai orang-orang yang beriman): Ini menunjukkan bahwa ayat Madaniyah lebih spesifik ditujukan kepada komunitas Muslim.
🔹Menyoroti Hubungan Umat Islam dengan Agama Lain: Ayat Madaniyah banyak membahas interaksi dengan kaum Yahudi dan Nasrani yang tinggal di Madinah.
Kesimpulan
Kajian mengenai Makkiyah dan Madaniyah dalam Ulumul Quran sangat penting dalam memahami perkembangan dakwah Islam dan konteks turunnya wahyu. Dari tiga metode yang digunakan oleh ulama, pendekatan berdasarkan sebelum dan sesudah hijrah dianggap paling akurat karena mencakup aspek tempat dan objek sasaran.
Mengetahui perbedaan antara ayat Makkiyah dan Madaniyah tidak hanya memberikan pemahaman historis yang lebih dalam, tetapi juga membantu dalam memahami pesan-pesan Al-Quran secara lebih kontekstual. Wallahua’lam.
Wahdia Sesri Mayrika Harahap (Mahasiswa Prodi PGMI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)
Mengapa penting untuk memahami klasifikasi ayat Makkiyah dan Madaniyah dalam konteks sejarah Islam?
Apa saja ayat dalam Al-Qur’an ada yang diperdebatkan klasifikasinya, apakah termasuk Makkiyah atau Madaniah,berikan 1 contoh ayat,dan pendapat para ulama tentang ayat tersebut?
Bagaimana sejarah awal penentuan klasifikasi ayat Makkiyah dan Madaniyah
Apa yang menjadi dasar utama dalam klasifikasi ayat Alquran sebagai makkiyah atau madaniyah?
Coba jelaskan bagaimana Pendekatan Ulama dalam Menentukan Ayat Makkiyah dan Madaniyah?