Istri Bakar Suami Karena Judi: Pelajaran Penting Mengelola Emosi
TATSQIF ONLINE – Kasus istri yang membakar suaminya baru-baru ini viral di media sosial, menarik perhatian banyak orang. Berita menyebutkan suami tersebut kecanduan judi online, sehingga gagal memenuhi kewajiban nafkah dalam rumah tangga.
Kasus ini menunjukkan pentingnya pengelolaan emosi dalam konflik rumah tangga dan menjadi peringatan bagi banyak orang. Sebagai kepala keluarga, suami memiliki tanggung jawab untuk memberikan nafkah.
Namun, ada kalanya suami tidak bisa menjalankan tugasnya karena alasan seperti sakit atau kecelakaan. Dalam kasus ini, istri merasa marah dan frustrasi karena suami kecanduan judi, yang menyebabkan nafkah tidak terpenuhi dan akhirnya berujung pada tindakan ekstrem.
Menurut psikolog APKI, Ike Astuto Dany Rosani, S.Psi., M.Psi, emosi yang diekspresikan dengan cara yang tidak tepat dapat membawa dampak negatif pada fisik, kehidupan sosial, dan hubungan dengan pasangan. Perasaan marah atau kesal dapat menjadi pemicu hilangnya kendali, yang sering kali berujung pada tindakan yang merugikan.
Tindakan fisik atau perkataan yang tidak seharusnya terjadi dalam kehidupan keluarga sering kali muncul akibat emosi negatif yang tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara mengendalikan emosi agar konflik tidak berujung pada kekerasan.
Beberapa Cara Mengelola Emosi Negatif
Ahli psikologi, dr. Rizal Fadli memberikan beberapa cara untuk mengendalikan emosi. Pertama, atur nafas. Ketika emosi mulai meluap, mengatur nafas dapat membantu menenangkan diri. Kedua, pahami perasaan diri sendiri dan pasangan. Kesadaran akan perasaan masing-masing dapat mengurangi ketegangan.
Ketiga, gunakan bahasa yang baik saat berkomunikasi. Pilihan kata yang tepat dapat mencegah terjadinya salah paham. Keempat, dengarkan penjelasan dari pasangan. Mendengarkan dengan baik dapat membantu memahami sudut pandang pasangan dan meredakan konflik.
Kelima, kontak fisik dengan pasangan, seperti pelukan atau sentuhan lembut, dapat menciptakan rasa nyaman dan mengurangi ketegangan. Terakhir, luangkan waktu bersama untuk membangun kedekatan emosional dan memperkuat hubungan.
Gross dan Hooria Jazairi menyatakan dalam bukunya, Emotion Regulation: Conceptual and empirical foundation, bahwa ketidakmampuan mengatur emosi bisa menjadi akar gangguan psikologis, seperti depresi dan gangguan kepribadian. Setiap individu memiliki cara berbeda dalam merespons stres dan konflik, sehingga pengelolaan emosi harus bersifat personal dan adaptif.
BACA JUGA: Judi Online Berkedok Investasi: Waspada, Sudah Banyak Korban
Strategi Efektif Mengatasi Emosi Negatif
Menurut Rensi, M.Psi., Psikolog, emosi negatif yang dominan pada seorang ibu dapat berdampak buruk pada seluruh keluarga, seperti membuatnya mudah marah pada anak dan suami. Dampak ini sering kali menciptakan suasana tidak nyaman di rumah dan menambah stres bagi anggota keluarga lainnya. Tanpa disadari, hal ini bisa memicu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Untuk mengatasi emosi negatif secara efektif, Rensi merekomendasikan beberapa strategi sebagai berikut:
1. Membangun Empati: Melihat situasi dari sudut pandang pasangan dapat membantu memahami perasaan dan perspektif mereka. Hal ini akan mengurangi ketegangan dan menciptakan suasana yang lebih harmonis.
2. Menciptakan Ruang untuk Diskusi: Menyediakan waktu khusus untuk berbicara tentang masalah yang ada. Diskusi yang terbuka dan jujur dapat membantu mengatasi kesalahpahaman dan menemukan solusi bersama.
3. Menghindari Komunikasi yang Menyakitkan: Menghindari penggunaan kata-kata yang menyakitkan atau merendahkan saat berdebat. Komunikasi yang penuh rasa hormat dapat mencegah konflik semakin memburuk.
4. Menerima Ketidaksempurnaan: Setiap orang memiliki kekurangan. Menerima bahwa pasangan tidak sempurna dan bahwa konflik adalah bagian dari hubungan, dapat membantu mengurangi ekspektasi yang tidak realistis.
5. Mencari Bantuan Profesional: Jika konflik terus berlanjut dan sulit diatasi, mencari bantuan dari konselor atau terapis bisa menjadi pilihan. Mereka dapat memberikan perspektif objektif serta strategi efektif untuk mengatasi masalah.
6. Menjaga Kesehatan Mental: Selain mengelola emosi dalam hubungan, menjaga kesehatan mental secara keseluruhan juga sangat penting. Meluangkan waktu untuk diri sendiri, melakukan aktivitas yang disukai, dan mencari dukungan dari teman atau keluarga dapat membantu menjaga keseimbangan mental.
7. Praktik Mindfulness: Mengadopsi praktik mindfulness atau kesadaran penuh dapat meningkatkan kesadaran terhadap emosi yang muncul dan cara meresponsnya. Hal ini dapat mengurangi reaksi impulsif dan meningkatkan pengendalian diri.
Kesimpulan
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, pasangan suami istri dapat mengelola emosi negatif lebih baik dan menciptakan lingkungan rumah tangga yang lebih sehat dan harmonis. Komunikasi yang baik dan pengertian satu sama lain menjadi kunci untuk mengatasi konflik dan membangun hubungan yang kuat.
Author: Ayu Sania (Mahasiswa UIN SYAHADA Padangsidimpuan)
Editor: Sylvia Kurnia Ritonga (Founder tatsqif.com)