Makkiyah dan Madaniyah: Analisis Ciri dan Tujuan Pewahyuan
TATSQIF ONLINE – Al-Qur’an diturunkan selama 23 tahun masa kenabian Rasulullah ﷺ yang terbagi ke dalam dua periode besar: masa kenabian di Makkah dan masa kenabian di Madinah. Berdasarkan waktu turunnya, para ulama mengklasifikasikan surah dalam Al-Qur’an menjadi dua kategori: Makkiyah dan Madaniyah. Klasifikasi ini bukan didasarkan semata pada tempat turunnya, melainkan waktu turunnya. Jika ayat atau surah diturunkan sebelum hijrah Nabi ﷺ ke Madinah, maka disebut Makkiyah, sedangkan yang diturunkan setelah hijrah disebut Madaniyah, meskipun secara geografis ayat itu bisa saja turun di luar Makkah dan Madinah, seperti di Tabuk atau Hudaibiyah.
Penjelasan ini dijelaskan secara rinci oleh Imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam karyanya Al-Itqan fi Ulumil Qur’an, yang menjadi salah satu rujukan penting dalam Ulumul Qur’an.
Karakteristik Surah Makkiyah
Surah Makkiyah memiliki ciri-ciri yang khas, antara lain:
- Tema sentral: Fokus pada ajaran tauhid, keimanan, pengingkaran terhadap syirik, kisah-kisah nabi terdahulu, dan janji serta ancaman (targhib dan tarhib).
- Gaya bahasa: Umumnya pendek, kuat, dan menggugah perasaan, dengan irama dan ritme yang puitis.
- Seruan: Banyak menggunakan seruan “يَا أَيُّهَا النَّاسُ” (Wahai manusia), karena target dakwah bersifat umum.
- Kata kunci: Munculnya kata “كَلَّا” (sekali-kali tidak) sebagai penegasan terhadap penyimpangan.
- Huruf Muqatha‘ah: Banyak surah Makkiyah dibuka dengan huruf-huruf terputus seperti الم، يس، ق.
Karakteristik ini menggambarkan situasi umat Islam pada masa awal dakwah di Makkah, yang membutuhkan penguatan akidah dan kesabaran dalam menghadapi tekanan dari kaum musyrik Quraisy.
Karakteristik Surah Madaniyah
Adapun surah Madaniyah memiliki karakteristik yang berbeda, antara lain:
- Tema sentral: Mengatur tentang hukum syariat (zakat, puasa, jihad, warisan, pernikahan, hudud), hubungan sosial, serta interaksi dengan ahli kitab dan kaum munafik.
- Gaya bahasa: Lebih panjang dan terperinci, seiring dengan berkembangnya masyarakat Islam yang mulai mandiri.
- Seruan: Didominasi oleh seruan “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا” (Wahai orang-orang yang beriman) sebagai bentuk pengkhususan kepada kaum Muslim.
- Tanggung jawab sosial: Ditekankan prinsip keteraturan hukum dan sosial, pembentukan negara, dan adab dalam pergaulan.
Penekanan ini muncul karena kondisi sosial di Madinah yang pluralistik dan memerlukan aturan yang lebih rinci dalam membangun masyarakat Islami.
Penjelasan karakter ini juga dikemukakan oleh Imam Badruddin az-Zarkasyi dalam Al-Burhan fi Ulumil Qur’an serta Imam Manna’ al-Qaththan dalam Mabahits fi Ulumil Qur’an.
Pentingnya Mengetahui Klasifikasi Makkiyah-Madaniyah
Mengetahui perbedaan antara surah Makkiyah dan Madaniyah sangat penting dalam ilmu tafsir. Klasifikasi ini membantu:
- Memahami konteks sosial-historis turunnya ayat.
- Menghindari kekeliruan penafsiran, karena ayat-ayat Makkiyah lebih idealis dan spiritual, sedangkan Madaniyah bersifat praktikal dan normatif.
- Menyesuaikan pesan ayat dengan kondisi aktual masyarakat pada saat itu.
Sebagaimana ditegaskan oleh Imam Manna’ al-Qaththan dalam Mabahits fi Ulumil Qur’an, tanpa pemahaman ini, seorang mufassir berisiko menafsirkan ayat secara tidak kontekstual.
Contoh Surah Makkiyah dan Madaniyah
Contoh surah Makkiyah:
- Surah Al-An’am: seluruhnya turun di Makkah dan fokus pada argumen tauhid.
- Surah Al-Mursalat dan Surah Abasa: berisi peringatan akhirat dan gaya bahasa yang tajam.
Contoh surah Madaniyah:
- Surah Al-Baqarah: memuat hukum puasa, riba, jihad, pernikahan, waris, dan interaksi dengan ahli kitab.
- Surah An-Nisa: sangat fokus pada hukum keluarga dan hak perempuan.
Kesimpulan
Perbedaan antara surah Makkiyah dan Madaniyah tidak hanya menunjukkan dinamika perjalanan wahyu, tetapi juga mencerminkan proses pendidikan spiritual dan sosial bagi umat Islam. Awal dakwah berfokus pada penguatan iman, kemudian berlanjut ke penguatan hukum dan struktur masyarakat. Dengan memahami hal ini, kita dapat membaca Al-Qur’an dengan lebih bijaksana dan kontekstual, sesuai dengan maqashid-nya (tujuan utama syariat). Wallahua’lam.
Bilal Hidayah Simbolon (Mahasiswa Prodi PAI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)
Apakah karunia” pewahyuaan masih ada pada masa kini..?
Bagaimana cara menentukan apakah suatu surat termasuk Makkiyah dan Madaniyah?
Apa tujuan pewahyuan surah makkiyah dan madaniyah?