Aqidah & Akhlak

Pemahaman Tauhid dalam Islam: Esensi Keesaan Allah SWT

TATSQIF ONLINE  Tauhid adalah konsep dasar dalam ajaran Islam yang berakar pada keyakinan bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Esa. Kata “tauhid” berasal dari bahasa Arab “waḥḥada-yuwaḥḥidu-tawḥīdan” yang berarti mengesakan atau menjadikan sesuatu satu.

Dalam ajaran Islam, tauhid berarti meyakini keesaan Allah dalam tiga aspek utama, yaitu rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), dan asma’ serta sifat-Nya. Keimanan ini bukan hanya fundamental dalam agama, tetapi juga merupakan dasar dari semua amalan ibadah dalam Islam.

Pengertian Ilmu Tauhid

Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas secara mendalam mengenai keyakinan terhadap Allah SWT. Ilmu ini memfokuskan pembahasan tentang wujud Allah, sifat-sifat-Nya, serta hubungan-Nya dengan alam semesta dan makhluk-Nya. Secara umum, pembahasan dalam ilmu tauhid meliputi tiga aspek penting:

a. Wujud Allah: Membahas tentang adanya Tuhan yang Maha Esa dan tidak dapat disangkal oleh akal sehat maupun wahyu.

b. Sifat-sifat Allah: Mengkaji tentang sifat-sifat Allah yang mencakup kesempurnaan-Nya, seperti Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan lain-lain.

c. Hubungan Allah dengan Makhluk-Nya: Menjelaskan bagaimana hubungan antara Allah dengan alam semesta dan makhluk-Nya, termasuk hukum-hukum takdir dan kehidupan setelah mati.

Beberapa ulama yang terkenal memberikan definisi tentang ilmu tauhid. Husain Al-Jisr menyebutkan, “Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang hal-hal yang menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan“. Ibnu Khaldun, seorang ahli sejarah dan sosial Islam, menyatakan, “Ilmu Tauhid adalah ilmu yang berisi argumen-argumen rasional dan dalil-dalil wahyu yang bertujuan untuk menolak pandangan-pandangan batil terhadap Tuhan dan agama“. Sementara itu, M. Thahir Abdul Mu’in mengungkapkan, “Tauhid adalah ilmu yang menyelidiki dan membahas tentang perkara-perkara yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah serta bagi para rasul-Nya“.

Kedudukan Ilmu Tauhid dalam Islam

Ilmu Tauhid menempati kedudukan yang sangat tinggi dalam sistematik ilmu Islam karena tauhid adalah dasar dari seluruh ajaran agama. Tanpa tauhid yang benar, ibadah seseorang tidak dapat diterima oleh Allah. Beberapa aspek yang menunjukkan pentingnya ilmu tauhid adalah:

1. Ilmu yang Paling Utama

Ilmu Tauhid merupakan ilmu yang paling utama dalam hirarki ilmu Islam karena membahas masalah yang paling mendasar, yaitu keyakinan terhadap Allah SWT. Ilmu ini adalah pondasi yang membangun segala bentuk keimanan dan perbuatan baik dalam agama.

2. Dasar Keislaman

Amal ibadah yang dilakukan oleh seorang Muslim tidak akan diterima tanpa pemahaman tauhid yang benar. Dalam hadis, disebutkan bahwa syahadat tauhid merupakan pokok utama dalam agama Islam, sebagaimana diungkapkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW:

بُنِيَ الإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ الْبَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Artinya: “Islam dibangun di atas lima perkara: (1) bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah…” (HR Bukhari dan Muslim).

3. Pedoman dalam Kehidupan

Ilmu Tauhid mengajarkan umat Islam untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya tempat bergantung. Tauhid juga mengajarkan untuk menjauhkan diri dari segala bentuk kesyirikan atau penyekutuan dengan Allah. Konsep tauhid membentuk pandangan hidup yang mengutamakan hubungan yang benar dengan Tuhan serta mematuhi aturan-Nya.

    Dasar-Dasar Ilmu Tauhid

    Dasar-dasar Ilmu Tauhid bersumber dari beberapa referensi utama dalam Islam, yaitu Al-Qur’an, Hadis, Ijma’ (konsensus ulama), serta akal dan logika manusia. Berikut adalah penjelasan dari sumber-sumber utama tersebut:

    Al-Qur’an

    Al-Qur’an sebagai wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT adalah sumber utama dalam mempelajari tauhid. Beberapa ayat yang mendasari tauhid antara lain:

    1. Surah Al-Ikhlas Ayat 1

    قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ

    Artinya: “Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa.”

    2. Surah Al-Baqarah Ayat 163

    وَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَاحِدٌ لَآاِلٰهَ اِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ

    Artinya: “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”

    3. Surah An-Nahl Ayat 51

    وَقَالَ اللّٰهُ لَا تَتَّخِذُوْٓا اِلٰهَيْنِ اثْنَيْنِ إِنَّمَا هُوَ إِلٰهٌ وَاحِدٌ فَإِيَّايَ فَارْهَبُوْنِ

    Artinya: “Allah berfirman: Janganlah kalian menyembah dua Tuhan, hanya ada satu Tuhan, maka takutlah kepada-Ku saja.”

