Al-Qur'an & Hadis

Musim di Jazirah Arab dan Waktu Turunnya Ayat dalam Al-Qur’an

TATSQIF ONLINE  Al-Qur’an merupakan kitab suci yang menjadi rujukan utama dalam agama Islam. Kajian terhadapnya, baik dari segi makna, konteks, maupun historis, merupakan aktivitas ilmiah yang terus berlangsung. Hal ini karena Al-Qur’an bersifat ṣāliḥ li kulli zamān, selalu relevan dengan perkembangan zaman. Para mufassir dari berbagai era terus berupaya menginterpretasikan Al-Qur’an sesuai dengan tantangan yang dihadapi manusia.

Menurut Amīn al-Khullī, kajian Al-Qur’an dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu pembahasan seputar Al-Qur’an (mā ḥaula al-Qur’ān) dan pembahasan tentang isi ayat-ayatnya (mā fī al-Qur’ān) (Amin al-Khulli, Manāhij Tajdīd fī al-Tafsīr). Disiplin ilmu yang membahas berbagai aspek yang berkaitan dengan Al-Qur’an disebut sebagai Ulūm al-Qur’ān. Dalam kajian ini, salah satu aspek yang menarik untuk dikaji adalah hubungan antara waktu turunnya ayat dengan musim yang terjadi di Jazirah Arab.

Variasi Musim di Jazirah Arab: Perspektif Ilmu Alam

Secara umum, musim merupakan perubahan kondisi cuaca yang terjadi setiap tahun, dipengaruhi oleh pergerakan bumi dalam mengelilingi matahari (revolusi). Wilayah yang berada di sekitar garis khatulistiwa mengalami dua musim utama, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Sementara itu, wilayah yang terletak di garis lintang menengah, termasuk Jazirah Arab, mengalami empat pergantian musim, yaitu:

1. Musim Semi (Rabī’): terjadi antara akhir Maret hingga Juni. Pada musim ini, tanaman tumbuh subur, dan udara cenderung sejuk.

2. Musim Panas (Ṣaif): berlangsung dari akhir Juni hingga akhir September. Musim ini memiliki dua fase, yaitu al-ṣaif (Juni–Juli) dan al-qaiẓ (Agustus–September), dengan suhu yang dapat mencapai 50°C.

3. Musim Gugur (Kharīf): terjadi dari akhir September hingga Desember. Musim ini merupakan masa transisi menuju musim dingin.

4. Musim Dingin (Syitā’): berlangsung dari akhir Desember hingga Maret, ditandai dengan suhu rendah yang bisa mencapai 2°C.

    Klasifikasi Ayat Berdasarkan Musim di Jazirah Arab

    Dalam Ulumul Qur’an, ulama seperti al-Suyūṭī, Wahbah al-Zuḥailī, dan Ibn ‘Alī al-Zamzamī membagi ayat-ayat yang turun berdasarkan musim panas dan musim dingin.

    1. Ayat-Ayat yang Turun pada Musim Panas (Ṣaifī)

    Sebagian besar ayat yang turun pada musim panas berkaitan dengan peristiwa perang, seperti Perang Tabuk yang disebutkan dalam QS. Al-Taubah.

    a. QS. An-Nisā’ [4]: 176

    يَسْتَفْتُونَكَ ۖ قُلِ ٱللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِى ٱلْكَلَـٰلَةِ ۚ إِنِ ٱمْرُؤٌۭ هَلَكَ لَيْسَ لَهُۥ وَلَدٌۭ وَلَهُۥٓ أُخْتٌۭ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَ ۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ إِن لَّمْ يَكُن لَّهَا وَلَدٌۭ ۚ فَإِن كَانَتَا ٱثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا ٱلثُّلُثَانِ مِمَّا تَرَكَ ۚ وَإِن كَانُوٓا۟ إِخْوَةًۭ رِّجَالًۭا وَنِسَآءًۭ فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ ٱلْأُنثَيَيْنِ ۗ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ أَن تَضِلُّوا۟ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌۭ

    Artinya: “Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalālah). Katakanlah, ‘Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalālah, (yaitu) jika seseorang meninggal dan dia tidak mempunyai anak, tetapi mempunyai seorang saudara perempuan, bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya…'”

    b. QS. Al-Taubah [9]: 81

    فَرِحَ ٱلْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلَـٰفَ رَسُولِ ٱللَّهِ وَكَرِهُوٓا۟ أَن يُجَـٰهِدُوا۟ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَقَالُوا۟ لَا تَنفِرُوا۟ فِى ٱلْحَرِّ ۗ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّۭا ۚ لَّوْ كَانُوا۟ يَفْقَهُونَ

    Artinya: “Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) merasa senang dengan tempat mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah serta berkata, ‘Janganlah kalian berangkat (berperang) di waktu panas ini.’ Katakanlah, ‘Api neraka Jahanam lebih panas lagi, jika mereka mengetahui.’”

    2. Ayat-Ayat yang Turun pada Musim Dingin (Syitāī)

    Ayat-ayat yang turun pada musim dingin sering kali menggambarkan kesedihan dan ketakutan, seperti dalam Perang Ahzab.

    a. QS. Al-Aḥzāb [33]: 9

    يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَآءَتْكُمْ جُنُودٌۭ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًۭا وَجُنُودًۭا لَّمْ تَرَوْهَا ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًۭا

    Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah akan nikmat Allah (yang diberikan) kepadamu ketika datang kepadamu bala tentara (musuh), lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang tidak dapat kamu lihat. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

    Kesimpulan

    Studi Ulumul Qur’an menunjukkan bahwa waktu turunnya ayat berkaitan erat dengan konteks sosial, politik, dan lingkungan pada saat itu. Klasifikasi ayat berdasarkan musim memberikan wawasan tentang bagaimana kondisi alam memengaruhi turunnya wahyu dan bagaimana pesan-pesan dalam Al-Qur’an disampaikan sesuai dengan keadaan umat saat itu.

    Dengan memahami konteks ini, kita semakin menyadari bahwa Al-Qur’an tidak hanya berisi hukum-hukum dan ajaran moral, tetapi juga merekam peristiwa sejarah dengan cara yang sangat dinamis dan relevan bagi kehidupan manusia sepanjang zaman. Wallahua’lam.

    Mardia Annisah Siregar (Mahasiswa Prodi PGMI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

    One thought on “Musim di Jazirah Arab dan Waktu Turunnya Ayat dalam Al-Qur’an

    • Siti aisyah siregar

      Bagaimana musim di jazirah arab mempengaruhi kehidupan masyarakat pada zaman Nabi Muhammad SAW?

      Balas

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    × Chat Kami Yuk