DOKUMEN TATSQIF – Keluarga adalah hasil dari penyatuan dua individu dengan tujuan, visi, dan misi bersama untuk menjalani hidup dalam ikatan pernikahan. Keluarga juga merupakan tempat di mana generasi suatu bangsa dibesarkan dan akan mewarisi perjalanan suatu negara di masa mendatang.
Tidak mengherankan jika dianggap bahwa kehancuran keluarga berdampak pada kehancuran masyarakat. Kerapuhan tatanan sosial dipengaruhi oleh rapuhnya institusi keluarga di dalamnya. Oleh karena itu, keluarga berperan penting dalam perbaikan umat, bangsa, dan negara.
Melansir dari muslimahnews.net, dalam Islam, keluarga diatur secara rinci sebagai bagian dari sistem kehidupan yang menyeluruh. Fungsi keluarga dalam Islam tidak hanya bersifat internal, melainkan juga memiliki dampak eksternal.
Fungsi Internal Keluarga
Fungsi internal utama keluarga adalah menciptakan keharmonisan antara pasangan sebagai landasan bagi keluarga yang bahagia dan sejahtera. Semua ini berawal dari tujuan, visi, dan misi yang dimiliki oleh suami istri dalam membina rumah tangga. Untuk memastikan hal ini, Islam harus menjadi dasar dan fondasi bagi institusi kecil ini.
Islam mengajarkan bahwa akad pernikahan adalah ikatan yang sangat kuat. Ini mendorong pasangan untuk berusaha menjaga keutuhan rumah tangga mereka semaksimal mungkin, karena akad pernikahan disaksikan oleh keluarga, kerabat, bahkan Allah subhanahu wa ta’ala kelak akan menuntut pertanggungjawaban atasnya.
Pernikahan dalam Islam adalah ibadah untuk melengkapi separuh agama seseorang, sebagaimana yang diajarkan Rasulullah dalam hadis berikut:
مَنْ تَزَوَّجَ فَقْدَ مَلَكَ نِصْفَ دِيْنِهِ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ الْبَاقِي
Artinya: “Barangsiapa yang telah menikah maka ia telah menyempurnakan setengah agamanya, maka hendaknya ia bertakwa kepada Allah dalam setengah agamanya lagi,” (HR Al-Hakim).
Ada ladang-ladang pahala yang tidak terbuka bagi para pemuda atau pemudi yang belum menikah. Seorang istri yang memasak untuk suami dan anak-anaknya, mencuci dan menyetrika pakaian mereka, akan mendapatkan pahala surga dari Allah SWT.
Seorang suami juga memikul dosa-dosa yang tidak bisa dihapus kecuali dengan sungguh-sungguh mencari nafkah. Sakinah, mawaddah, dan rahmah menjadi tujuan bagi keluarga yang ingin dicapai bersama.
Fungsi internal kedua adalah keluarga sebagai madrasah atau tempat pembelajaran bagi anggota keluarga, terutama dalam pendidikan yang diberikan orang tua kepada anak-anak mereka. Alquran surah At-Tahrim ayat 6 menyatakan hal ini:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Ayat ini mengingatkan orang tua untuk memberikan pendidikan agar anggota keluarga menjadi ulama (berilmu) dan muttaqin (bertakwa). Anak-anak harus pintar secara intelektual dan menjadi pribadi yang saleh, penyejuk hati orang tua dan masyarakat.
Fungsi Eksternal Keluarga
Keluarga juga memiliki fungsi eksternal (publik dan politis). Islam mendorong ketaatan terhadap hak-hak tetangga, berbagi makanan, dan saling menjaga agar tidak ada yang tertindas. Bahkan tetangga dianggap seperti saudara dalam warisan. Konsep-konsep ini ditanamkan dalam keluarga Muslim.
Rasa peduli terhadap sesama yang ditumbuhkan dalam keluarga idealis akan membentuk jiwa yang tidak tahan melihat sesama Muslim dalam kesulitan. Setiap anggota keluarga menjadi individu yang berusaha memberikan manfaat sebanyak mungkin bagi masyarakatnya.
