Aqidah & AkhlakGaya Hidup

Makam Muslim Sebagai Wisata Ziarah, Simak Pandangan Islam

TATSQIF ONLINE  Makam seorang gadis penjual gorengan berinisial NKS di Padang Pariaman, Sumatera Barat, menjadi viral. Kehebohan ini berawal dari kasus kematiannya yang tragis.

Berdasarkan laporan CNN Indonesia, NKS menjadi korban kekerasan keji yang dilakukan oleh pelaku berinisial IS. Setelah dirudapaksa dan dibunuh, jasadnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Kapolda Sumatera Barat, Irjen Suharyono, mengonfirmasi bahwa NKS meninggal dunia pada 6 September 2024.

Namun, di balik tragedi tersebut, kisah hidupnya justru menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.

Makam NKS Jadi Tujuan Ziarah: Awal Mula dan Fenomena yang Terjadi

Menurut Tribun-Medan.com, Yoeka Aulia, sahabat NKS, menceritakan bahwa almarhumah adalah sosok pekerja keras dengan cita-cita mulia. Ia ingin melanjutkan pendidikan dan menjadi guru, meskipun harus bekerja sebagai penjual gorengan dan kuli panggul demi mengumpulkan biaya.

Kepergiannya yang tragis meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan masyarakat sekitarnya. Tak heran, banyak orang yang tergerak untuk datang berziarah sebagai bentuk penghormatan.

Fenomena ini semakin menarik perhatian setelah makam NKS dikabarkan mengeluarkan aroma harum. Menurut laporan Tribunnews.com, beberapa warganet pun berpendapat bahwa wangi tersebut berasal dari bunga dan pandan yang ditaburkan di atas makamnya.

Selain itu, ramainya peziarah turut membawa dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Banyak warga memanfaatkan kesempatan ini untuk berjualan makanan dan minuman, sehingga makam NKS kini mirip dengan objek wisata ziarah.

Namun, bagaimana sebenarnya Islam memandang fenomena wisata ziarah ini?

Wisata Ziarah dalam Perspektif Islam

Dalam sebuah artikel jurnal berjudul “Wisata Ziarah sebagai Identitas Sosial: Studi Antropologi Budaya di Makam Sultan Malikussaleh Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara”, dijelaskan bahwa ziarah pada awalnya dilakukan untuk mengunjungi makam keluarga atau kerabat dekat. Namun, seiring waktu, praktik ini berkembang ke makam wali, kyai, atau tokoh yang dianggap memiliki keistimewaan.

Ziarah sendiri merupakan bagian dari ritual keagamaan yang umumnya bertujuan untuk mengingat kematian dan kehidupan akhirat dan mendoakan orang yang telah meninggal. Namun, dalam kasus makam NKS, sebagian orang percaya bahwa almarhumah adalah bidadari surga. Keyakinan ini membuat mereka berharap doa-doanya lebih cepat terkabul ketika berziarah ke makamnya.

Namun, bagaimana Islam sebenarnya mengatur tata cara berziarah?

Panduan Ziarah Kubur dalam Islam

1. Hukum Ziarah Kubur

Ziarah kubur pada awalnya dilarang oleh Rasulullah ﷺ karena dikhawatirkan umat Islam akan terjerumus ke dalam kesyirikan, sebagaimana yang terjadi pada masa jahiliyah. Namun, setelah umat Islam memiliki keimanan yang lebih kuat, Rasulullah ﷺ kemudian menganjurkan ziarah kubur dengan tujuan mengingat kematian.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad ﷺ:

إِنِّي كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ القُبُورِ، فَزُورُوْهَا

Artinya: “Sungguh dahulu aku melarang kamu ziarah kubur, maka ziarahilah ia,” (HR Muslim, Ahmad, Nasa’i & lainnya).

Dengan demikian, ziarah kubur diperbolehkan dalam Islam, selama tujuannya untuk mengingat kematian dan mendoakan ahli kubur, bukan untuk meminta pertolongan kepada mereka.

