Memahami Proses dan Hikmah Nuzulul Quran Secara Bertahap
TATSQIF ONLINE – Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai petunjuk untuk umat manusia. Turunnya Al-Qur’an merupakan peristiwa penting yang menegaskan keberadaannya bagi seluruh makhluk di langit dan bumi.
Proses penurunan Al-Qur’an dimulai dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah di langit dunia, kemudian secara bertahap Al-Qur’an turun kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril AS.
Kesuksesan Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat yang maju dan beradab dapat dikaitkan dengan konsistensinya dalam menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam keimanan, moral, dan perilaku. Beliau mengikuti ajaran Al-Qur’an sebagai landasan untuk membimbing umatnya menuju kehidupan yang bermartabat dan penuh keberkahan.
Pengertian Nuzulul Qur’an
Secara etimologi, Nuzulul bermakna menurunkan sesuatu dari tempat yang tinggi, sedangkan Al-Qur’an mengacu pada kitab suci umat Islam. Dengan demikian, Nuzulul Qur’an dapat dijelaskan sebagai peristiwa turunnya Al-Qur’an dari tempat yang tinggi ke permukaan bumi.
Ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi SAW adalah surah Al-Alaq ayat 1-5, berikut Ini:
اِقْرَاْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِىْ خَلَقَۚ خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۢ اِقْرَاْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ الَّذِىْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمۡۚ
Artinya: “Bacalah (wahai Muhammad), dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Turunnya ayat Al-Qur’an pertama kali kepada Nabi Muhammad terjadi di Gua Hira pada tanggal 17 Ramadhan tahun 610 Masehi, sehingga tanggal 17 Ramadhan diperingati sebagai Nuzulul Quran hingga saat ini.
Melansir dari laman tafsiralquran.id, Al-Qur’an menggunakan dua istilah, yaitu anzala dan nazzala, untuk menjelaskan proses nuzulul Quran. Anzala berarti turun secara keseluruhan dalam satu jumlah sekaligus, sedangkan nazzala berarti turun berangsur-angsur atau berulang-ulang. Keduanya memiliki perbedaan spesifik.
Pemahaman akan perbedaan antara makna anzala dengan nazzala, menunjukkan bahwa tidak ada pertentangan antara catatan sejarah pewahyuan Al-Qur’an di Gua Hira pada surah Al-‘Alaq 1-5 dengan Al-Qur’an surah Al-Qadr ayat 1:
اِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Qadar.”
Ayat ini menggambarkan proses nuzulul Quran secara sekaligus dari lauh al-mafuzh ke Baitul ‘Izzah (langit dunia), dan menitikberatkan pada proses turunnya secara keseluruhan. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun sebagai pedoman dalam kehidupan.
BACA JUGA: Nuzulul Qur’an dan Keselarasannya dengan Realitas Kultural
Hikmah di Balik Proses Penurunan Al-Qur’an Secara Bertahap
Setelah turun ke langit dunia, Al-Qur’an disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun. Proses dimulai pada 17 Ramadan tahun 13 SH di Gua Hira, tempat di mana Nabi Muhammad Saw ber-‘uzlah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan merenungi kondisi masyarakat Arab yang menjauh dari ajaran-Nya.
Tujuan proses nuzulul Quran secara bertahap adalah agar Al-Qur’an dapat dipahami dengan baik, mudah diimplementasikan, dan dapat menjawab berbagai persoalan sosial masyarakat pada masa Nabi Muhammad. Nashr Hamid menyebutnya sebagai al-Qur’an muntaj wa muntij tsaqafi, yang tertuang dalam kitab Naqd al-Khittab, yang artinya Al-Qur’an merespon budaya dan realitas yang ada, kemudian membentuk budaya dan realitas baru.
Pada tahap ini, Al-Qur’an disampaikan melalui tiga cara utama, di antaranya adalah Malaikat Jibril langsung memasukkan wahyu ke dalam hati Nabi Muhammad SAW, tanpa melihat wujud apapun. Hal ini tercantum dalam QS. Al-Syu’ara [26]: 193-194
Kedua, Malaikat Jibril menampakkan dirinya kepada Rasulullah, baik dalam wujud aslinya maupun dalam bentuk manusia, lalu menyampaikan ayat Al-Qur’an, seperti yang dijelaskan dalam kronologi pewahyuan QS. ‘Alaq [96]: 1-5.
Ketiga, wahyu datang secara tiba-tiba seperti gemerincing lonceng, yang merupakan proses paling berat yang dirasakan oleh Nabi Muhammad Saw. Terkadang, kening beliau berkeringat meskipun musim dingin, dan terkadang beliau terpaksa berhenti atau turun dari unta karena merasa berat ketika wahyu datang.
