Perbedaan Al-Qur’an, Hadis Nabawi, dan Hadis Qudsi dalam Islam
TATSQIF ONLINE – Al-Qur’an, hadis Nabawi, dan hadis Qudsi merupakan tiga bentuk wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Ketiga wahyu ini sangat penting dalam kehidupan umat Islam dan memainkan peran sentral dalam membimbing umat Islam untuk hidup sesuai dengan petunjuk Allah SWT.
Namun, meskipun ketiganya merupakan sumber hukum dan petunjuk, ada perbedaan mendasar antara Al-Qur’an, hadis Nabawi, dan hadis Qudsi. Artikel ini bertujuan untuk menguraikan pengertian dan perbedaan antara ketiga wahyu tersebut, serta memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai kedudukan dan perannya dalam kehidupan umat Islam.
Mengacu pada Al-Qur’an Surah An-Najm ayat 2-3, kita juga diingatkan akan kebenaran wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam ayat ini, Allah menyatakan:
مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَىٰ
Artinya: “Temanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.”
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ
Artinya: “Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut hawa nafsunya.”
Ayat ini menguatkan bahwa wahyu yang diterima Nabi Muhammad SAW, baik berupa Al-Qur’an maupun hadis Nabawi, tidak datang dari hawa nafsu beliau. Semuanya adalah wahyu yang datang dari Allah SWT, dan tidak mungkin terpengaruh oleh kesalahan atau kekeliruan. Al-Qur’an adalah petunjuk hidup yang bersumber langsung dari Allah, sementara hadis Nabawi pun merupakan penjelasan dan contoh nyata yang tidak terlepas dari wahyu Allah, meskipun disampaikan oleh Nabi dalam kata-kata beliau.
Definisi Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang bersifat mukjizat. Al-Qur’an merupakan Kalamullah (firman Allah) yang tidak dapat ditandingi oleh siapapun, baik dari segi bahasa, makna, maupun kedalamannya. Kitab ini diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril selama lebih dari 23 tahun. Al-Qur’an memuat petunjuk hidup bagi umat manusia, yang meliputi segala aspek kehidupan, mulai dari ibadah hingga sosial, ekonomi, dan politik.
Ciri-ciri Al-Qur’an:
1. Mukjizat Abadi
Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, dan mukjizat ini akan abadi hingga hari kiamat. Keistimewaan Al-Qur’an yang tidak dapat ditandingi oleh manusia adalah kekayaan bahasa dan kedalaman maknanya, yang tidak bisa ditiru oleh siapapun.
2. Tertulis di Mushaf
Al-Qur’an ditulis dalam mushaf, dan telah diawetkan oleh Allah untuk tetap terjaga keasliannya. Setiap hurufnya memiliki makna yang mendalam dan berfungsi sebagai petunjuk hidup umat Islam.
3. Diriwayatkan Secara Mutawatir
Setiap ayat dalam Al-Qur’an telah diriwayatkan oleh banyak perawi yang dapat dipercaya, yang memastikan keasliannya dan tidak mengalami perubahan sedikit pun sejak masa Nabi Muhammad SAW.
4. Membaca Al-Qur’an adalah Ibadah
Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah yang sangat mulia, yang mendapat pahala besar dari Allah. Setiap huruf yang dibaca dalam Al-Qur’an akan mendapatkan ganjaran pahala yang berlipat ganda.
Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 2:
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
Artinya: “Kitab ini, tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”
Hadis Nabawi: Pengertian dan Ciri-Ciri
Hadis Nabawi adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, maupun sifat-sifat beliau. Hadis ini menjadi sumber hukum dan petunjuk hidup umat Islam setelah Al-Qur’an. Hadis Nabawi menjelaskan bagaimana Nabi Muhammad SAW mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupannya sehari-hari dan memberikan penjelasan terhadap berbagai hal yang tidak diatur secara langsung dalam Al-Qur’an.
Hadis Nabawi terbagi menjadi beberapa kategori:
1. Perkataan Nabi SAW
Sabda Nabi Muhammad SAW yang menjadi pedoman bagi umat Islam dalam beribadah maupun bermuamalah. Contohnya adalah hadis tentang niat:”Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Perbuatan Nabi SAW
Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan umatnya bagaimana menjalankan ibadah seperti shalat, zakat, dan haji. Misalnya, hadis yang berbunyi:”Shalatlah seperti kamu melihat aku melakukan shalat.” (HR. Bukhari)
3. Persetujuan Nabi SAW
Hadis yang berisi persetujuan Nabi terhadap tindakan atau ucapan sahabatnya, seperti yang terjadi pada peristiwa tertentu.
4. Sifat Nabi SAW
Hadis-hadis yang menggambarkan sifat-sifat Nabi Muhammad SAW, seperti sikap beliau yang lembut, ramah, dan adil.
