Al-Qur'an & HadisMust ReadWorld

Kategori dan Karakteristik Surah Madaniyah, Begini Penjelasannya

TATSQIF ONLINE Kitab suci Al-Qur’an merupakan salah satu bukti besar dari rahmat Allah subhanahu wa ta’ala kepada Nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wa sallam sebagai mukjizat beliau dan sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Al-Qur’an diturunkan secara bertahap selama 22 tahun, tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari, dengan tujuan untuk memudahkan umat Muslim dalam mempelajarinya. Di dalamnya terdapat 114 surah, yang kemudian dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu surah atau ayat makkiyah dan madaniyah.

Pembahasan tentang surah atau ayat makkiyah dan madaniyah dapat ditemukan dalam studi ilmu Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di kota Mekah atau Madinah. Pada bagian pembahasan ini, akan dibahas salah satu aspek penting, yaitu mengenai ayat-ayat madaniyah.

Madaniyah berasal dari kata Madinah, yang mengacu pada orang-orang Madinah. Dalam buku Al-Burhan fi ‘Ulumil Qur’an, Az-Zarkasyi menjelaskan tiga definisi terkait ayat madaniyah, yaitu berdasarkan tempat, waktu, dan khitobnya.

Pertama, ayat madaniyah adalah ayat atau surah yang diturunkan di kota Madinah. Kedua, ayat Madaniyah adalah yang diturunkan pada periode Rasulullah Saw hijrah ke Madinah, meskipun turun di kota Mekah. Pendapat ini paling banyak diterima. Ketiga, ayat madaniyah memiliki khitob kepada penduduk Madinah yang beragam jenis dan golongan manusia di sana.

Menurut Ibnu Mas’ud, mayoritas penduduk Mekah adalah kafir, maka khitob yang dipakai adalah “Ya ayyuhannaas”, karena seruan itu ditujukan kepada semua manusia pada saat itu. Sebaliknya, mayoritas penduduk Madinah mukmin, sehingga khitob yang digunakan adalah “Ya Ayyuhalladziina aamanuu”.

Di Madinah, ada keyakinan dari orang-orang Yahudi tentang kedatangan seorang utusan atau Rasul di akhir zaman. Keyakinan ini tersebar di kalangan penduduk Madinah, sehingga mereka lebih mudah masuk Islam dan menerima ajaran Islam dibandingkan penduduk Mekkah.

Abu Qosim Al- Hasan bin Habib An-Naisaburi menyatakan bahwa salah satu ilmu Al-Qur’an yang paling mulia adalah ilmu tentang turunnya Al-Qur’an dan tempatnya, serta tentang perbedaan hukum turun di Mekkah dan Madinah. Namun, satu surah dalam Al-Qur’an tidak selalu terdiri hanya dari ayat makkiyah atau madaniyah saja. Terkadang ada surah makkiyah yang mengandung ayat madaniyah, dan sebaliknya.

As-Suyuthi dalam kitab Al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur’an menggunakan dua metode untuk menentukan ayat makkiyah dan madaniyah, yaitu sima’i Naqli dan qiyasi ijtihadi.

Sima’i Naqli berdasarkan riwayat shahih dari para sahabat yang menjadi saksi langsung turunnya wahyu, sedangkan qiyasi ijtihadi berdasarkan pada ciri-ciri ayat tersebut, apakah bersifat makkiyah atau madaniyah. Jika surah makkiyah memiliki ayat madaniyah, maka ayat tersebut disebut madaniyah, begitu pula sebaliknya.

Contoh ayat makkiyah yang ada di dalam surah madaniyah seperti terdapat dalam Alquran surah Al-Anfal ayat 30:

وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.”

Muqatil rahimahullah menyatakan bahwa ayat ini turun di Mekkah, dan isi ayat tersebut sesuai dengan karakteristik surat Makiyyah yang menceritakan perjuangan Nabi SAW di Mekkah sebelum hijrah.

Contoh lainnya adalah surat Al-An’am secara keseluruhan adalah surat Makiyyah kecuali tiga ayat terakhir, yaitu ayat 151 sampai 153. Begitu juga dengan surat Al-Hajj, yang seluruhnya Makiyyah kecuali tiga ayat terakhir, yaitu ayat 19 sampai 21.

Terdapat perbedaan pendapat mengenai surah terakhir yang turun di Mekkah. Menurut Ibnu Abbas, surah terakhir yang turun di Mekkah adalah surah Al-‘Ankabut, sementara menurut adh-Dhahak dan ‘Atha’ adalah surah Al-Mu’minun. Sedangkan menurut Mujahid, surah terakhir yang turun di Mekkah adalah surah Al-Muthafifin.

Al-Qadli Abu Bakar bin Ath Thayyib al Baqillani menegaskan bahwa pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyah berdasarkan pada hafalan para sahabat dan tabi’in, karena tidak ada keterangan langsung dari Rasulullah SAW mengenai hal tersebut. Allah tidak memerintahkan Beliau untuk itu, dan pengetahuan tersebut dianggap sebagai kewajiban umat.

