Adab dan Hikmah Memilih Surat Al-Qur’an dalam Setiap Shalat
TATSQIF ONLINE – Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam tidak hanya menyimpan petunjuk keimanan dan moralitas, tetapi juga mengandung nilai-nilai praktis dalam ibadah. Salah satu aspek penting yang sering dilupakan adalah pengenalan terhadap klasifikasi surat-surat dalam Al-Qur’an.
Memahami klasifikasi ini sangat bermanfaat, terutama dalam konteks ibadah seperti shalat. Dengan mengenal jenis surat yang panjang, sedang, maupun pendek, seseorang dapat menyesuaikan bacaan surat dalam shalat sesuai dengan waktu dan kondisi jamaah.
Syekh Muhammad ‘Abdul ‘Azhim adz-Dzarqani dalam kitab Manāhil al-‘Irfān fī ‘Ulūm al-Qur’ān menjelaskan klasifikasi surat-surat Al-Qur’an menjadi empat kelompok utama berdasarkan panjang ayatnya: ath-Thiwāl, al-Mi‘ūn, al-Matsānī, dan al-Mufaṣṣal. Klasifikasi ini tidak sekadar informasi teknis, tetapi juga menjadi acuan adab dalam ibadah.
Empat Kategori Utama Surat dalam Al-Qur’an
1. Surat Ath-Thiwāl
Merupakan surat-surat panjang dalam Al-Qur’an. Biasanya mencakup tujuh surat awal, yaitu al-Baqarah, Āli ‘Imrān, an-Nisā’, al-Mā’idah, al-An‘ām, dan al-A‘rāf. Surat ketujuh masih diperselisihkan, antara surat al-Anfāl (karena tidak ada Basmalah dengan at-Taubah) atau surat Yūnus. Surat-surat ini mengandung kandungan hukum, sejarah, dan etika sosial secara mendalam sehingga memerlukan waktu lama dalam pembacaan.
2. Surat Al-Mi‘ūn
Surat-surat yang terdiri dari sekitar 100 ayat lebih sedikit. Contohnya adalah surat al-Kahf yang memiliki 110 ayat. Surat ini termasuk sedang dalam ukuran panjangnya, namun tetap bisa cukup lama jika dibaca dalam satu rakaat shalat, seperti yang terkadang terjadi pada shalat maghrib. Oleh karena itu, penting bagi imam untuk mempertimbangkan kondisi jamaah.
3. Surat Al-Matsānī
Surat-surat yang jumlah ayatnya sedikit di bawah 100. Surat-surat ini sering digunakan dalam shalat karena panjangnya sedang dan tidak terlalu menghabiskan waktu. Penggunaan surat ini dalam ibadah bersifat fleksibel dan sering dibaca dalam shalat ‘Isya atau shalat sunnah malam.
4. Surat Al-Mufaṣṣal
Merupakan surat-surat yang banyak dipisahkan dengan Basmalah. Surat ini menempati bagian akhir mushaf dan secara umum dikenal lebih pendek. Namun para ulama membaginya lagi menjadi tiga bagian:
- Thiwāl al-Mufaṣṣal: surat panjang dari al-Hujurāt sampai al-Burūj.
- Ausāṭ al-Mufaṣṣal: surat sedang dari ath-Thāriq sampai al-Bayyinah.
- Qiṣār al-Mufaṣṣal: surat-surat pendek dari az-Zalzalah sampai an-Nās.
Menurut Imam an-Nawawi dalam al-Tibyan fī Ādāb Ṣalat al-Qur’ān, mengenal surat al-Mufaṣṣal dan tingkatannya penting untuk memilih surat yang sesuai dengan situasi ibadah.
Dalil dan Praktik Nabi dalam Menyesuaikan Surat saat Shalat
Pengaturan bacaan surat dalam shalat bukan semata pilihan teknis, melainkan bagian dari adab dan hikmah. Allah berfirman dalam Alquran Surah Al-Isra ayat 78:
وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
Artinya: “Dan bacaan waktu fajar (shalat subuh), sesungguhnya bacaan waktu fajar itu disaksikan.”
Syekh Muhammad ‘Ali ash-Shabuni dalam Shafwah at-Tafasir menjelaskan bahwa disebutnya “Qur’an al-Fajr” dalam ayat ini menunjukkan keutamaan membaca surat-surat panjang saat shalat subuh.
Sebaliknya, untuk shalat maghrib, dianjurkan membaca surat pendek. Dalam hadis dari Abu Hurairah, menyebutkan:
وَيَقْرَأُ فِي الْمَغْرِبِ بِقِصَارِ الْمُفَصَّلِ، وَيَقْرَأُ فِي الْعِشَاءِ بِوَسَطِ الْمُفَصَّلِ، وَيَقْرَأُ فِي الصُّبْحِ بِطُوَلِ الْمُفَصَّلِ
Artinya: “Rasulullah membaca surat Qishar al-Mufassal pada shalat maghrib, surat pertengahan al-Mufassal pada shalat isya, dan surat panjang al-Mufassal pada shalat subuh,” (HR an-Nasai).
Adab dan Kebijaksanaan dalam Membaca Surat Al-Qur’an Saat Shalat
Meskipun ada pedoman mengenai klasifikasi dan waktu bacaannya, para ulama juga menekankan pentingnya memperhatikan kondisi jamaah. Dalam Shahih al-Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah memendekkan bacaan shalat karena mendengar tangisan bayi, agar ibu dari bayi tersebut tidak terganggu.
Ini menunjukkan bahwa adab dan empati dalam ibadah merupakan nilai penting. Imam yang bijak akan mempertimbangkan kemaslahatan umum, seperti kondisi kesehatan jamaah, usia lanjut, atau kepentingan waktu yang terbatas, sebagaimana ditekankan oleh para fuqaha dalam banyak kitab fikih.
Kesimpulan
Mengenal klasifikasi surat dalam Al-Qur’an bukan hanya bagian dari kajian Ulumul Qur’an, tetapi juga menjadi pedoman praktis dalam ibadah. Pengetahuan ini dapat membimbing imam dan makmum untuk melaksanakan shalat dengan khusyuk, adil, dan tepat sasaran. Islam bukan sekadar ritual, tetapi juga adab dan kebijaksanaan dalam praktik. Pemahaman terhadap klasifikasi surat menjadi salah satu jembatan antara ilmu dan amal. Wallahua’lam.
Aulia Sani Hasibuan (Mahasiswa Prodi PAI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)
Apa adab yang harus diperhatikan saat membaca surat Al-Qur’an dalam shalat?
Apakah boleh membaca satu ayat dalam setiap rakaat shalat mulai dari rakaat pertama sampai rakaat terakhir?
Bagaimana hubungan antara keikhlasan niat dan pemilihan surah dalam membaca Al-Qur’an? Jelaskan dengan mengaitkan dalil dan contoh aplikatif dalam kehidupan sehari-hari!