Wallahu A’lam
Oleh Meliana Siregar (Mahasiswa UIN SYAHADA Padangsidimpuan)
-
Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.
Lihat semua pos Lecturer
Kenapa susunan penulis surah dalam Al Qur’an tidak disusun berurutan sesuai dengan surah yang pertama hingga yang terakhir turun?
Al-Quran tidak diatur berdasarkan urutan waktu turunnya surah karena itu adalah kehendak langsung dari Allah SWT. Penyusunannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi umat Islam pada waktu tertentu, memberikan petunjuk dan panduan yang sesuai. Meskipun tidak berurutan sesuai waktu turun, setiap surah memiliki pesan yang unik dan relevan. Ini mengajarkan kita untuk bersabar, mempercayai Allah, dan memahami surah dan ayat Al-Quran dengan lebih mendalam, tanpa terpaku pada urutan waktu penurunan.
Tolong berikan contoh bagaimana al Quran merespon budaya yang ada kemudian membentuk budaya yang baru
Al-Qur’an sering kali merespon budaya yang ada kemudian membentuk budaya yang baru. Contohnya, pada masa jahiliyah di Arab sebelum datangnya Islam, praktik-praktik seperti penyembelihan binatang untuk berbagai dewa, perbudakan, dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan dan anak yatim merupakan bagian dari budaya yang ada.
Ketika Al-Qur’an diturunkan, ajaran-ajaran Islam menolak praktik-praktik tersebut dan membentuk budaya baru yang lebih adil, manusiawi, dan berperikemanusiaan. Misalnya, Al-Qur’an menekankan pentingnya keadilan, kesetaraan, dan perlindungan terhadap kaum lemah seperti perempuan, anak yatim, dan budak.
Bagaimana kisah ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu secara tiba-tiba seperti gemerincing lonceng dan ayatnya?
Kisah pertama kali Nabi Muhammad SAW menerima wahyu berlangsung di Gua Hira pada malam 17 Ramadhan. Nabi Muhammad SAW biasa menyendiri (tahannuts) dan merenung di tempat tersebut. Pada malam itu, yang kemudian dikenal sebagai malam pertama penurunan wahyu (Nuzulul Quran), Malaikat Jibril datang kepada beliau.
Malaikat Jibril mendekati Nabi Muhammad SAW dan menyuruhnya membaca. Inilah saat turunnya ayat pertama dari Al-Quran, yaitu Surah Al-‘Alaq (96:1-5):
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
عَلَّمَ الإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
“Bacalah (wahai Muhammad) dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam (tinta) dan mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama ini, beliau merasa kaget dan bingung. Malaikat Jibril kemudian memberitahu beliau tentang tugas kenabian dan bahwa Allah telah memilihnya sebagai rasul-Nya untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia. Setelah pengalaman itu, Nabi Muhammad SAW pulang ke rumahnya dan bercerita kepada istrinya, Khadijah, yang memberinya dukungan dan keyakinan.
Inilah awal dari misi kenabian Nabi Muhammad SAW dan penurunan wahyu yang berlangsung selama lebih dari dua puluh tahun. Kejadian ini menandai permulaan dakwah Islam dan merupakan titik awal perjalanan agama Islam di dunia.
Alangkah baiknya jika pada artikel turunnya Al Qur’an ini dicantumkan proses pada saat penerimaan wahyu dari malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW (kutipan hadits) yang menjelaskan peristiwa di gua hira tersebut,agar kita sebagai pembaca dapat menguatkan penjelasan kita bagi orang-orang yang bertanya tentang kejadian penerimaan wahyu oleh Nabi Muhammad SAW
terima kasih atas sarannya.
seperti yang tertera di atas Wahyu yang pertama kali turun adalah q.s.al alaq dan proses turunnya itu secara mutawatir untuk mempermudah pemahaman,tapi yang jadi pertanyaan susunan surah dalam Al Qur’an tidak sesuai turunnya Al Qur’an, pertanyaan nya apa hikmah dan tujuan penyusunan Al Qur’an yang sedemikian?
Penyusunan Al-Quran yang tidak mengikuti urutan waktu turunnya memiliki tujuan yang mendalam. Ini menjadi ujian ketaatan dan kesabaran umat Islam, menantang mereka untuk menerima petunjuk Allah meski tidak selalu sesuai logika manusia. Penyusunan bertahap memungkinkan penerimaan wahyu secara perlahan, menciptakan pendekatan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Meskipun tak linear, Al-Quran tetap relevan untuk setiap zaman, menguji kecerdasan dan keimanan umat Islam. Keterpaduan tema dan ajaran dalam Al-Quran mencerminkan kebijaksanaan Allah dalam menyampaikan pesan-Nya. Dengan demikian, penyusunan yang demikian mencerminkan rahmat dan kebijaksanaan Allah untuk membimbing umat Islam sepanjang waktu.
bagaimana nuzulul Qur’an memengaruhi kehidupan dan misi nabi muhammad?
Nuzulul Qur’an, atau penurunan wahyu Al-Qur’an, sangat penting untuk hidup dan tugas Nabi Muhammad SAW. Wahyu-wahyu ini memberikan petunjuk tentang cara hidup yang baik dan membantu beliau dalam mengajarkan Islam kepada orang lain.
Al-Qur’an bukan hanya sebagai bacaan yang bernilai ibadah, tetapi juga petunjuk tentang cara berperilaku dan hidup bersosial. Wahyu membantu membentuk masyarakat Muslim dan aturan-aturan untuk beribadah seperti shalat dan puasa.
Wahyu juga merubah cara hidup di masyarakat Arab pada waktu itu, menggantikan kebiasaan-kebiasaan buruk dengan ajaran Islam yang menekankan keadilan dan persatuan.
Penurunan wahyu ini memberi arah baru bagi umat Islam dalam cara hidup dan pemikiran, mengajarkan mereka untuk mempraktikkan ajaran Islam dalam semua aspek kehidupan. Dengan demikian, Nuzulul Qur’an adalah bagian yang sangat penting dari misi kenabian dan membentuk dasar dari agama Islam.
Mengapa sebagian besar masyarakat Arab pada periode awal turunnya alquran menolak ajaran alquran?
Sebagian besar masyarakat Arab menolak ajaran Al-Qur’an pada awal penurunannya karena beberapa faktor. Pertama, ajaran Islam membawa perubahan sosial yang signifikan, mengancam tradisi dan kebiasaan yang sudah lama. Kedua, ajaran keadilan sosial dan persamaan dalam Islam dapat mengancam kepentingan ekonomi dan politik beberapa pemimpin pada masa itu. Ketiga, penolakan terhadap konsep Tauhid dan penyembahan hanya kepada Allah sulit diterima oleh yang masih melekat pada kepercayaan tradisional. Keempat, kaum Quraisy sebagai penguasa politik dan ekonomi menentang Islam karena mencabut otoritas dan kekuasaan mereka. Terakhir, jumlah pengikut Nabi Muhammad pada awalnya relatif kecil dan tidak memiliki pengaruh politik yang signifikan. Meskipun pada awalnya banyak penolakan, seiring berjalannya waktu, banyak orang yang akhirnya memeluk Islam karena melihat nilai-nilai positif yang dibawa oleh ajaran Al-Qur’an.
Darimana munculnya istilah anzala yang berarti turunnya Al-Qur’an secara keseluruhan dalam sekaligus, sementara dari kisah yang kita petik bahwa Al-Qur’an itu diturunkan secara berangsur-angsur?
Istilah “anzala” yang berarti turun secara keseluruhan dalam satu waktu digunakan dalam Al-Qur’an untuk menunjukkan bahwa wahyu Al-Qur’an disampaikan sepenuhnya dari Lauhul Mahfuz ke langit dunia, yaitu ke Baitul ‘Izzah di langit dunia pertama, pada malam Lailatul Qadr.
Kemudian, Al-Qur’an diturunkan secara bertahap selama 23 tahun, dari Baitul ‘Izzah kepada Nabi Muhammad SAW. Pewahyuan pertama terjadi pada malam 17 Ramadhan, saat beliau ‘uzlah di Gua Hira. Hal ini menekankan keagungan dan kemuliaan malam tersebut sebagai momen khusus dalam sejarah penurunan Al-Qur’an.
Pertayaan saya
Bagaimana hikmah Nuzulul Quran dalam mempengaruhi kehidupan manusia?
Nuzulul Quran, atau penurunan wahyu Al-Quran, sangat penting untuk membentuk cara hidup manusia. Al-Quran bukan hanya buku suci, tapi juga panduan untuk tingkah laku, hukum, dan segala aspek kehidupan. Misalnya, ajaran tentang adil, persamaan, dan kedermawanan mengajarkan kita untuk bersikap baik kepada sesama.
Al-Quran juga memberikan pandangan hidup yang seimbang, sambil mengingatkan kita untuk menjauhi hal-hal yang tidak baik. Pesannya tentang ketaqwaan kepada Allah dan mencari ilmu pengetahuan juga memberi inspirasi bagi kita untuk belajar dan saling menghormati.
Singkatnya, Nuzulul Quran memberikan petunjuk yang sangat berharga untuk hidup yang lebih baik dan bermakna. Al-Quran adalah sumber inspirasi dan pedoman yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari.
Apa saja keistimewaan dari nuzulul quran?
Nuzulul Quran memiliki beberapa keistimewaan penting. Pertama, Al-Quran turun pada malam Lailatul Qadr, yang dianggap lebih baik dari seribu bulan. Al-Quran memberikan petunjuk hidup bagi seluruh umat manusia, menutup risalah ilahi, dan mengangkat Nabi Muhammad SAW sebagai rasul terakhir. Wahyu ini menciptakan masyarakat yang adil dan saling peduli, serta mengubah realitas sosial dan kultural masyarakat Arab. Malam Lailatul Qadr memiliki kemuliaan dan keberkahan khusus. Keseluruhan, Nuzulul Quran membawa keberkahan besar bagi umat Islam sebagai pedoman hidup yang terakhir.
Mengapa pada periode kedua turunnya alquran sebagain masyarakat Arab menolak ajaran alquran?
Pada periode kedua penurunan Al-Quran, beberapa sebagian masyarakat Arab menolak ajaran Al-Quran dengan alasan yang kompleks. Salah satunya adalah perlawanan terhadap perubahan sosial yang signifikan yang dibawa oleh ajaran Islam. Ajaran Al-Quran mengubah norma-norma dan nilai-nilai yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan mereka, dan beberapa anggota masyarakat enggan untuk meninggalkan tradisi dan kebiasaan lama mereka.
Selain itu, kaum Quraisy yang memiliki kepentingan ekonomi dan politik di Mekkah merasa terancam dengan pesan-pesan keadilan sosial yang diusung oleh Islam. Ajaran ini dapat memengaruhi struktur kekuasaan dan priviledge yang dimiliki oleh kelompok tertentu, sehingga mereka menolaknya. Selain itu, konsep tauhid, atau keesaan Allah, yang menolak penyembahan berhala dan sistem kepercayaan tradisional, menantang keyakinan dan praktik keagamaan yang sudah menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Arab. Budaya, tradisi, dan identitas yang sudah melekat dalam masyarakat Arab sebelumnya juga menjadi faktor penolakan terhadap ajaran Islam. Proses dakwah dan penyebaran ajaran Al-Quran secara perlahan berhasil mengubah pandangan sebagian besar masyarakat dan membentuk fondasi agama Islam di wilayah tersebut.
Apa perbedaan antara Nuzulul Quran dan lailatul Qadar?
Nuzulul Quran adalah peristiwa penurunan Al-Quran dari Lauhul Mahfuzh ke langit dunia, dan dari langit dunia kepada Nabi Muhammad SAW, yang dimulai pada malam Lailatul Qadr.
Lailatul Qadr adalah malam khusus dalam bulan Ramadan yang merupakan malam yang sangat istimewa, lebih baik dari seribu bulan, dan menjadi awal penurunan wahyu pertama Al-Quran secara keseluruhan. Jadi, Nuzulul Quran menekankan peristiwa turunnya Al-Quran baik secara keseluruhan dari lauhul mahfuzh ke langit dunia, maupun secara bertahap dari langit dunia kepada Nabi muhammad SAW, sementara Lailatul Qadr menyoroti malam kemuliaan di mana penurunan wahyu dimulai.
Apakah ada alasan mengenai tempat turunnya ayat al-qur’an dan adakah tempat lain selain mekkah dan madinah saat turunnya ayat al-qur’an?
Sebagian besar ayat Al-Qur’an turun di Mekkah dan Madinah, tempat utama dalam sejarah Islam. Wahyu pertama diterima di Gua Hira, dekat Mekkah. Selain itu, beberapa ayat turun di Gua Thaur, Bukit Uhud, dan Bukit Quba. Meskipun Mekkah dan Madinah menjadi pusat penurunan Al-Qur’an, tempat-tempat lain yang terkait dengan kehidupan Nabi Muhammad atau peristiwa penting juga menjadi lokasi penurunan ayat Al-Qur’an.
Saran saya pada penulisan surah al alaq di berikan tanda wakaf agar mudah di pahami dalam perberhentian dan penandaan pergantian ayat pada surah tersebut.
Baik, terima kasih atas sarannya.