    Hadis Nabi Muhammad SAW

    Hadis-hadis juga memberikan penguatan terhadap pentingnya tauhid. Nabi Muhammad SAW bersabda:

    مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُخْلِصًا دَخَلَ الْجَنَّةَ

    Artinya: “Barang siapa yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ dengan ikhlas, maka ia akan masuk surga,” (HR Bukhari dan Muslim).

    Ijma’ (Konsensus Ulama)

    Para ulama telah sepakat bahwa tauhid adalah dasar utama dalam Islam. Tidak ada perbedaan pandangan di antara madzhab dan aliran dalam Islam mengenai pentingnya tauhid sebagai inti ajaran agama.

    Akal dan Logika

    Selain wahyu, Allah juga memberikan akal untuk memahami dan membuktikan keesaan-Nya. Ilmu Tauhid memanfaatkan akal dan logika untuk mendalilkan keberadaan Tuhan dan keesaan-Nya. Berbagai argumen rasional digunakan untuk menguatkan keyakinan ini, seperti penciptaan alam semesta yang tidak mungkin terjadi tanpa adanya Pencipta yang Maha Esa.

      Hukum Mempelajari Ilmu Tauhid

      Mempelajari ilmu tauhid adalah kewajiban bagi setiap Muslim, baik sebagai fardu ‘ain maupun fardu kifayah:

      Fardu ‘Ain

      Setiap Muslim wajib memahami dasar-dasar tauhid, seperti:

      a. Keyakinan kepada Allah, sifat-sifat-Nya, dan keesaan-Nya.

      b. Keyakinan kepada rasul-rasul Allah.

      c. Kepercayaan terhadap hari akhir, qada dan qadar.

      Fardu Kifayah

      Bagi kajian yang lebih mendalam, seperti ilmu kalam dan perdebatan teologis, mempelajarinya menjadi fardu kifayah, yang artinya cukup dilakukan oleh sebagian umat Islam.

        Kesimpulan

        Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas keesaan Allah dan menjadi dasar utama dalam keimanan setiap Muslim. Tanpa pemahaman yang benar tentang tauhid, amal ibadah tidak akan diterima. Ilmu ini bersumber dari Al-Qur’an, Hadis, ijma’, dan akal manusia, yang semuanya menunjang keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu, mempelajari ilmu tauhid adalah kewajiban setiap Muslim sebagai bagian dari dasar-dasar ajaran agama Islam. Wallahua’lam.

        Ahmad Dabith Mubarakh (Mahasiwa Prodi HKI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan) 

        • Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

          Lihat semua pos Lecturer

        Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

        Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

        6 komentar pada “Pemahaman Tauhid dalam Islam: Esensi Keesaan Allah SWT

        • Hengki pranata

          Sebagaimana telah di jelaskan dalam al quran surah al. Ikhlas, katakanlah muhammad dialah allah yang maha Esa,
          Pertanyaan bagaimana cara anda meyakinkan seseorang bahwa allah maha Esa dengan di dasari pada ayat tersebut, intinya bagaimana cara saudara meyakinkan seseorang kepada sesuatu yang tidak terlihat?

          Balas
        • Muhammad Raihan Ritonga

          Bagaimana jika seseorang itu beribadah hanya dengan dasar keyakinan terhadap Allah SWT atau hanya berdasarkan ketauhidan dengan kurangnya ilmu ataupun tanpa ilmu

          Balas
        • Apa saja manfaat mempelajari ilmu tauhid?

          Balas
        • Tazki aziz kurniawan baeha

          Bagaimana kita memahami fenomena Muslim yang secara praktik ibadah bertauhid, tetapi secara sosial atau dalam berkehidupan dia mengesampingkan tauhid tersebut? Dan dalam kondisi apa seseorang bisa dianggap keluar dari prinsip tauhid meskipun masih mengaku islam?

          Balas
        • Saipul Bakhri

          Tauhid itu dijadikan pedoman dalam hidup, yaitu menjauhkan diri dari bentuk kesyirikan, tetapi mengapa masih ada juga orang yang sudah bertauhid dia masih percaya dengan dukun atau ritual seperti sesajen dan lain nya, apakah tauhid nya bermasalah atau bagaimana, coba pemateri jelaskan.

          Balas
        • Kaniya amirah barkah daulay

          Sebagai mana yg telah di jelaskan di atas bahwasanya wujudnya allah itu tidak bisa di sangkal oleh akal dan wahyu. Jadi apabila ada seseorang yg menentang tentang hal tersebut bagaimanakah cara kita menjelaskan mengenai permasalahan tersebut?

          Balas

        Tinggalkan Balasan

        Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

        × Chat Kami Yuk