2. Tata Cara Ziarah Kubur Sesuai Sunnah

Agar ziarah tidak melenceng dari ajaran Islam, ada beberapa adab dan tata cara yang perlu diperhatikan:

a. Mengucapkan Salam Saat Memasuki Area Pemakaman

Saat memasuki makam, dianjurkan untuk mengucapkan doa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. Salah satu doa yang diriwayatkan oleh Ibnu Sunni dari Ibnu Mas’ud RA adalah:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَيَّتُهَا الأَرْوَاحُ الْقَانِيَةُ. وَالأَبْدَانُ الْبَالِيَةُ وَالْعِظَامُ النَّخِرَةُ الَّتِى خَرَجَتْ مِنَ الدُّنْيَا وَهِيَ بِاللَّهِ مُؤْمِنَةٌ. أَللهُمَّ أَدْخِلْ عَلَيْهِمْ رَوْحًا مِنْكَ وَسَلَامًا مِنا

Artinya: “Kesejahteraan semoga dilimpahkan atas kamu, hai semua roh yang rusak tubuhnya dan badan-badan yang busuk serta tulang-tulang yang hancur, yang telah keluar dari dunia, padahal ia beriman kepada Allah. Ya Allah, masukkanlah kepada mereka itu kelapangan dari Engkau dan kesejahteraan dari kami,” (HR Muslim).

b. Mendoakan Ahli Kubur

Saat berziarah, hendaknya yang dilakukan adalah mendoakan ahli kubur, bukan meminta sesuatu kepada mereka. Sebab, orang yang telah meninggal tidak dapat membantu atau memberikan keberkahan, melainkan justru membutuhkan doa dari orang yang masih hidup.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah An-Nahl ayat 53:

وَمَا بِكُمْ مِّنْ نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ثُمَّ اِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَاِلَيْهِ تَجْـَٔرُوْنَۚ

Artinya: “Segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah. Kemudian, apabila kamu ditimpa kemudaratan, kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.”

c. Tidak Menjadikan Makam Sebagai Tempat Meminta Pertolongan

Sebagian orang beranggapan bahwa berdoa di makam orang saleh bisa mempercepat terkabulnya doa. Padahal, meminta sesuatu kepada selain Allah SWT adalah bentuk kesyirikan.

Rasulullah ﷺ menegaskan larangan ini dalam banyak hadits, salah satunya:

لَا تَجْعَلُوا قَبْرِي عِيدًا، وَلَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قُبُورًا، وَصَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ تَبْلُغُنِي حَيْثُ كُنْتُمْ

Artinya: “Jangan jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, dan jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan. Bershalawatlah kepadaku, karena shalawat kalian akan sampai kepadaku di mana pun kalian berada,” (HR Abu Dawud, Ahmad).

3. Waktu yang Dianjurkan untuk Berziarah

Tidak ada waktu khusus yang ditetapkan dalam Islam untuk berziarah. Namun, tradisi di Indonesia yang mengaitkan ziarah kubur dengan menjelang Idul Fitri dianggap sebagai bid’ah jika diyakini sebagai suatu kewajiban. Ziarah kubur dapat dilakukan kapan saja, asalkan bertujuan untuk mengingat kematian dan mendoakan ahli kubur.

Kesimpulan: Ziarah yang Benar Sesuai Syariat

Ziarah kubur adalah amalan yang dianjurkan dalam Islam, selama dilakukan dengan niat yang benar, yaitu untuk mengingat kematian dan mendoakan ahli kubur. Namun, menjadikan makam sebagai tempat wisata dan berharap keberkahan dari orang yang sudah meninggal adalah sesuatu yang tidak dianjurkan dalam Islam.

Dalam kasus makam NKS, alangkah lebih baik jika masyarakat yang berziarah fokus pada mendoakan almarhumah agar mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Tragedi ini juga menjadi pengingat bahwa keamanan bagi perempuan harus lebih diperhatikan, dan penting bagi laki-laki untuk memahami agama agar tidak melakukan tindakan keji seperti yang menimpa NKS. Wallahu A’lam.

Author: Triana Amalia (Penulis & Aktivis Dakwah Muslimah)

Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Kami Yuk