Gaya Hidup

Menyikapi Kehadiran AI: Menakar Risiko dan Manfaatnya, Simak

TATSQIF ONLINE Di tengah era teknologi yang terus berkembang, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) hadir membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan. AI kini tidak hanya menjadi alat, tetapi telah bertransformasi menjadi mitra digital yang dapat membantu menyelesaikan pekerjaan, memberi saran, hingga menjadi pendamping belajar. Dalam dunia kerja, AI mampu mempermudah tugas yang sebelumnya sulit dan memakan waktu, seperti analisis data atau pengelolaan administrasi. Kehadirannya membuat manusia mampu bekerja lebih efisien dan produktif.

Namun, di balik manfaat besar yang ditawarkan, AI juga menimbulkan kekhawatiran. Beberapa pihak mempertanyakan sejauh mana ketergantungan manusia terhadap teknologi ini, serta dampaknya terhadap kemampuan berpikir kritis, privasi, dan lapangan kerja. Kehadiran AI menghadapkan kita pada dilema moral: apakah kemajuan ini patut dirayakan dengan rasa syukur atau justru diwaspadai agar tidak mengganggu harmoni sosial dan nilai-nilai kemanusiaan? Pertanyaan ini menuntut jawaban yang bijak, dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam dan pemanfaatan nikmat Allah secara bertanggung jawab.

Peran AI sebagai Sahabat Digital

Kehadiran AI dirancang untuk mempermudah kehidupan manusia. Asisten digital seperti Siri, Alexa, dan ChatGPT adalah contoh bagaimana teknologi ini berfungsi layaknya sahabat yang setia membantu. AI dapat memberikan jawaban atas pertanyaan, menawarkan rekomendasi yang relevan, mengingatkan jadwal, bahkan membantu proses pembelajaran. Dalam dunia pendidikan, AI dapat menyesuaikan metode pengajaran sesuai kebutuhan individu, memberikan penjelasan yang sederhana untuk topik yang rumit.

Allah SWT berfirman:

وَسَخَّرَ لَكُم مَّا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مِّنْهُ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya: “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Al-Jasiyah: 13).

Ayat ini menegaskan bahwa kemajuan teknologi, termasuk AI, adalah bentuk rahmat Allah yang patut disyukuri dan dimanfaatkan dengan penuh tanggung jawab.

Kekhawatiran Munculnya Ketergantungan

Meski membawa banyak manfaat, AI juga memunculkan kekhawatiran, terutama terkait ketergantungan manusia terhadap teknologi. Sebagai contoh, seorang siswa yang malas mencari jawaban sendiri lebih memilih mengandalkan AI untuk menyelesaikan tugasnya. Hal ini dapat melemahkan kemampuan berpikir kritis dan kemandirian. Selain itu, ketergantungan berlebihan pada AI dapat mengurangi interaksi sosial dan melemahkan hubungan antarmanusia.

Dampak lainnya adalah tergesernya lapangan pekerjaan oleh teknologi. Banyak profesi, seperti pengemudi, akuntan, atau desainer grafis, mulai tergantikan oleh teknologi otomatisasi. Kekhawatiran ini relevan mengingat AI terus berkembang hingga mampu menggantikan pekerjaan kreatif dan strategis, yang sebelumnya dianggap tidak tergantikan oleh mesin.

Nabi Muhammad SAW mengingatkan pentingnya kerja keras dan usaha melalui sabdanya:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

Artinya: “Tidak ada yang memakan makanan lebih baik daripada hasil kerja tangannya sendiri.” (HR Bukhari).

Hadis ini memberikan pesan bahwa kerja keras manusia tetap harus menjadi prioritas, meskipun teknologi memberikan kemudahan.

Haruskah Kita Bersyukur?

Di sisi lain, kehadiran AI membuka peluang besar untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. AI dapat menganalisis data secara akurat dan cepat, memberikan solusi untuk masalah kompleks, dan menciptakan inovasi baru. Dalam dunia kesehatan, misalnya, AI digunakan untuk mendeteksi penyakit lebih dini dan merancang perawatan yang lebih efektif. Dalam pendidikan, AI membantu meningkatkan akses terhadap pembelajaran yang personal dan fleksibel.

Allah SWT berfirman:

لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

Artinya: “Jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7).

Syukur atas nikmat teknologi, termasuk AI, dapat diwujudkan dengan menggunakannya untuk tujuan yang baik, seperti meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan solusi bagi tantangan global.

Contoh Pemanfaatan AI dalam Kehidupan

1. Pendidikan: AI seperti aplikasi pembelajaran interaktif membantu siswa memahami konsep-konsep sulit dengan penjelasan yang sederhana. Ini memungkinkan mereka belajar sesuai kecepatan masing-masing.

2. Kesehatan: AI digunakan untuk menganalisis hasil tes medis, mendeteksi pola yang sulit dilihat manusia, seperti dalam diagnosis kanker atau penyakit jantung.

3. Ekonomi: Teknologi ini membantu perusahaan menganalisis tren pasar, memprediksi kebutuhan konsumen, dan mengoptimalkan proses bisnis, sehingga meningkatkan efisiensi dan profitabilitas.

    Dalam buku Artificial Intelligence: A Guide to Intelligent Systems karya Michael Negnevitsky, disebutkan bahwa AI bukan hanya alat, tetapi juga sarana yang dapat membantu manusia mengeksplorasi potensi mereka secara maksimal.

    Bagaimana Menyikapi Kehadiran AI?

    Islam mengajarkan keseimbangan dalam memanfaatkan segala nikmat Allah. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menyikapi kehadiran AI adalah:

    1. Mengutamakan Etika: AI harus digunakan sesuai dengan nilai-nilai moral. Menggunakan AI untuk tujuan yang merugikan orang lain, seperti menyebarkan informasi palsu atau menciptakan konflik, bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

    2. Memanfaatkan dengan Bijak: AI adalah alat untuk mendukung manusia, bukan pengganti sepenuhnya. Teknologi harus digunakan sebagai bagian dari upaya menjaga keimanan dan kesejahteraan umat manusia.

    3. Mengembangkan Keterampilan Baru: Kemajuan AI mendorong manusia untuk belajar dan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman, seperti pembelajaran mesin, analisis data, dan pengembangan aplikasi.

      Kesimpulan

      Kehadiran AI adalah peluang besar yang harus disyukuri sekaligus dikelola dengan bijak. Islam mengajarkan untuk memanfaatkan nikmat Allah dengan tanggung jawab dan tidak berlebihan. AI dapat menjadi sahabat yang membantu manusia mencapai potensi terbaiknya, tetapi harus diimbangi dengan menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan keimanan. Dengan memanfaatkan teknologi ini secara etis dan bertanggung jawab, kita dapat memastikan bahwa AI membawa manfaat besar bagi kehidupan tanpa mengorbankan nilai-nilai utama yang kita junjung. Wallahua’lam.

      Najwa Syahra Euro (Mahasiswi TBI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

      • Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

        Lihat semua pos Lecturer

      Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

      Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

      Tinggalkan Balasan

      Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

      × Chat Kami Yuk