Hukum Mempercayai Zodiak dalam Islam, Simak Agar Tidak Keliru
TATSQIF ONLINE – Masih banyak dari kalangan generasi sekarang yang mengaitkan segala sesuatu dengan ramalan zodiak. Kata zodiak tentu tidak asing di telinga. Beberapa orang masih menggunakannya sebagai perhitungan jodoh, menentukan sifat seseorang, bahkan menghubungkan nasib dengan zodiak bulan kelahirannya.
Menanggapi maraknya kepercayaan pada zodiak ini, ada baiknya kita mengetahui definisi zodiak, asal-usulnya, dan hukum mempercayainya menurut syariat Islam.
Pengertian Zodiak
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), zodiak merupakan lingkaran khayal di cakrawala yang terbagi menjadi dua belas tanda perbintangan, yaitu Aries, Taurus, Gemini, Kanser, Leo, Virgo, Libra, Skorpio, Sagitarius, Kaprikornus, Akuarius, dan Pises; rasi (bintang).
Sementara ramalan zodiak lebih dekat maknanya dengan astrologi. Astrologi atau nujum dalam KBBI adalah ilmu perbintangan yang dipakai untuk meramal dan mengetahui nasib orang.
Sejarah Zodiak
Menurut laporan dari Kompas TV, bangsa Sumeria di Mesopotamia, wilayah bersejarah di Asia Barat, adalah pionir dalam mengembangkan astrologi dengan memperhatikan pergerakan planet dan bintang sekitar tahun 3000 sebelum masehi (SM). Mereka mencatat dan mengidentifikasi konstelasi serta pola yang menonjol.
Bangsa Babilonia di Mesopotamia, juga masyhur dengan sebutan bangsa Kaldea, melanjutkan penelitian ini dan menciptakan roda zodiak pertama. Pada akhir abad ke-5 SM, para astronom Babilonia membagi ekliptika menjadi 12 tanda yang sama, sesuai dengan 12 bulan dalam setahun, masing-masing terdiri dari 30 hari, menciptakan sistem koordinat langit pertama yang diketahui.
Hukum Mempercayai Zodiak dalam Islam
Mempercayai ramalan zodiak sebagai kebenaran yang pasti dapat merusak akidah, sebab hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan. Hal ini bisa menimbulkan kesyirikan.
Allah SWT berfirman dalam surah Luqman ayat 13 sebagai berikut:
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Artinya: “(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, ‘Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.’”
Ayat ini menegaskan larangan terhadap syirik, yang meliputi mempersekutukan Allah SWT dengan keyakinan atau ibadah kepada entitas lain, termasuk kepercayaan pada ramalan bintang atau zodiak. Mempercayai ramalan tersebut adalah bentuk kesyirikan karena mengakui atau menggantungkan harapan kepada sesuatu selain Allah dalam memahami takdir atau arah hidup seseorang.
Hal ini bertentangan dengan prinsip tauhid (keesaan Allah) yang mendasari keyakinan Islam, di mana Allah adalah satu-satunya yang berhak disembah dan memegang kekuasaan mutlak atas segala yang ada di alam semesta.
Empat Sikap Manusia terhadap Zodiak
Syekh Ibahim Al-Baijuri menyebut sedikitnya empat sikap manusia dalam memandang relasi antara sebab-akibat atau letak zodiak saat seseorang lahir dan nasibnya:
1. Kelompok yang meyakini bahwa tidak ada pengaruh apa pun pada benda-benda itu dan hanya Allah yang memberi pengaruh, dengan kemungkinan bersalahan antara sebab dan akibat. Ini adalah kelompok yang selamat.
2. Kelompok yang meyakini bahwa tidak ada pengaruh pada benda-benda itu, tetapi meyakini kelaziman antara sebab dan akibat tanpa kemungkinan bersalahan. Ini adalah kelompok yang tidak mengerti hakikat hukum adi dan bisa membawa pada kekufuran.
3. Kelompok yang meyakini bahwa benda-benda itu dapat memberi pengaruh karena tabiatnya. Ulama menyepakati kekufuran kelompok ini.
4. Kelompok yang meyakini bahwa benda-benda itu memberi pengaruh karena kekuatan yang Allah titipkan di dalamnya. Terdapat dua pendapat tentang kekufuran kelompok ini, dengan pendapat lebih sahih menyatakan bahwa kelompok ini tidak kufur.
Jika seseorang hanya meyakini Allah SWT sebagai satu-satunya yang memberi pengaruh, serta hanya kehendak-Nya yang bisa menentukan nasib, maka tidak termasuk syirik.
Menolak Kepercayaan pada Ramalan Zodiak
Ramalan zodiak seperti hubungan antara nasib dan kelahiran, atau karakternya, termasuk ilmu adat, yaitu sesuatu yang secara akal sehat bisa bersalahan. Contohnya dalam relasi sebab dan akibat, seseorang bisa bekerja keras dari pagi sampai malam, tapi tidak menjamin mendapatkan banyak uang.
Ada banyak orang yang bahagia meski memiliki sedikit uang, dan banyak yang tertekan meski memiliki banyak uang. Penentu dan sebab mutlak adalah Allah SWT.
Sebagai hamba yang taat, sudah seharusnya berbaik sangka kepada Allah bahwa hari dan bulan apa pun seseorang terlahir ke dunia adalah hari dan bulan baik. Posisi zodiak dan nasib tidak memiliki pertalian mutlak karena yang menentukan dan berpengaruh adalah Allah SWT yang menciptakan segala sesuatunya.
Semoga tulisan ini cukup menjelaskan dan memberikan pemahaman agar kita tidak lagi mempercayai zodiak, melainkan berserah diri kepada Allah SWT mengenai nasib atau sebagainya. Wallahua’lam
Author: Nur Asyiah Muzakir (Aktivis Dakwah Muslimah)
Editor: Sylvia Kurnia Ritonga (Founder tatsqif.com)
tells about the attitude of a patient person through his zodiac. visit our site for complete information along with the zodiac that we have, click the link below…
https://nonazodiak.wixsite.com/nonazodiak