Pengertian Wahyu, Cara Turunnya kepada Malaikat dan Rasul
TATSQIF ONLINE – Wahyu merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam agama Islam. Seiring dengan perkembangan sejarah, wahyu adalah sarana bagi Allah untuk menyampaikan pesan-Nya kepada umat manusia melalui para Rasul dan Malaikat-Nya.
Wahyu juga menjadi jalan bagi umat manusia untuk memperoleh petunjuk hidup yang benar sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih mendalam tentang wahyu, baik dari sisi pengertian maupun cara-cara wahyu itu diturunkan oleh Allah kepada Malaikat dan Rasul-Nya.
Pengertian Wahyu
Secara etimologi, kata “wahyu” berasal dari bahasa Arab “وَحْيٌ” (wahy) yang berarti isyarat yang disampaikan secara tersembunyi atau tanpa diketahui oleh orang lain. Wahyu mengandung makna sesuatu yang disampaikan dengan cepat dan tersembunyi. Dalam kitab-kitab tafsir, wahyu sering kali dipahami sebagai suatu informasi atau petunjuk yang diberikan oleh Allah kepada makhluk-Nya dengan cara-cara tertentu.
Menurut Manna Al-Qattan, wahyu adalah suatu bentuk pemberitahuan atau komunikasi yang tersembunyi dan cepat, yang khusus ditujukan kepada seseorang yang menerima wahyu tersebut tanpa diketahui oleh orang lain. Wahyu bisa terjadi dalam berbagai bentuk, antara lain:
1. Ilham Fithri
Wahyu berupa ilham yang diberikan oleh Allah kepada manusia, seperti yang terjadi pada ibu Nabi Musa. Allah berfirman dalam Surah Al-Qasas (28:7):وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ أُمِّ مُوسَىٰ أَنْ أَرْضِعِيهِ “Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa: ‘Susuilah dia…'” (QS. Al-Qasas [28]:7).Ayat ini menunjukkan bagaimana wahyu atau ilham yang datang dari Allah berfungsi untuk memberi petunjuk dalam keadaan tertentu.
2. Ilham bagi Hewan
Wahyu juga bisa berupa ilham yang diberikan kepada hewan, seperti yang diturunkan kepada lebah untuk membuat sarang di tempat yang tepat. Allah berfirman dalam Surah An-Nahl ] ayat 68:
وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَىٰ النَّحْلِ أَنْ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
Artinya: “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: ‘Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon, dan pada tempat-tempat yang dibangun oleh manusia.'”
Wahyu seperti ini memberikan petunjuk bagi kehidupan makhluk lain untuk tetap selaras dengan tujuan penciptaannya.
3. Isyarat dan Bisikan
Wahyu juga bisa berupa isyarat yang cepat dan terkadang bisa disalahpahami, seperti bisikan setan yang mengajak kepada kejahatan. Allah menyatakan dalam Surah Al-An’am ayat 121:
إِنَّ الشَّيَاطِينَ لِيُوحُونَ إِلَىٰ أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ
Artinya: “Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu…”
4. Wahyu kepada Malaikat
Wahyu juga diberikan kepada Malaikat untuk menyampaikan tugas tertentu kepada umat manusia, sebagaimana Allah berfirman dalam Surah Al-Anfal ayat 12:
إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلَائِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِينَ آمَنُوا
Artinya: “Ingatlah, ketika Tuhanmu mewahyukan kepada malaikat: ‘Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah pendirian orang-orang yang beriman.'”
Wahyu yang diturunkan kepada Malaikat ini berfungsi untuk memperkuat para mu’min dalam menghadapi ujian.
Cara Wahyu Allah Turun kepada Malaikat
Allah SWT menurunkan wahyu kepada Malaikat untuk kemudian disampaikan kepada Nabi dan Rasul. Ada berbagai cara wahyu diturunkan kepada Malaikat. Menurut Al-Qattan, wahyu kepada Malaikat bisa berupa kalam Allah yang langsung disampaikan tanpa perantara kepada Malaikat, atau melalui suatu bentuk tertentu yang menandakan perintah Allah.
