Aqidah & Akhlak

Iman kepada Hari Akhir: Keyakinan dan Perjalanan Akhirat, Simak

TATSQIF ONLINE  Iman kepada hari akhir merupakan salah satu rukun iman yang sangat penting dan menjadi pokok ajaran dalam agama Islam. Keyakinan ini tidak hanya mencakup pengakuan bahwa kehidupan dunia ini akan berakhir, tetapi juga keyakinan terhadap berbagai peristiwa besar yang akan terjadi setelah kematian, yaitu kebangkitan, perhitungan amal, pembalasan surga atau neraka, dan kehidupan kekal yang akan dihadapi setiap individu.

Pengertian Iman Kepada Hari Akhir

Iman kepada hari akhir berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa kehidupan dunia ini bersifat sementara dan bahwa kehidupan abadi di akhirat akan dimulai setelah kematian. Hari akhir adalah waktu di mana seluruh umat manusia akan dibangkitkan untuk mempertanggungjawabkan setiap amal perbuatannya selama hidup di dunia. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Hajj ayat 7:

وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَن فِي الْقُبُورِ

Artinya: “Dan sesungguhnya hari kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya, dan sesungguhnya Allah akan membangkitkan siapa saja yang di dalam kubur.”

Keyakinan ini mengandung pengertian bahwa segala yang ada di dunia ini akan berakhir. Setiap individu akan dibangkitkan kembali dari kuburnya untuk menjalani perhitungan amal (hisab) oleh Allah SWT. Konsep ini menjadi pengingat bagi umat Islam bahwa dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara.

Tahapan-Tahapan Hari Akhir

Iman kepada hari akhir mencakup keyakinan terhadap berbagai peristiwa yang akan terjadi setelah kematian, seperti kebangkitan dari kubur (ba’ts), perhitungan amal (hisab), pembalasan amal (jaza’), jembatan sirath (shirat), serta surga dan neraka. Setiap tahapan ini dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadis sebagai bagian dari perjalanan umat manusia menuju kehidupan yang kekal.

Kebangkitan (Ba’ts): Semua orang yang telah mati akan dibangkitkan kembali dari kubur untuk dihadapkan kepada Allah. Kebangkitan ini merupakan awal dari hari kiamat yang diawali dengan tiupan sangkakala oleh malaikat Israfil. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Ya-Sin ayat 51:

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ

Artinya: “Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dari kubur menuju kepada Tuhan mereka.”

Perhitungan Amal (Hisab): Setiap amal perbuatan manusia akan dihitung dengan sangat teliti oleh Allah. Tidak ada satu pun perbuatan, baik yang kecil maupun besar, yang luput dari perhitungan. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Zalzalah ayat 7-8:

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ۝ وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya ia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya ia akan melihat (balasannya).”

Pembalasan Amal (Jaza’): Berdasarkan hasil perhitungan amal, setiap individu akan menerima balasan atas perbuatan mereka, yaitu surga bagi yang beriman dan beramal saleh, serta neraka bagi yang ingkar dan berbuat jahat. Pembalasan ini merupakan bentuk keadilan Allah yang sempurna. Dalam surah Al-Baqarah ayat 25 disebutkan:

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

Artinya: “Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bahwa bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.”

Jembatan Shirath (Shirat): Setelah perhitungan amal, umat manusia akan melewati jembatan shirath, yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Jembatan ini adalah ujian bagi setiap amal perbuatan manusia. Mereka yang amalnya baik akan berhasil melewati shirath menuju surga, sementara mereka yang buruk akan terjatuh ke neraka.

Surga dan Neraka: Surga adalah tempat kebahagiaan yang abadi bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, sedangkan neraka adalah tempat siksaan bagi mereka yang kafir dan berdosa. Allah berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 44-45:

وَنَادَى أَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابَ النَّارِ أَنْ قَدْ وَجَدْنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَهَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا قَالُوا نَعَمْ فَأَذَّنَ مُؤَذِّنٌ بَيْنَهُمْ أَنْ لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ (44) الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُمْ بِالآخِرَةِ كَافِرُونَ (45)

Artinya: Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan), “Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikan­nya kepada kami. Maka apakah kalian telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kalian menjanjikannya (kepada ka!ian)?” mereka (penduduk neraka) menjawab“Betul.” Kemudi­an seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu, “Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim, (yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan akhirat.”