Bagaimana cara kita bisa mengambil pelajaran dari proses turunnya Al – Quran untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Untuk mengambil pelajaran dari proses turunnya Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat memulai dengan membaca, memahami, dan merenungkan ajaran Al-Quran secara mendalam. Pemahaman ini dapat membimbing kita dalam menjalani kehidupan dengan prinsip-prinsip moral dan etika yang diajarkan oleh Al-Quran. Selanjutnya, penting untuk merenungkan nilai-nilai seperti keadilan sosial, kejujuran, dan kasih sayang, serta mencoba menerapkannya dalam interaksi sehari-hari.
Melalui ibadah dan ketaqwaan, kita dapat menguatkan hubungan dengan Allah dan mempraktikkan ajaran Al-Quran dalam bentuk ritual keagamaan, seperti shalat, puasa, dan sedekah. Selain itu, penting juga untuk mengembangkan diri melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sifat-sifat positif yang dianjurkan oleh Al-Quran.
Doa dan kontemplasi atas ayat-ayat Al-Quran menjadi langkah penting untuk meminta petunjuk, kekuatan, dan perlindungan Allah dalam menghadapi tantangan sehari-hari. Kesadaran, konsistensi, dan kesungguhan dalam menjalani proses pembelajaran dan refleksi terus-menerus akan membantu kita menerima dan mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran dalam berbagai aspek kehidupan.
Seperti yang kita ketahui ayat yg pertama kali diturunkan oleh Allah SWT adalah Q. s. Al-Alaq 1-5 lantas dan dilanjutkan pada waktu yang berbeda untuk ayat seterusnya. Namun apa penyebab nama surah tersebut tetap sama sementara waktu ayatnya beda diturunkan?
Surah Al-Alaq tetap memiliki nama yang sama meskipun ayat-ayatnya diturunkan dalam waktu yang berbeda karena adanya kesatuan tema atau konsep dalam surah tersebut. Meskipun turun secara bertahap, surah ini menyampaikan pesan utama tentang pentingnya ilmu pengetahuan, penciptaan manusia, dan panggilan untuk membaca dan menulis. Hal ini menunjukkan keutuhan tema dan kesatuan dalam Al-Quran, meskipun penurunan ayat-ayatnya terjadi pada waktu yang berbeda.
Coba sebutan bagaimana cara kita bisa mengambil pelajaran dari proses turunnya Al – Quran untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Untuk mengambil pelajaran dari proses turunnya Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat memulainya dengan membaca dan memahami Al-Quran secara rutin, serta merefleksikan ajaran-ajarannya dalam tindakan sehari-hari. Nilai-nilai moral dan etika yang terkandung dalam Al-Quran, seperti keadilan sosial, keteladanan, dan ketaqwaan, dapat diterapkan dalam interaksi dengan sesama manusia dan dalam pengembangan diri. Praktik ibadah dan doa juga menjadi bagian penting untuk memperdalam hubungan spiritual dengan Allah SWT. Dengan menerapkan ajaran Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan bermakna, serta menjadi teladan bagi orang lain dalam menjalani kehidupan yang bermartabat dan beretika.
Sebutkan ayat ayat yang ada dalam Alquran yang menjelaskan Nuzulul Qur’an?
Tidak ada ayat khusus dalam Al-Quran yang secara eksplisit menjelaskan Nuzulul Quran atau penurunan Al-Quran secara keseluruhan. Namun, beberapa ayat menyebutkan bahwa Al-Quran diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW. Misalnya, dalam Surah Al-Qiyamah, ayat 16-19, dinyatakan bahwa wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad pada malam kemuliaan. Ayat-ayat seperti ini menunjukkan bahwa Al-Quran diturunkan secara bertahap untuk menguatkan hati Nabi Muhammad dan untuk diajarkan kepada manusia secara perlahan-lahan. Meskipun tidak ada ayat yang secara spesifik membahas Nuzulul Quran, pemahaman tentang penurunan Al-Quran secara bertahap dapat ditemukan dalam beberapa ayat yang relevan ini.
Proses turunnya Al-Quran berlangsung selama berapa waktu?
Proses penurunan Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW berlangsung selama kurang lebih dari 23 tahun. Penurunan dimulai pada tahun 610 Masehi ketika Nabi menerima wahyu pertama di Gua Hira dan berlanjut hingga tahun 632 Masehi, tahun wafatnya Nabi Muhammad. Selama periode ini, ayat-ayat Al-Quran diturunkan secara bertahap sesuai dengan situasi, kebutuhan, dan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan umat Islam pada masa itu. Proses penurunan wahyu ini mencakup masa hidup Nabi Muhammad di Mekkah sebelum hijrah ke Madinah, serta masa hidupnya di Madinah setelah hijrah.