Fiqh Kontemporer

Sholat dalam Kenderaan: Ungkap Rahasia Rukhshah untuk Musafir

TATSQIF ONLINE Sholat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim. Sholat lima waktu memiliki kedudukan penting dalam kehidupan Muslim sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Namun, pelaksanaan sholat sering kali dihadapkan pada tantangan, terutama saat melakukan perjalanan jauh menggunakan pesawat, kereta, bus, atau kendaraan lainnya.

Perjalanan jarak jauh yang berlangsung selama berjam-jam dan melintasi berbagai zona waktu sering kali mengharuskan para musafir Muslim untuk melaksanakan sholat di dalam kendaraan. Situasi ini menimbulkan pertanyaan mengenai tata cara sholat yang sah dalam kendaraan, terutama ketika ruang gerak terbatas dan penentuan arah kiblat menjadi sulit.

Sholat di pesawat atau kendaraan yang bergerak memiliki berbagai tantangan, antara lain:

1. Keterbatasan Ruang Ruang di pesawat atau kendaraan sering kali sangat terbatas, membuat sulit untuk melaksanakan gerakan sholat dengan sempurna, seperti rukuk dan sujud.

2. Arah Kiblat Menentukan arah kiblat menjadi sulit saat berada di pesawat atau kendaraan yang terus bergerak. Arah kiblat dapat berubah-ubah tergantung posisi kendaraan.

3. Waktu Sholat Perjalanan panjang yang melewati zona waktu yang berbeda dapat menyebabkan kebingungan dalam menentukan waktu sholat yang tepat.

4. Kondisi Tubuh Kelelahan akibat perjalanan panjang dan kurangnya istirahat dapat mempengaruhi konsentrasi dan kekhusyukan saat sholat.

5. Guncangan atau Gerakan Kendaraan Guncangan atau gerakan kendaraan dapat mengganggu ketenangan dan keseimbangan selama sholat.

Islam memberikan keringanan (rukhshah) dalam kondisi seperti ini. Umat Muslim dapat melaksanakan sholat dengan duduk di kursi dan menghadap ke arah yang memungkinkan.

Mereka dapat menyesuaikan gerakan sholat, seperti melakukan rukuk dan sujud dengan isyarat. Selain itu, mereka juga bisa menjamak atau mengqashar sholat sebagai solusi.

Berikut adalah panduan praktis untuk melaksanakan sholat di pesawat atau kendaraan:

1. Niat yang Jelas:

Niatkan dengan jelas untuk melaksanakan sholat fardhu atau sunnah dalam keadaan bepergian. Nabi SAW bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan,” (HR Bukhari dan Muslim).

2. Menjaga Wudhu:

Pastikan memiliki wudhu sebelum sholat. Jika wudhu batal, upayakan untuk berwudhu kembali di toilet pesawat atau menggunakan air semampunya. Jika tidak memungkinkan, lakukan tayamum. Rasulullah SAW bersabda:

مِفتاحُ الصَّلاةِ الطُّهورُ

Artinya: “Sesungguhnya kunci shalat adalah bersuci,” (HR Tirmidzi).

3. Menghadap Kiblat:

Usahakan untuk menghadap kiblat saat sholat. Jika tidak memungkinkan karena posisi pesawat atau kendaraan yang bergerak, menghadap ke arah yang memungkinkan adalah alternatif yang sah. Rasulullah SAW bersabda:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يُصلِّي على راحِلَته، حيث تَوَجَّهَت فإذا أراد الفَرِيضة نَزل فاسْتَقبل القِبْلة

Artinya: “Rasulullah SAW sholat di atas kendaraannya, ke arah mana pun ia menghadap. Namun, jika ia ingin melaksanakan sholat fardhu, ia turun dan menghadap kiblat,” (HR Bukhari).

4. Posisi Sholat:

Seorang musafir boleh melakukan sholat sunnah sambil duduk di kursi dengan menghadap ke arah manapun. Untuk sholat fardhu, berdirilah saat takbiratul ihram jika memungkinkan; jika tidak, sholat dapat dilakukan sambil duduk dengan menggunakan isyarat untuk rukuk dan sujud.

5. Menghindari Gangguan:

Pilih waktu sholat saat tidak ada gangguan dari penumpang lain. Pastikan berada di tempat yang tidak mengganggu orang lain.

6. Sholat dengan Jamaah:

Jika bepergian dengan orang lain yang juga akan sholat, laksanakan sholat berjamaah jika memungkinkan. Namun, keterbatasan ruang mungkin menyulitkan hal ini.

7. Kombinasi Sholat (Jama’ dan Qashar):

Musafir boleh menggabungkan (jama’) sholat Zuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan Isya. Mereka juga dapat meringkas (qashar) sholat empat dan tiga rakaat menjadi dua rakaat.

Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam Alquran Surah An-Nisa ayat 101:

وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا

Artinya: “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang (mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir.”

8. Menjaga Kekhusyukan:

Meskipun berada dalam kendaraan, tetap fokuskan hati dan pikiran kepada Allah SWT selama sholat. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 238:

وَحَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

Artinya: “Dan jagalah shalat-shalat (mu) dan shalat wustha (shalat yang paling utama), dan berdirilah untuk Allah (dalam shalat) dengan khusyuk.”