1. Wahyu Langsung kepada Malaikat
Sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 30, Allah SWT berfirman:
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌۭ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةًۭ
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi…'”
Wahyu ini adalah bentuk perintah langsung dari Allah kepada Malaikat yang kemudian akan dilaksanakan sesuai kehendak-Nya.
2. Malaikat Mengatur Urusan Dunia
Dalam Surah An-Nazi’at (79:5), Allah berfirman:
فَٱلْمُدَبِّرَٰتِ أَمْرًۭا
Artinya: “Dan demi malaikat-malaikat yang mengatur urusan dunia.”
Ayat ini menunjukkan bahwa Malaikat juga menerima wahyu yang mengatur perjalanan alam semesta, baik urusan dunia maupun akhirat.
Cara Wahyu Allah Turun kepada Rasul
Wahyu yang diturunkan kepada Rasul Allah adalah sarana untuk menyampaikan wahyu Allah kepada umat manusia. Dalam hal ini, cara-cara wahyu diturunkan kepada Rasul memiliki berbagai bentuk.
1. Melalui Suara Seperti Dengingan Lonceng
Wahyu diturunkan dengan cara yang paling berat pada Rasul, yaitu melalui suara seperti dengingan lonceng yang sangat kuat, yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan kesadaran Rasul. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Nuwas bin Sam’an, Rasulullah SAW bersabda bahwa ketika wahyu turun kepada beliau dengan cara ini, langit pun bergetar karena kedahsyatan wahyu tersebut.
2. Malaikat Menjelma Sebagai Manusia
Pada waktu tertentu, Malaikat Jibril AS datang kepada Nabi Muhammad SAW dalam bentuk seorang laki-laki. Cara ini lebih ringan bagi Rasul, karena Malaikat yang datang tampak seperti manusia, sehingga komunikasi lebih mudah dipahami.
Surah Asy-Syura ayat 51 menyatakan mengenai cara-cara wahyu turun kepada para nabi:
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ
Artinya: “Dan tidak mungkin bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.”
Dari ayat ini, kita dapat memahami bahwa wahyu dapat turun dalam tiga cara, yaitu:
a. Melalui Mimpi yang Benar: Seperti yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW di awal wahyu.
b. Dari Balik Tabir: Seperti yang dialami oleh Nabi Musa AS, yang berkomunikasi langsung dengan Allah namun tidak bisa melihat-Nya.
c. Melalui Malaikat: Ini adalah cara yang paling umum, di mana wahyu disampaikan oleh Malaikat Jibril AS kepada Nabi.
Kesimpulan
Wahyu merupakan salah satu cara Allah menyampaikan petunjuk-Nya kepada umat manusia. Wahyu tidak hanya turun kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga kepada Nabi-nabi sebelumnya, dan bahkan Malaikat turut menerima wahyu untuk menjalankan tugas mereka.
Wahyu diturunkan dengan cara yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan dan konteks sejarah. Baik dalam bentuk ilham, suara, atau perantaraan Malaikat, wahyu Allah selalu membawa kebenaran dan petunjuk yang harus diterima dengan iman dan ketakwaan. Sebagai umat Islam, memahami cara-cara turunnya wahyu ini akan semakin mendekatkan kita kepada pemahaman yang benar tentang ajaran Islam dan wahyu-Nya. Wallahua’lam.
Vifri Eriya (Mahasiswa Prodi PGMI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)
Coba jelaskan bagaimana cara menerapkan wahyu dalam kehidupan kita?
Bagaimana proses penerimaan wahyu pertama kali oleh nabi muhammad saw?
Bagaimana kedudukan akal dan wahyu dalam konsep keilmuwan islam
Bagaimana Wahyu dibedakan dari fenomena lain yang serupa, seperti intuisi, inspirasi, mimpi dan apa kriteria membedakannya?
Apakah wahyu selalu turun melalui Malaikat Jibril?
Jika ia jelaskan dan jika tidak mengapa demikian
Apa perbedaan antara wahyu dengan Ilham ?
Jelaskan apa yang menjadi perbedaan antara wahyu, ilham, dan taufik!
Bagaimanakah bentuk wahyu yang diterima oleh rasul?
Apa yang akan terjadi apabila seseorang tidak mempercayai adanya wahyu Allah SWT?
bagaimana proses penyampaian Wahyu kepada umat manusia setelah wafatnya Rasulullah Saw?