Salat Istikharah: Cara dan Keutamaan Memohon Petunjuk Allah

TATSQIF ONLINE – Salat Istikharah menjadi amalan sunnah yang sesuai ajaran Rasulullah ﷺ untuk membantu seorang Muslim mengatasi kebimbangan dalam mengambil keputusan. Dalam kehidupan, manusia sering kali menghadapi pilihan yang tidak mudah, baik dalam urusan pribadi, keluarga, pekerjaan, maupun sosial.

Dalam situasi seperti ini, seorang Muslim sangat mengharapkan bimbingan Allah agar pilihan yang diambil dapat memberikan kebaikan dan manfaat yang maksimal. Salat Istikharah hadir sebagai cara untuk melibatkan Allah dalam setiap keputusan penting, memperkuat ikatan spiritual antara hamba dan Tuhannya.

Istikharah juga menekankan konsep tawakkal, yaitu berserah diri kepada Allah setelah berikhtiar. Rasulullah ﷺ mencontohkan bahwa, selain berusaha dengan sungguh-sungguh, seorang Muslim hendaknya memasrahkan hasilnya kepada Allah melalui doa dan salat. Dengan Istikharah, seorang Muslim memohon agar mendapat petunjuk dan ketenangan hati dalam menentukan pilihan yang terbaik.

Pengertian Salat Istikharah dalam Islam

Istikharah berasal dari bahasa Arab, yaitu khayr yang berarti kebaikan. Salat Istikharah berarti memohon petunjuk dalam memilih jalan terbaik saat menghadapi keraguan atau kesulitan dalam menentukan pilihan. Hukum melakukannya adalah sunnah muakkadah.

Dalam kitab al-Adzkar karya Imam an-Nawawi, tercantum bahwa Salat Istikharah merupakan sunnah yang sangat dianjurkan dalam setiap urusan yang belum jelas hasilnya. Dalam konteks ini, seorang Muslim hendaknya bersandar kepada Allah dan memohon petunjuk-Nya sebagai sumber hikmah dan kebijaksanaan.

Dalil Salat Istikharah dari Hadis

Rasulullah SAW bersabda:

إِذَ هَمَّ أَحَدُ كُمْ بِاْلأَمْرِ، فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيْضَةِ، ثُمَّ لْيَقُلْ : اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ (ا َوْ قَالَ: عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ) فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ (أَوْ قَالَ: فِيْ عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ) فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ قَالَ : وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ

Artinya: “Jika salah seorang di antara kalian berkeinginan keras untuk melakukan sesuatu, maka hendaklah dia mengerjakan shalat dua rakaat di luar shalat wajib, dan hendaklah dia mengucapkan : (‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk kepada-Mu dengan ilmu-Mu, memohon ketetapan dengan kekuasan-Mu, dan aku memohon karunia-Mu yang sangat agung, karena sesungguhnya Engkau berkuasa sedang aku tidak kuasa sama sekali, Engkau mengetahui sedang aku tidak, dan Engkau Mahamengetahui segala yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini (kemudian menyebutkan langsung urusan yang dimaksud) lebih baik bagi diriku dalam agama, kehidupan, dan akhir urusanku” –atau mengucapkan : “Baik dalam waktu dekat maupun yang akan datang-, maka tetapkanlah ia bagiku dan mudahkanlah ia untukku. Kemudian berikan berkah kepadaku dalam menjalankannya. Dan jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagiku dalam agama, kehidupan dan akhir urusanku” –atau mengucapkan: “Baik dalam waktu dekat maupun yang akan datang-, maka jauhkanlah urusan itu dariku dan jauhkan aku darinya, serta tetapkanlah yang baik itu bagiku di mana pun kebaikan itu berada, kemudian jadikanlah aku orang yang ridha dengan ketetapan tersebut), Beliau bersabda : “Hendaklah dia menyebutkan keperluannya,” (HR Al-Bukhari).

Hadis ini menegaskan syariat Salat Istikharah dan mengesankan kewajibannya. Selain itu, hadis tersebut menganjurkan pelaksanaan shalat ini untuk berbagai urusan, baik besar maupun kecil, penting atau sederhana.

Tata Cara Melakukan Salat Istikharah

Menurut buku Penuntun Mengerjakan Sholat Istikharah karya Tim Redaksi Qultummedia, tata cara Salat Istikharah secara umum sama dengan salat sunnah lainnya. Berikut adalah langkah-langkahnya:

1. Niat Salat Istikharah

Niat merupakan syarat sah salat. Dalam hati, seorang Muslim berniat untuk melaksanakan Salat Istikharah untuk memohon petunjuk Allah SWT. Niat untuk melaksanakannya adalah sebagai berikut:

أُصَلِّي سُنَّةَ الإِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Artinya: “Aku niat salat istikharah dua rakaat karena Allah ta’ala.”