9. Menyusuaikan Waktu Sholat:

Sesuaikan waktu sholat dengan waktu setempat saat berada di pesawat atau kendaraan. Gunakan aplikasi waktu sholat atau minta bantuan kru pesawat untuk mengetahui waktu setempat.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran Surah An-Nisa ayat 103:

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

Artinya: “Sesungguhnya shalat itu adalah suatu kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

10. Keutamaan Melakukan Sholat Setelah Sampai:

Jika situasi tidak memungkinkan untuk sholat dengan tenang dan sesuai syarat-syaratnya, menjamak sholat setelah tiba di tujuan menjadi pilihan yang baik.

Hal ini sesuai hadis Nabi SAW berikut ini:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يَجْمعُ في السَّفَر بين صلاة الظهر والعصر؛ إذا كان على ظَهْرِ سَيْرٍ، ويجمع بين المغرب والعشاء

Artinya: “Dahulu Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- biasa menjamak antara salat Zuhur dan Asar jika sedang dalam perjalanan. Beliau juga menjamak antara Magrib dan Isya,” (HR Bukhari).

Syariat Islam menawarkan kemudahan dengan kebolehan menjamak sholat saat safar. Meskipun wajib melaksanakan sholat pada waktunya, Nabi SAW sering menjamak sholat Zuhur dan Ashar, serta Maghrib dan Isya, saat menghadapi kesulitan dalam perjalanan. Keringanan ini bertujuan untuk memudahkan musafir dalam melaksanakan kewajiban sholat selama perjalanannya.

Berdasarkan pemaparan dalil-dalil di atas, sholat di pesawat atau kendaraan hukumnya mubah (boleh) jika kondisi tidak memungkinkan untuk melaksanakan sholat seperti biasa. Prinsip Islam memberikan kemudahan dalam beribadah di berbagai kondisi. Dengan panduan yang tepat dan niat yang tulus, umat Muslim tetap dapat menjalankan ibadah sholat dengan khusyuk dan sesuai syariat meskipun dalam perjalanan jauh.

Nur Hapipa Anjalina (Mahasiswi Prodi BKI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

20 komentar pada “Sholat dalam Kenderaan: Ungkap Rahasia Rukhshah untuk Musafir

  • Siti Dwi Cahya Nawar

    Izin bertanya 🙏🏻
    Bagaimana dengan masinis kereta api yang setiap hari menumbuh perjalanan jauh apakah masuk kedalam kategori safar?

    Balas
  • Rahma Felisa

    Izin bertanya
    Bagaimana hukum melaksanakan shalat secara sempurna di kendaraan?

    Balas
  • Siti mardia daulay

    Izin bertanya 🙏🏻
    Apabila sudah sholat di kendaraan umum apakah harus di ulang ?

    Balas
  • Pitta Uli Sitompul

    Bagaimana pendapat anda tentang sholat dalam kendaraan

    Balas
  • Fina Alexa

    Apa syarat yang harus dipenuhi oleh musafir agar diperbolehkan mengqashar shalat?

    Balas
  • Annisa Dwi Fatimah

    Izin bertanya
    Bagaimana cara sholat di pesawat menurut penganut syiah

    Balas
  • Kartika

    izin, bertanya apakah semua jenis shalat bisa dikerjakan pada saat dikendaraan?

    Balas
  • Putri amelita harahap

    Bagaimana jika kita sholat didalam pesawat terdengar suara musik sehingga kita terganggu??

    Balas
  • Dina efriyanti Hutabarat

    Ijin bertanyaa 🙏
    waktu dalam keadaan di kendara trus kita mau sholat sedangkan posisi kendaraannya tidak menghadap kiblat
    Itu sholatnya sah atau enggak?

    Balas
  • Dian lestari

    Bagaimana hukum dan ketentuan sholat orang yang dalam perjalanan?

    Balas
  • Putri siregar

    Izin bertanya 🙏
    Apakah hikmah rukhsah shalat bagi musafir?

    Balas
  • Umi Khumairoh Nasution

    Point nomor 8. Menjaga ke khusyukan solat

    Bagaimana cara menjaga kekhusyukan saat sholat di dalam kendaraan yang bising?

    Balas
  • Liana Tantri hasibuan

    Apa solusinya jika kita merasa ragu untuk mengerjakan shalat di kendaraan karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan ?

    Balas
  • RISKA FAJARIANI HARAHAP

    Izin bertanya
    Apakah sholat di dalam kendaraan diperbolehkan?

    Balas
  • Khoirunnisa

    Apakah semua jenis shalat boleh dilakukan di atas kendaraan? Ataukah hanya sebatas shalat sunnah saja?

    Balas
  • Ade Pratiwi

    Bagaimana cara mengetahui Kiblat pada saat di dalam kendaraan,dan bagaimana sholat nya apa bila kendaraan itu padat atau ramai

    Balas
  • Fiqih alfurqonsyah

    Izin bertanya.
    Bagaimana syarat seorang musafir boleh melakukan salat dengan cara dijamak?

    Balas
  • Jahra Tanjung

    Apabila dalam perjalanan seseorang tertidur sehingga lewat waktu sholat, apakah ia wajib menggantinya dan bagaimana cara menganti nya?

    Balas
  • Jahra Tanjung

    Bagaimana tata cara menjamak sholat?

    Balas
  • Nur Elida Lubis

    Izin bertanya
    Apa saja bentuk keringanan
    Dalam shalat di perjalanan ?

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Kami Yuk