Keluarga memiliki pengaruh besar dalam membentuk identitas suatu masyarakat. Dari keluarga, muncul generasi yang bermartabat, penuh kasih sayang, dan saling membantu. Keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang membentuk pondasi ideologis bagi masyarakat.
Suatu keharusan untuk menyebarkan nilai-nilai Islam ke tengah-tengah masyarakat dengan melibatkan keluarga secara aktif. Keluarga tidak hanya membangun kekuatan dalam rumah tangga, tetapi juga melalui gerakan politik dan ideologis yang terorganisir dengan baik.
Ini adalah fondasi untuk membangun keluarga yang kuat dan ideologis. Keluarga memiliki peran penting dalam membentuk masyarakat yang kuat, dengan sekolah dan masyarakat sebagai pendukung pendidikan yang fundamental. Keluarga adalah pangkal pendidikan yang paling awal.
Mengenal 7 Fungsi Keluarga
Mengutip dari mubadalah.id, fungsi keluarga ini seharusnya diwujudkan oleh setiap anggota keluarga, termasuk ayah, ibu, dan anak-anak, sehingga cita-cita memiliki keluarga sakinah, mawadah, wa rahmah dapat benar-benar dirasakan oleh semua anggota keluarga.
Lebih lanjut, dalam buku Fondasi Keluarga Sakinah yang ditulis oleh Adib Machrus dan kawan-kawan, dijelaskan tujuh fungsi keluarga yang dapat dijadikan pedoman oleh semua anggota keluarga.
Pertama, fungsi biologis keluarga adalah sebagai tempat yang ideal untuk melanjutkan keturunan secara sehat dan sah. Salah satu tujuan pernikahan dalam agama adalah untuk memperoleh keturunan berkualitas, yang membutuhkan prasyarat seperti kasih sayang orang tua, kesehatan yang terjaga, dan pendidikan yang memadai.
Kedua, fungsi edukatif keluarga sebagai tempat utama untuk memberikan pendidikan kepada seluruh anggota keluarga. Orang tua memiliki kewajiban untuk memastikan anak-anak mendapatkan hak pendidikan mereka dengan baik, yang bertujuan untuk membangun kedewasaan jasmani dan rohani.
Ketiga, fungsi religius keluarga adalah untuk menanamkan nilai-nilai agama sejak dini. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk memberikan pemahaman dan contoh ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, yang berperan penting dalam membentuk kepribadian dan karakter anggota keluarga.
Keempat, fungsi protektif keluarga adalah melindungi anggota keluarga dari gangguan dan pengaruh negatif dari luar, seperti media buruk, pornografi, dan paham agama yang menyesatkan.
Kelima, fungsi sosialisasi keluarga adalah untuk mengajarkan nilai-nilai sosial dan norma kehidupan yang universal kepada anak-anak, sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang memiliki karakter kuat dan jiwa yang teguh.
Keenam, fungsi rekreatif keluarga adalah memberikan kesejukan dan kenyamanan bagi seluruh anggota keluarga, menciptakan hubungan yang harmonis dan damai.
Ketujuh, fungsi ekonomis keluarga adalah memenuhi kebutuhan dasar anggota keluarga dengan membangun pilar ekonomi yang kuat. Pemimpin keluarga bertanggung jawab untuk membagi tugas ekonomi secara adil agar semua anggota keluarga mendapatkan haknya dengan seimbang.
Dengan demikian, pernikahan dalam Islam bukan hanya menghalalkan cinta dua hati, tetapi juga memenuhi kebutuhan sosial, psikologis, biologis, dan ekonomi pasangan.
Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai materi ini, silahkan klik download.
5 komentar pada “7 Fungsi Keluarga dalam Islam: Pondasi Perbaikan Masyarakat”
apa saja upaya yang dapat dilakukan keluarga untuk meneruskan nilai-nilai islam ke generasi muda
Apakah anda setuju dampak keberfungsian keluarga itu dengan memenuhi kebutuhan ekonomi saja itu cukup ?
Bagaimana peran keluarga dalam mendidik generasi penerus dan bertanggung jawab?
Bagaimana pondasi masyarakat dapat membantu dalam konseling keluarga?
Bagaimana Islam melihat fungsi keluarga dalam masyarakat dan bagaimana keluarga dapat berperan sebagai pondasi perbaikan masyarakat?