Makna Ayat Al-Nahary dan Al-Layaliy dalam Pewahyuan Al-Quran
TATSQIF ONLINE – Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap dalam rentang waktu sekitar 23 tahun. Pewahyuan ini tidak terjadi dalam satu waktu yang sama, melainkan dalam berbagai kondisi dan situasi yang berbeda, baik di siang hari maupun malam hari. Para ulama Ulumul Quran mengkaji fenomena ini untuk memahami bagaimana hubungan antara waktu pewahyuan dengan isi kandungan ayat yang diturunkan.
Dalam ilmu Ulumul Quran, istilah Al-Nahary dan Al-Layaliy merujuk pada ayat-ayat yang diturunkan di waktu siang dan malam. Pemahaman tentang kapan sebuah ayat diturunkan memberikan wawasan lebih dalam tentang pesan yang ingin disampaikan oleh Allah, serta bagaimana kondisi sosial dan psikologis Nabi Muhammad SAW serta para sahabat saat menerima wahyu tersebut. Al-Quran bukan hanya kitab hukum dan petunjuk, tetapi juga merupakan mukjizat yang memiliki sistem pewahyuan yang penuh dengan hikmah dan kebijaksanaan.
Definisi Al-Nahary dan Al-Layaliy
Dalam kajian Ulumul Quran, istilah Al-Nahary merujuk pada wahyu yang diturunkan pada siang hari, sementara Al-Layaliy merujuk pada wahyu yang diturunkan pada malam hari. Kata Al-Nahary berasal dari kata “nahar” (نَهَارٌ) yang berarti siang, sedangkan Al-Layaliy adalah bentuk jamak dari “layla” (لَيْلَةٌ) yang berarti malam.
Menurut As-Suyuthi dalam kitab Al-Itqan fi Ulum Al-Quran, wahyu yang turun di siang hari umumnya berisi perintah-perintah yang harus segera diamalkan, seperti hukum-hukum Islam, perintah jihad, serta berbagai ketentuan sosial dan ekonomi. Di sisi lain, wahyu yang turun pada malam hari sering kali mengandung makna spiritual yang mendalam, seperti ayat-ayat yang mendorong introspeksi, ketakwaan, serta renungan tentang kebesaran Allah.
Az-Zarkasyi dalam Al-Burhan fi Ulum Al-Quran menambahkan bahwa perbedaan waktu turunnya wahyu bukanlah sesuatu yang kebetulan, melainkan merupakan bagian dari hikmah Allah dalam menyesuaikan pewahyuan dengan kondisi psikologis dan sosial Nabi serta para sahabat.
Signifikansi dalam Pewahyuan Al-Quran
Dalam sejarah Islam, pewahyuan Al-Quran di waktu siang dan malam memiliki makna yang mendalam. Wahyu yang turun di siang hari sering kali dikaitkan dengan kejadian-kejadian besar yang terjadi secara terang-terangan, seperti peristiwa perang, konfrontasi dengan kaum musyrik, serta pengaturan hukum-hukum sosial.
Sebaliknya, wahyu yang turun di malam hari sering kali berisi pesan-pesan yang lebih bersifat spiritual, yang membutuhkan ketenangan dalam memahami dan merenungkannya. Ibn Kathir dalam Tafsir Al-Quran Al-Azim menyebutkan bahwa beberapa surah yang diturunkan di malam hari memiliki kaitan erat dengan peristiwa-peristiwa penting yang bersifat rahasia, seperti perubahan arah kiblat dan turunnya ayat-ayat tentang ketakwaan.
Contoh Ayat yang Diturunkan pada Siang Hari (Al-Nahary)
1. Surah Al-Ikhlas
Wahyu ini diturunkan di siang hari sebagai jawaban atas pertanyaan kaum Quraisy tentang hakikat Tuhan yang disembah oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam tafsirnya, At-Tabari dalam Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Quran menjelaskan bahwa ayat ini berfungsi sebagai penegasan terhadap konsep tauhid yang menolak segala bentuk kemusyrikan.
