Viral Murid Labrak Guru: Seharusnya Begini Adab Penuntut Ilmu
TATSQIF ONLINE – Jagat media sosial kembali heboh dengan insiden ketegangan antara seorang guru dan murid. Seorang murid SD dengan berani mengekspresikan ketidakpuasan melalui media sosial, dengan melabrak guru perempuannya.
Menurut laporan dari Tribunnews.com, murid tersebut merasa cemburu karena guru perempuannya melakukan chatting dengan guru laki-laki yang disukainya. Fenomena seperti ini semakin marak terjadi, jauh dari norma adab seorang penuntut ilmu.
Seharusnya, hubungan antara guru dan murid berdasarkan pada sikap saling menghormati. Ikatan antara guru dan murid seharusnya bersifat profesional dan penuh rasa hormat, bukan diwarnai oleh hubungan emosional.
Pentingnya Menjaga Adab dalam Menuntut Ilmu
Sejak kecil, anak-anak membutuhkan guru untuk mengajarkan berbagai pelajaran, baik dalam pendidikan formal maupun non formal. Guru berperan besar dalam menyebarkan ilmu, terutama ilmu agama.
Guru yang berilmu dan berwawasan luas berperan penting dalam mengantarkan murid kepada kebaikan dan mencegah mereka dari keburukan. Hanya mereka yang berilmu dan berwawasan luas yang mampu menjalankan tugas-tugas mulia ini.
Menegakkan adab terhadap guru, ustadz, dan kiai sangat penting mengingat jasa besar mereka dalam mendidik. Interaksi antara murid dan guru dalam proses pengajaran menjadi kunci dalam menuntut ilmu.
Terkait hal tersebut, berikut pandangan Ustadz Adi Hidayat dalam channel YouTube @Syiar Cahaya Islami:
1. Menanamkan Rasa Takut Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Orang tua seharusnya sudah mengenalkan kepada anak tentang ilmu mengenal Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan sebelum anak tersebut pergi ke sekolah. Hal ini karena hubungan antar manusia juga tunduk pada aturan Allah SWT, sebagaimana termaktub dalam Alquran surat Fathir ayat 28:
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَاۤبِّ وَالْاَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ كَذٰلِكَۗ اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ
Artinya: “(Demikian pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
Maksud dari kata Ulama dalam ayat di atas merupakan seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang syariat, fenomena alam, dan sosial yang menghasilkan rasa takut serta pengagungan kepada Allah SWT.
Orang tua dan guru harus senantiasa mengingatkan murid untuk menghormati gurunya sebagai bentuk rasa takut kepada Allah SWT. Dengan begitu, akan tertanam akhlak yang baik dalam hubungan guru dan murid.
2. Wajib Menghormati Guru
Guru juga manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan. Seorang murid hendaknya tidak menghakimi seorang guru sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 44:
اَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ
Artinya: “Mengapa kamu menyuruh orang lain untuk (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca kitab suci (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?”
Seorang murid seharusnya lebih memprioritaskan penerimaan ilmu dari gurunya daripada sibuk mengomentari kehidupan pribadi sang guru. Ustadz Adi Hidayat menegaskan dalam saluran Youtube tersebut, “Seorang guru telah belajar ilmu bertahun-tahun dalam hidupnya, sedangkan Anda baru belajar beberapa bulan sudah banyak berprasangka buruk. Berhati-hatilah, nanti ilmu yang didapatkan khawatir tidak berkah.”
3. Murid Wajib Mendoakan Kebaikan bagi Gurunya
Seorang murid seharusnya mendoakan gurunya agar selalu istiqomah dalam kebaikan di setiap doanya, daripada mengatakan keburukannya. Mengutip dari NU Online, Syekh Abdul Fattah Abu Guddah menuliskan doa khusus untuk seorang guru dalam kitab Risâlah al-Mustarsyidin:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِمَشَايِخِنَا وَلِمَنْ عَلَّمَنَا وَارْحَمْهُمْ، وَأَكْرِمْهُمْ بِرِضْوَانِكَ الْعَظِيْمِ، فِي مَقْعَد الصِّدْقِ عِنْدَكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Artinya: “Wahai Allah ampunilah guru-guru kami dan orang yang telah mengajar kami. Sayangilah mereka, muliakanlah mereka dengan keridhaan-Mu yang agung, di tempat yang disenangi di sisi-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara penyayang.”
Tindakan memilukan seorang murid yang melabrak gurunya tidak akan terjadi jika orang tua telah mengajarkan pentingnya menghormati guru sejak anak masih di rumah sebelum masuk sekolah.
Keseluruhan proses pembelajaran akan berhasil jika orang tua, guru, dan murid sama-sama mengingatkan tentang pentingnya adab. Berinteraksi dengan guru berbeda dari berteman biasa. Murid harus menunjukkan kesopanan yang tinggi agar ilmu yang diperoleh menjadi berkah. Wallahu A’lam
Author: Triana Amalia (Aktivis Dakwah Muslimah)
Editor: Sylvia Kurnia Ritonga (Founder tatsqif.com)