Shalat Sunnah: Jenis, Dalil, dan Keutamaannya dalam Islam
TATSQIF ONLINE – Shalat sunnah adalah ibadah tambahan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ia berfungsi sebagai pelengkap dan penyempurna shalat wajib, sekaligus sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Dalam Al-Qur’an dan hadis, terdapat banyak dorongan untuk mengerjakan shalat sunnah sebagai bentuk ketaatan dan rasa syukur kepada Allah. Nabi Muhammad ﷺ senantiasa mengamalkan shalat sunnah, baik pada waktu tertentu maupun secara umum, dan menjadikannya sebagai teladan bagi umat Islam.
Banyak keutamaan yang disebutkan dalam syariat terkait shalat sunnah, seperti mendapatkan cinta Allah, meningkatkan derajat di sisi-Nya, serta memperoleh pahala yang melimpah. Dengan memahami jenis-jenis dan tata cara pelaksanaannya, seorang muslim dapat memanfaatkan peluang besar ini untuk memperbanyak amal ibadah dan menyempurnakan kekurangan dalam ibadah wajibnya.
Pengertian Shalat Sunnah
Shalat sunnah adalah ibadah shalat yang tidak diwajibkan tetapi sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Ia menjadi ibadah tambahan yang dapat mendatangkan pahala besar dan menutupi kekurangan dalam shalat fardhu. Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ الصَّلَاةُ، فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ» (رواه أبو داود)
Artinya: “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka ia beruntung dan berhasil. Jika buruk, maka ia merugi dan gagal.” (HR. Abu Dawud).
Pembagian Shalat Sunnah
Para ulama membagi shalat sunnah menjadi dua kategori utama: shalat sunnah mu’akkad (yang sangat dianjurkan) dan shalat sunnah ghairu mu’akkad (yang tidak terlalu ditekankan). Selain itu, ada juga pembagian berdasarkan pelaksanaannya, yaitu secara berjamaah atau individu.
Shalat Sunnah Mu’akkad
Shalat sunnah mu’akkad adalah shalat yang sangat ditekankan oleh Rasulullah ﷺ, bahkan beliau hampir tidak pernah meninggalkannya. Berikut beberapa contohnya:
Shalat Sunnah Rawatib
Shalat rawatib adalah shalat sunnah yang dilakukan sebelum atau sesudah shalat wajib. Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ الْفَرِيضَةِ إِلَّا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ» (رواه مسلم)
Artinya: “Tidaklah seorang muslim melaksanakan dua belas rakaat shalat sunnah setiap hari selain shalat wajib, melainkan Allah akan membangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Muslim).
Rinciannya adalah:
a. Dua rakaat sebelum Subuh. Rasulullah ﷺ bersabda:
«رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا» (رواه مسلم)
Artinya: “Dua rakaat fajar lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Muslim).
b. Empat rakaat sebelum Zuhur dan dua rakaat sesudahnya.
c. Dua rakaat setelah Maghrib.
d. Dua rakaat setelah Isya.
Shalat Witir
Shalat witir adalah penutup shalat malam yang dikerjakan dengan jumlah rakaat ganjil. Nabi ﷺ bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ، فَأَوْتِرُوا يَا أَهْلَ الْقُرْآنِ» (رواه أبو داود)
Artinya: “Sesungguhnya Allah itu ganjil dan menyukai yang ganjil, maka kerjakanlah witir, wahai ahli Al-Qur’an!” (HR. Abu Dawud).
Shalat Tahajud
Tahajud adalah shalat sunnah yang dilakukan di malam hari setelah tidur. Allah ﷻ memuji orang-orang yang melaksanakan tahajud dalam firman-Nya:
وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِۦ نَافِلَةًۭ لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًۭا مَّحْمُودًۭا
(الإسراء: 79)
Artinya: “Dan pada sebagian malam, bertahajudlah sebagai ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra: 79).
Shalat Sunnah Ghairu Mu’akkad
Shalat sunnah ghairu mu’akkad adalah shalat yang tidak terlalu ditekankan tetapi tetap memiliki keutamaan besar. Contohnya adalah:
Shalat Dhuha
Dilakukan pada pagi hari setelah matahari terbit hingga menjelang Zuhur. Rasulullah ﷺ bersabda:
«يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ… وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى» (رواه مسلم)
Artinya: “Setiap sendi kalian harus bersedekah setiap hari. Dua rakaat Dhuha mencukupi itu semua.” (HR. Muslim).
Shalat Taubat
Shalat ini dilakukan ketika seseorang ingin memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosanya. Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَ، ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ» (رواه الترمذي)
Artinya: “Tidaklah seorang hamba melakukan dosa, kemudian dia berwudu dengan baik, lalu shalat dua rakaat, dan memohon ampun kepada Allah, melainkan Allah akan mengampuninya.” (HR. Tirmidzi).
Shalat Sunnah Berjamaah
Beberapa shalat sunnah sangat dianjurkan dilakukan berjamaah, seperti:
a. Shalat Tarawih, yang dikerjakan pada malam-malam Ramadan.
b. Shalat Gerhana. Rasulullah ﷺ bersabda:
«فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَصَلُّوا وَادْعُوا حَتَّى يَكْشِفَ مَا بِكُمْ» (رواه البخاري)
Artinya: “Apabila kalian melihat gerhana, maka shalatlah dan berdoalah hingga gerhana itu hilang.” (HR. Bukhari).
Keutamaan Shalat Sunnah
Shalat sunnah memiliki banyak keutamaan. Allah ﷻ dalam hadis qudsi berfirman:
«وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ…» (رواه البخاري)
Artinya: “Hamba-Ku terus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhari).
Kesimpulan
Shalat sunnah adalah ibadah yang memiliki banyak manfaat spiritual dan pahala besar. Melalui shalat sunnah, seorang muslim dapat mendekatkan diri kepada Allah, menyempurnakan kekurangan dalam shalat wajib, dan meraih kedamaian hati. Oleh karena itu, setiap muslim hendaknya menjadikan shalat sunnah sebagai bagian dari rutinitas ibadah sehari-hari untuk mendapatkan keberkahan di dunia dan akhirat. Wallahua’lam.
Antika Permata Sari (Mahasiswi Prodi BKI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)
Apa kesimpulan menurut anda sendiri dari materi yang anda sampaikan ??