2. Surah Al-Kafirun
Diturunkan pada siang hari dalam konteks penolakan Nabi terhadap ajakan kompromi dari kaum Quraisy yang mengusulkan agar mereka dan umat Islam saling bertukar ibadah. Menurut Al-Qurtubi dalam Al-Jami’ li Ahkam Al-Quran, wahyu ini menegaskan sikap tegas Islam dalam menjaga kemurnian akidah.
3. Surah An-Nahl ayat 126
Ayat ini turun setelah Perang Uhud sebagai pedoman dalam menghadapi musuh. Ibn Taimiyyah dalam Majmu’ Fatawa menekankan bahwa ayat ini memberikan dua pilihan kepada umat Islam, yaitu membalas dengan setimpal atau bersabar sebagai bentuk keutamaan.
Contoh Ayat yang Diturunkan pada Malam Hari (Al-Layaliy)
1. Surah Al-Baqarah ayat 144
Pewahyuan ayat ini terjadi pada malam hari dan berisi perintah perubahan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah. Al-Alusi dalam Ruh al-Ma’ani menjelaskan bahwa perubahan ini memiliki dampak besar dalam sejarah Islam, karena menjadi simbol pemisahan identitas umat Islam dari kaum Yahudi.
2. Surah Ali Imran ayat 190
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih Muslim, disebutkan bahwa Rasulullah SAW menangis ketika membaca ayat ini, karena ayat ini mengandung pesan mendalam tentang penciptaan langit dan bumi serta tanda-tanda kebesaran Allah yang membutuhkan perenungan.
3. Surah Al-An’am
Wahyu ini turun sekaligus dalam satu malam dengan diiringi oleh malaikat. Menurut Ibn Kathir dalam Tafsir Al-Quran Al-Azim, turunnya surah ini secara sekaligus menunjukkan urgensi pesan-pesan yang dikandungnya, khususnya dalam menegaskan prinsip tauhid.
4. Surah Maryam dan Al-Hajj
Kedua surah ini diturunkan pada malam hari dengan membawa pesan tentang ketakwaan dan kesabaran. As-Suyuthi dalam Al-Itqan fi Ulum Al-Quran menegaskan bahwa wahyu yang turun di malam hari sering kali berkaitan dengan penguatan iman dan kesabaran dalam menghadapi ujian.
Hikmah Pewahyuan di Waktu Siang dan Malam
Para ulama Ulumul Quran menyimpulkan beberapa hikmah dalam pewahyuan siang dan malam, di antaranya:
1. Wahyu yang turun di siang hari sering kali berisi perintah dan hukum yang harus segera diamalkan oleh umat Islam.
2. Wahyu yang turun di malam hari lebih banyak berisi ayat-ayat yang bersifat reflektif dan bertujuan untuk memperkuat keimanan serta ketakwaan.
3. Waktu pewahyuan memiliki relevansi dengan kesiapan psikologis umat Islam dalam menerima wahyu tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Al-Sha’rawi dalam Tafsir Ash-Sha’rawi.
Kesimpulan
Pemahaman tentang Al-Nahary wa Al-Layaliy dalam pewahyuan Al-Quran memberikan wawasan yang lebih luas tentang bagaimana Allah menurunkan wahyu-Nya sesuai dengan kondisi sosial, psikologis, dan spiritual umat Islam. Wahyu yang turun di siang hari lebih banyak berisi perintah-perintah praktis, sedangkan wahyu yang turun di malam hari mengandung makna spiritual yang lebih dalam. Oleh karena itu, mempelajari waktu pewahyuan Al-Quran tidak hanya membantu dalam memahami konteks ayat, tetapi juga memberikan inspirasi dalam menjalani kehidupan sesuai dengan hikmah yang terkandung dalam Al-Quran. Wallahua’lam.
Dievelia Salsabilah (Mahasiswa Prodi PGMI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)
Bagaimana Ayat Al-Nahary menggambarkan kondisi kehidupan di siang hari menurut Al-Qur’an?
Mengapa Allah swt. Menyebutkan pergantian antara siang dan malam dalam Al-Qur ‘an ,coba jelaskan?
Bagaimana Al-Quran menghubungkan siang hari dengan aktivitas manusia, seperti bekerja, beribadah, dan mencari nafkah?
Mengapa memahami ayat al-Nahary dan ayat Al-Layaliy penting dalam memahami pewahyuan Al-Qur’an?