2. Salat Dua Rakaat

Salat Istikharah dilaksanakan dalam dua rakaat dengan penuh khusyuk. Beberapa riwayat merekomendasikan membaca surat Al-Kafirun pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlas pada rakaat kedua. Namun, tidak ada ketentuan khusus tentang surat yang harus dibaca, sehingga umat Islam dapat membaca surat apa pun.

3. Membaca Doa Istikharah

Setelah menunaikan Salat Istikharah, seseorang sebaiknya membaca doa sebagai permohonan petunjuk. Doa ini menjadi cara bagi hamba untuk menyerahkan urusannya kepada Allah SWT dan meminta yang terbaik dalam setiap pengambilan keputusan.

Berikut teks doa setelah Salat Istikharah beserta terjemahannya:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلا أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلا أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ. اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي، فَاقْدُرْهُ لِي، وَيَسِّرْهُ لِي، ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي، فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ، وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي

Artinya: “Ya Allah, aku memohon petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir urusanku, maka tetapkan dan mudahkanlah, serta berkahilah untukku. Jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir urusanku, maka jauhkanlah ia dariku, dan jauhkanlah aku darinya. Tetapkanlah bagiku kebaikan di mana pun ia berada, dan jadikanlah aku ridha menerimanya.”

Doa ini mengandung permohonan kepada Allah agar memberikan kebaikan dalam segala urusan, serta meminta perlindungan dari akibat buruk yang mungkin terjadi.

Keutamaan Salat Istikharah

Melaksanakan Salat Istikharah memiliki berbagai keutamaan. Pertama, ia menanamkan rasa tawakkal yang mendalam dalam hati seorang Muslim. Saat seseorang memohon petunjuk dari Allah, ia mengakui keterbatasan dirinya dan mempercayakan urusannya kepada Allah yang Maha Tahu. Dalam Kitab al-Majmu’ karya Imam an-Nawawi, ia menjelaskan bahwa tawakkal merupakan inti dari istikharah, yaitu menyerahkan semua urusan kepada Allah setelah berikhtiar.

Kedua, Salat Istikharah membantu seorang Muslim membuat keputusan yang baik dan sesuai dengan kehendak Allah. Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk tidak hanya beristikharah dalam urusan besar seperti pernikahan atau pekerjaan, tetapi juga dalam hal-hal kecil. Menurut Imam Ibn Hajar al-Asqalani dalam kitab Fath al-Bari, beristikharah adalah jalan untuk meraih kepuasan batin karena seorang Muslim yakin bahwa apa pun hasilnya adalah yang terbaik menurut Allah.

Tanda Jawaban dari Salat Istikharah

Jawaban atas Salat Istikharah tidak selalu datang dalam bentuk yang kasat mata, seperti mimpi atau tanda khusus. Ibn Hajar al-Haytami dalam buku Tuhfat al-Muhtaj menjelaskan bahwa Allah sering memberikan jawaban melalui ketenangan hati. Jika seseorang merasakan mantap dan tenteram terhadap suatu pilihan setelah melaksanakan Salat Istikharah, ia dapat menganggap hal itu sebagai jawaban dari Allah SWT.

Namun, jika masih ada keraguan setelah beristikharah, para ulama menyarankan untuk mengulang Salat Istikharah hingga hati merasa tenang. Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyarankan untuk tetap bersabar dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, terutama jika rasa ragu masih membayangi. Keyakinan dan ketenangan hati yang muncul setelah istikharah adalah salah satu bentuk petunjuk dari Allah SWT.

Contoh Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari

Contoh nyata penerapan Salat Istikharah muncul ketika seseorang menghadapi pilihan pekerjaan. Misalnya, seorang Muslim yang harus memilih antara dua pekerjaan yang sama-sama menjanjikan. Melalui salat ini, ia memohon petunjuk kepada Allah untuk mendapatkan keputusan terbaik yang memberikan manfaat jangka panjang.

Contoh lainnya adalah dalam urusan pernikahan. Ketika seseorang merasa ragu dalam memilih pasangan hidup, Salat Istikharah bisa menjadi cara untuk mendapatkan ketenangan hati dan meyakinkan diri dalam menentukan pilihan.

Kesimpulan

Salat Istikharah adalah solusi spiritual yang sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ untuk setiap Muslim dalam menghadapi keraguan. Ibadah ini bukan sekadar ritual, tetapi sebuah proses yang memperkuat ikatan seorang hamba dengan Tuhannya.

Dengan melibatkan Allah dalam setiap keputusan, seorang Muslim menunjukkan keimanannya dan menumbuhkan rasa tawakkal. Dalam berbagai kesempatan, Salat ini menjadi bukti bahwa seorang Muslim selalu mengandalkan Allah sebagai tempat kembali, serta mempercayakan segala urusan kepada-Nya. Wallahua’lam.

Siti Mardia Daulay (Mahasiswi Prodi BKI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)