Hadis Qudsi: Pengertian dan Ciri-Ciri
Hadis Qudsi adalah wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW dari Allah, namun disampaikan dengan lafal Nabi SAW sendiri. Dalam hadis Qudsi, meskipun makna wahyu berasal dari Allah, lafal atau kata-kata yang digunakan adalah kata-kata Nabi Muhammad SAW. Hadis Qudsi berbeda dengan Al-Qur’an yang lafalnya juga merupakan wahyu dari Allah. Hadis Qudsi sering kali mengandung ajaran moral dan hubungan antara Allah dan hamba-Nya.
Hadis Qudsi juga diriwayatkan dengan cara tertentu, seperti berikut:
1. Disandarkan kepada Allah SWT
Nabi Muhammad SAW mengungkapkan hadis Qudsi dengan menyatakan bahwa Allah berfirman, seperti dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA:”Aku sesuai dengan sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku.” (HR. Muslim)
2. Perkataan langsung dari Allah
Hadis Qudsi kadang-kadang berisi kalam yang langsung dari Allah, seperti dalam hadis yang berbunyi:”Tangan Allah itu penuh, tidak dikurangi oleh nafakah, baik di waktu siang maupun malam.” (HR. Bukhari)
Perbedaan Antara Al-Qur’an, Hadis Nabawi, dan Hadis Qudsi
Meskipun ketiga wahyu ini sangat penting, ada beberapa perbedaan mendasar yang membedakan Al-Qur’an dengan hadis Nabawi dan hadis Qudsi:
1. Sifat Mukjizat
Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW dan akan tetap abadi hingga hari kiamat. Keistimewaan Al-Qur’an yang tidak dapat ditandingi oleh manusia adalah kekayaan bahasa dan kedalaman maknanya, yang tidak bisa ditiru oleh siapapun.
2. Perbedaan Lafal dan Makna
Al-Qur’an adalah wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW dalam bentuk lafal dan maknanya, sedangkan hadis Qudsi adalah wahyu yang diterima Nabi dalam maknanya saja, sementara lafalnya berasal dari Nabi. Hadis Nabawi merupakan perkataan, perbuatan, persetujuan, atau sifat-sifat Nabi yang tidak langsung berasal dari wahyu.
3. Tingkatan Kebenaran
Al-Qur’an merupakan wahyu yang pasti kebenarannya, karena diturunkan langsung oleh Allah dan diriwayatkan secara mutawatir. Sebaliknya, hadis Qudsi sering kali diriwayatkan secara ahad (terbatas), sehingga tingkat kepastiannya tidak setinggi Al-Qur’an. Hadis Nabawi juga terkadang bersifat ahad.
4. Kedudukan dalam Ibadah
Membaca Al-Qur’an adalah ibadah yang sangat besar pahalanya dan dapat dilakukan dalam shalat, sedangkan hadis Qudsi dan hadis Nabawi tidak dibaca dalam shalat dan tidak mendapatkan pahala seperti membaca kitab suci ini.
Kesimpulan
Al-Qur’an, hadis Nabawi, dan hadis Qudsi semuanya memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Al-Qur’an adalah wahyu yang paling mulia, yang berfungsi sebagai sumber hukum utama bagi umat Islam, sementara hadis Nabawi dan hadis Qudsi memberikan penjelasan lebih lanjut dan penerapan praktis dari ajaran Islam.
Dengan memahami perbedaan antara ketiganya, umat Islam dapat lebih bijaksana dalam menjalani hidup sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Sebagai umat Islam, kita harus menjaga dan mempelajari ketiga sumber wahyu ini untuk menjalani kehidupan yang penuh berkah dan sesuai dengan ajaran agama. Wallahua’lam.
Siti Ropiah Hasibuan (Mahasiswa Prodi PGMI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)
Apakah hadis qudsi termasuk dalam Wahyu Allah seperti Al Qur’an ?
Bagaimana peran Hadis Qudsi dalam memberikan pemahaman lebih dalam tentang hubungan antara manusia dan Allah?
Apa contoh hadist Nabawi dan hadist Qudsi yg menunjukkan perbedaan antara keduanya?
Bagaimana cara mengetahui keabsahan sebuah hadits Nabawi?
Apa yang menjadi pembeda antara Al-Quran dan Hadist Qudsi padahal semuanya adalah kalam Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad?
Bagaimana metode periwayatan hadits nabawi dan hadits qudusi?
apakah yang disebut Hadits Nabawi itu sama dengan Hadits Qudsi? Jika berbeda, di mana letak perbedaannya?
Mengapa ada hadis yang dianggap palsu (hadis maudhu’)
Apakah hadis qudsi diwahyukan kepada nabi Muhammad saw juga diterima melalui perantara malaikat Jibril sama seperti ayat Al Qur’an
Bagaimana perbedaan al-quran,hadis nabawi dan hadis qudsi memengaruhi kehidupan umat Islam sehari-hari?
Apakah hadis qudsi dengan Al-Quran memiliki kedudukan yang sama? Jika kedudukan nya sama , coba jelaskan!