Isi surah Madaniyah dan karakteristik ayatnya dapat dirangkum sebagai berikut:

1. Surah Madaniyah umumnya membahas mengenai kewajiban dan sanksi hukum.

2. Ayat-ayatnya menggambarkan perilaku orang munafik, kafir, dan ahli kitab, serta mengungkapkan bahaya yang mereka timbulkan bagi orang yang beriman.

3. Surah Madaniyah menjelaskan berbagai masalah terkait ibadah, muamalah, had, hukum keluarga, warisan, hubungan sosial, dan internasional, baik dalam keadaan damai maupun perang, serta prinsip-prinsip hukum dan perundang-undangan.

4. Surah Madaniyah menyerukan kepada kalangan Yahudi dan Nasrani untuk meninggalkan kekafiran mereka, menjelaskan penyimpangan mereka dari ajaran Allah, dan mengungkapkan permusuhan mereka terhadap kebenaran Islam.

5. Ayat-ayat dalam surah Madaniyah cenderung lebih panjang dibandingkan dengan ayat-ayat Makkiyah.

6. Menggunakan seruan “Yaa Ayyunalladziina aamanuu…” (Wahai orang-orang yang beriman) pada awal ayat-ayatnya.

7. Ayat-ayat Madaniyah mengandung sindiran terhadap kaum munafik.

Surah-surah yang termasuk dalam kategori Madaniyah menampilkan beragam tema yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat Muslim di Madinah pada masa Rasulullah Muhammad SAW. Beberapa di antaranya adalah Al-Baqarah, yang merupakan surah terpanjang dalam Al-Qur’an dan mencakup berbagai aspek hukum dan pedoman kehidupan umat Islam.

Surah-surah lainnya seperti Al-Imran, An-Nisa’, dan Al-Maidah juga menyoroti berbagai masalah sosial, hukum, dan hubungan antara umat Muslim dan non-Muslim di Madinah pada saat itu. Selain itu, terdapat pula surah-surah seperti Al-Ahzab, yang membahas tentang peristiwa-peristiwa sejarah dan konflik yang terjadi di Madinah.

Di sisi lain, ada beberapa surah yang menjadi subjek perselisihan apakah termasuk dalam kategori Makkiyah atau Madaniyah. Surah-surah ini, seperti Al-Fatihah, Ar-Ra’du, Ar-Rahman, dan lain-lain, menampilkan karakteristik yang tidak jelas dalam menentukan asal-usul turunnya.

Surah-surah ini sering kali memiliki kandungan ayat yang bersifat umum dan tidak secara eksplisit terkait dengan kehidupan di Makkah atau Madinah. Oleh karena itu, para ulama memiliki pendapat yang beragam dalam menentukan apakah surah-surah ini termasuk dalam kategori Makkiyah atau Madaniyah.

Dari total 114 surah dalam Al-Qur’an, 22 surah termasuk dalam kategori Madaniyah, sementara 12 surah menjadi objek perselisihan apakah termasuk dalam kategori Makkiyah atau Madaniyah. Selebihnya, 82 surah secara jelas termasuk dalam kategori Makkiyah, yang mencerminkan periode penurunan wahyu di Makkah sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah.

Dengan demikian, pemahaman akan kategori surah ini membantu dalam konteks sejarah serta pemahaman tentang perkembangan ajaran Islam pada masa awal kenabian.

Wallahu A’lam
Oleh Addini Sabila Haqiqi (Mahasiswa UIN SYAHADA Padangsidimpuan)

  • Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

    Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

    Lihat semua pos Lecturer

Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

10 komentar pada “Kategori dan Karakteristik Surah Madaniyah, Begini Penjelasannya

  • Nelli rosliana Pohan

    Bagaimana gaya bahasa dan struktur surat-surat madaniyah

    Balas
  • Amsuri Ani Nasution

    Apa saja surah yg termasuk surat Makkiyah?

    Balas
  • dinda shelviana syahfitri

    mengapa ayat yg di turunkan di mekkah tapi hukum nya madaniyah

    Balas
    • Siti Jubaidah siregar

      Mengapa surah madaniyyah turun setelah hijrah Nabi Muhammad Saw?

      Balas
  • Aprilia Nasution

    Bagaimana peranan Madaniyah dalam menafsirkan dan juga memahami Al Qur an?

    Balas
  • Denis Tiara

    bagaimana kondisi masyarakat Madinah sebelum adanya islam terkait kepercayaan?

    Balas
  • Tria sri rahayu

    Dengan adanya artikel ini pula kita dapat mengetahui yang mana saja surah-surah yang termasuk dalam kategori madaniyah yang menampilkan beragam tema yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat muslim di madinah pada masa Rasulullah SAW.

    Balas
  • Dina Fitriani Bahri Purba

    kenapa surah madaniyyah dominan ayatnya panjang”? coba pemateri jelaskan

    Balas
  • Wita Afrina

    Apa yang menyebabkan 12 surah dalam Al-Qur’an menjadi objek perselisihan apakah termasuk kategori ayat makkiyah atau madaniyah

    Balas
  • siti jubaidah siregar

    Mengapa surah madaniyyah turun setelah hijrah Nabi Muhammad Saw?

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Kami Yuk