Mengapa Iman kepada Hari Akhir Itu Penting?

Iman kepada hari akhir sangat penting dalam membentuk perilaku seorang Muslim. Keyakinan bahwa segala perbuatan akan dihitung dan dibalas di hari akhir menciptakan rasa tanggung jawab yang mendalam dalam setiap tindakan. Ini berfungsi sebagai pendorong untuk selalu berbuat baik dan menjauhi perbuatan dosa.

Iman kepada hari akhir juga menjadi landasan moral dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa keyakinan ini, seseorang bisa kehilangan arah dalam hidup dan terjerumus dalam perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Oleh karena itu, setiap Muslim harus terus-menerus mengingat dan meyakini bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara, dan kehidupan yang kekal di akhiratlah yang lebih utama.

Menguatkan Iman kepada Hari Akhir

Untuk menguatkan iman kepada hari akhir, beberapa langkah perlu dilakukan oleh umat Islam:

Menuntut Ilmu tentang Akhirat: Menambah pengetahuan tentang akhirat melalui pembelajaran Al-Qur’an dan hadis akan memperkuat keyakinan terhadap hari kiamat. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 4:

وَفِي الْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

Artinya: “Dan mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat.”

Meningkatkan Kualitas Ibadah: Ibadah adalah sarana utama mendekatkan diri kepada Allah. Orang yang sadar akan hisab dan pembalasan amal di hari akhir tentu akan berusaha meningkatkan kualitas ibadah, baik dalam salat, zakat, sedekah, maupun amal kebaikan lainnya.

Menjaga Akhlak: Keimanan terhadap hari akhir juga harus tercermin dalam akhlak seorang Muslim. Ia akan lebih berhati-hati dalam perkataan dan perbuatannya, menghindari perbuatan dosa, serta menjaga amanah dan keadilan.

    Penutup

    Iman kepada hari akhir adalah rukun iman yang mengatur pandangan hidup seorang Muslim. Keyakinan ini tidak hanya mengajarkan tentang kehidupan setelah mati, tetapi juga membentuk moralitas dan akhlak yang baik. Oleh karena itu, setiap Muslim harus terus-menerus memperkuat keyakinan ini melalui ilmu, ibadah, dan pengendalian diri agar dapat meraih kehidupan yang baik di dunia dan kebahagiaan abadi di akhirat.

    Dengan memahami dan menghayati iman kepada hari akhir, diharapkan umat Islam dapat menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, serta selalu berusaha meraih ridha Allah SWT, yang akan menentukan nasib mereka di kehidupan yang kekal. Wallahua’lam.

    Roma Rizky Dalimunthe (Mahasiswa Prodi Teknologi Informasi UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

    Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

    Tatsqif.com adalah media akademik yang digagas dan dikelola oleh Ibu Sylvia Kurnia Ritonga, Lc., M.Sy (Dosen UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan) sejak awal tahun 2024. Website ini memuat kumpulan materi perkuliahan, rangkuman diskusi, serta hasil karya mahasiswa yang diperkaya melalui proses belajar di kelas. Kehadirannya tidak hanya membantu mahasiswa dalam memperdalam pemahaman, tetapi juga membuka akses bagi masyarakat luas untuk menikmati ilmu pengetahuan secara terbuka.

    8 komentar pada “Iman kepada Hari Akhir: Keyakinan dan Perjalanan Akhirat, Simak

    • Bagaimana kita bisa meyakini eksistensi Hari Akhir secara intelektual, padahal semua bukti tentangnya bersifat metafisik?

      Balas
    • di zaman sekarang ini apakah sudah termasuk dengan tanda tanda akhir, jika iya berikan contohnya

      Balas
    • NUR HAYANA PUTRI

      Apakah ada bentuk ampunan bagi penghuni neraka dalam Islam atau mereka akan kekal selamanya

      Balas
    • Syakila Azzahra

      Mengapa iman kepada hari akhir dikatakan dapat meningkatkan tanggung jawab sosial seorang Muslim?

      Balas
    • Dina Asmita

      Mengapa manusia cenderung melupakan Hari Akhir, padahal itu pasti terjadi menurut keyakinan Islam?

      Balas

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *