Munasabah Al-Qur’an: Makna, Fungsi, dan Ragam Hubungan Ayat
TATSQIF ONLINE – Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt. dalam bahasa Arab yang fasih dan penuh keindahan. Salah satu bentuk keindahan tersebut tampak dalam kerapian dan kesinambungan susunan ayat-ayat dan surat-suratnya. Di balik susunan ini, terdapat hikmah dan makna mendalam yang disebut sebagai munasabah, yaitu keterkaitan antara bagian satu dengan bagian lainnya dalam Al-Qur’an.
Konsep ini menjadi salah satu kajian penting dalam Ulumul Qur’an karena dengannya pemahaman terhadap Al-Qur’an menjadi lebih menyeluruh dan utuh. Menurut al-Suyuthi, munasabah merupakan kedekatan makna yang bersifat korelatif, baik secara umum maupun khusus, konkret maupun abstrak, serta bisa meliputi hubungan sebab dan akibat, ‘illat dan ma’lul, perbandingan dan pertentangan.
Pengertian Munasabah
Secara bahasa, munasabah berasal dari kata nasaba-yunasibu-munasabatan yang berarti kesesuaian atau keserasian. Dalam konteks Al-Qur’an, munasabah berarti hubungan yang serasi dan harmonis antara ayat dengan ayat, atau surat dengan surat. Al-Suyuthi dalam Al-Itqan fi Ulum al-Qur’an menjelaskan bahwa munasabah merupakan hubungan maknawi antara dua hal dalam Al-Qur’an, yang bisa terlihat dalam bentuk korelasi tematik maupun struktur redaksional.
Al-Zarkasyi juga menegaskan dalam karyanya Al-Burhan fi Ulum al-Qur’an bahwa setiap ayat yang diturunkan tidak terlepas dari konteks yang menyertainya, baik dalam bentuk sebab-sebab pewahyuan (asbab al-nuzul), gaya bahasa, atau keterkaitannya dengan ayat sebelumnya dan sesudahnya.
Fungsi Munasabah dalam Al-Qur’an
Fungsi utama dari kajian munasabah adalah:
- Menunjukkan Keindahan Susunan Al-Qur’an: Al-Qur’an diturunkan dengan susunan yang sangat rapi dan penuh makna, sehingga keterkaitan ayat dan surat menunjukkan mukjizat sastra Al-Qur’an.
- Memperdalam Pemahaman Kandungan Ayat: Dengan mengetahui keterkaitan suatu ayat dengan ayat lain, pembaca akan lebih mudah memahami maksud ayat secara kontekstual.
- Membantu Menafsirkan Al-Qur’an dengan Lebih Tepat: Dalam tafsir tahlili khususnya, analisis terhadap hubungan antar ayat sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan pemahaman.
- Memudahkan Pembelajaran dan Pengajaran: Susunan tematik yang saling berkaitan membantu penghafal maupun pengajar Al-Qur’an dalam menyusun materi secara sistematis.
Ragam Munasabah dalam Al-Qur’an
1. Munasabah antar Ayat dalam Satu Surat
Contoh paling sederhana dapat ditemukan dalam surat-surat pendek seperti al-Ikhlas, yang seluruh ayatnya berpusat pada tema tauhid. Dalam surat al-Baqarah ayat 4 dan 5, terlihat munasabah al-tandzir, yaitu hubungan perbandingan. Ayat 4 menyebutkan ciri orang beriman sejati yang mendapatkan derajat tinggi dan rezeki mulia, sementara ayat 5 menyebutkan bahwa perintah keluar dari rumah menuju perang Badar meski tidak disukai sebagian sahabat. Menurut al-Zarkasyi, huruf kaf dalam kama akhrajaka rabbuka adalah pembanding yang menyatukan dua keadaan yang serupa, yaitu perintah Tuhan yang harus dijalankan meskipun berat.
2. Munasabah al-Mudhadhat (Pertentangan Makna)
Munasabah ini menampilkan pertentangan antara dua gagasan atau karakter. Misalnya dalam surat al-Baqarah ayat 6, yang menjelaskan tentang kaum kafir yang tetap tidak akan beriman meskipun diberi peringatan. Ini berlawanan dengan ayat 1-5 yang menggambarkan orang-orang mukmin yang menerima petunjuk. Menurut al-Zarkasyi dalam Al-Burhan fi Ulum al-Qur’an, pertentangan ini dimaksudkan agar pembaca dapat membedakan dua kondisi secara tegas dan memperoleh pelajaran darinya.
3. Munasabah al-Istithrad (Penyisipan di Luar Tema Pokok)
Al-Istithrad adalah bentuk munasabah yang mengalihkan sementara pembicaraan untuk menjelaskan hal lain yang mendukung tema utama. Contohnya terlihat dalam surat al-A’raf ayat 26 yang membicarakan pakaian sebagai nikmat Allah, lalu menyisipkan “pakaian takwa itulah yang terbaik.” Menurut al-Suyuthi dengan mengutip al-Zamakhsyari, ayat ini menjadi penghubung antara kisah Adam dan hawa yang telanjang karena tipu daya setan dengan anjuran menutup aurat sebagai bentuk ketaqwaan.
4. Munasabah al-Takhalus (Peralihan Lembut ke Tema Baru)
Contohnya dalam surat al-Baqarah ayat 26-28, yang membicarakan perumpamaan Allah terhadap nyamuk dan makhluk kecil lainnya. Lalu ayat 28 menyindir ketidakpercayaan orang kafir dengan mengingatkan tentang kematian dan kebangkitan. Ini menunjukkan perpindahan tema yang tetap nyambung secara makna dan logika.
5. Munasabah antar Surat
Munasabah tidak hanya terjadi antar ayat, tetapi juga antar surat. Misalnya hubungan antara surat al-Fil dan surat Quraisy. Surat al-Fil menjelaskan bagaimana Allah melindungi Ka’bah dari pasukan bergajah, sedangkan surat Quraisy memerintahkan mereka untuk menyembah Tuhan pemilik Ka’bah yang telah memberi rasa aman. Ini menunjukkan kesinambungan antara perlindungan dan perintah ibadah.
6. Munasabah Fasilah (Penutup Ayat)
Fasilah dalam Al-Qur’an berperan sebagai penguat atau penegas isi ayat. Dalam surat al-Hajj ayat 63-65, terdapat tiga penutup ayat yang berbeda namun saling berkaitan dengan isi ayat masing-masing: Latifun Khabir, al-Ghaniyyu al-Hamid, dan Raufun al-Rahim. Ketiga sifat Allah ini menguatkan dan melengkapi makna ayat secara logis dan emosional. Al-Zarkasyi menyatakan bahwa ini adalah bentuk al-Tamkin, yakni memperkokoh pernyataan.
Sedangkan unsur al-Ighal, yaitu penjelasan tambahan yang sifatnya memperdalam makna, dapat ditemukan dalam surat al-Naml ayat 80, ketika Allah menyatakan bahwa orang mati atau tuli tidak bisa mendengar, ditambah dengan kalimat idza wallaw mudbirin, sebagai penjelasan lanjutan yang mempertegas makna meskipun tanpa itu pun makna dasarnya sudah utuh.
Penutup
Kajian munasabah menunjukkan bahwa Al-Qur’an bukanlah susunan kalimat yang terpisah tanpa hubungan, melainkan rangkaian makna yang saling terkait. Baik antar ayat, antar surat, maupun antar tema, semuanya menunjukkan kesempurnaan komposisi yang bersumber dari wahyu Allah. Pemahaman terhadap munasabah tidak hanya memperindah pemaknaan, tetapi juga memperkuat keyakinan akan kemukjizatan Al-Qur’an. Wallahua’lam.
Syakilah (Mahasiswa Prodi PGMI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

Bagaimana munasabah Alquran membantu dalam memahami hubungan antara ayat-ayat alquran?
Mengapa pemahaman terhadap konsep munasabah ayat Alquran penting bagi umat Islam?
Bagaimana hubungan munasabah dapat mencerminkan kesatuan tematik dalam satu surah?