Al-Qur'an & Hadis

Macam-Macam Munasabah Al-Qur’an: Hubungan Ayat dan Makna

TATSQIF ONLINE  Al-Qur’an sebagai kitab suci memiliki susunan ayat dan surat yang penuh hikmah. Hubungan antara satu ayat dengan ayat lainnya bukanlah kebetulan, melainkan memiliki keterpaduan makna yang dalam. Dalam studi Ulumul Qur’an, konsep munasabah menjadi salah satu pembahasan penting dalam memahami keterkaitan antar bagian dalam Al-Qur’an. Munasabah membantu menjelaskan bagaimana ayat-ayat Al-Qur’an memiliki kesinambungan makna, baik dalam satu surat maupun antar surat.

Para ulama telah mengkaji konsep munasabah ini dengan berbagai pendekatan, di antaranya Imam Al-Zarkasyi dalam Al-Burhān fī ‘Ulūm al-Qur’ān dan Shalahuddin Hamid dalam Studi Ulumul Qur’an. Dalam pembagiannya, munasabah diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu Zahirul Irtibathi (hubungan yang jelas) dan Khafi Irtibathi (hubungan yang samar).

1. Zahirul Irtibathi: Hubungan yang Jelas

Zahirul Irtibathi merupakan bentuk keterkaitan yang tampak nyata antara satu ayat dengan ayat lainnya. Dalam hubungan ini, keselarasan ayat begitu jelas sehingga apabila ayat tersebut dipisahkan, maka maknanya menjadi kurang sempurna.

Menurut Al-Zarkasyi, hubungan dalam Zahirul Irtibathi dapat dibedakan menjadi empat pola utama: ta’kid (penguat), tafsir (penjelas), i’tiradh (bantahan), dan tashdid (penegasan). Berikut penjelasannya:

a. Munasabah dengan Pola Ta’kid (Penguat)

Dalam pola ini, suatu ayat menguatkan makna ayat sebelumnya. Pengulangan atau penegasan ini berfungsi untuk memberikan tekanan pada pesan yang ingin disampaikan.

Contohnya dapat ditemukan dalam Surah Ar-Rahman, di mana Allah berulang kali menyebutkan ayat:

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Artinya: “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

Ayat ini diulang sebanyak 31 kali dalam satu surat sebagai bentuk ta’kid untuk menegaskan nikmat-nikmat Allah yang tidak sepatutnya diingkari.

b. Munasabah dengan Pola Tafsir (Penjelas)

Dalam pola ini, suatu ayat menjelaskan atau menguraikan maksud dari ayat sebelumnya.

Sebagai contoh, dalam Surah Al-Baqarah ayat 2, Allah menyebutkan bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang yang bertakwa:

ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ

Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”

Lalu, pada ayat berikutnya (QS. Al-Baqarah [2]: 3-4), Allah menjelaskan lebih lanjut tentang siapa yang dimaksud sebagai orang-orang yang bertakwa, yaitu mereka yang beriman kepada hal gaib, mendirikan salat, dan menafkahkan sebagian rezekinya.

c. Munasabah dengan Pola I’tiradh (Bantahan)

Pola ini terjadi ketika ada ayat atau frasa yang tampaknya seperti sisipan di antara dua ayat yang berkaitan, tetapi sebenarnya memiliki hubungan yang mendalam.

Misalnya dalam Surah Al-Anfal ayat 2-4, Allah berbicara tentang ciri-ciri orang mukmin sejati:

إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.”

Namun, pada ayat berikutnya, Allah menyisipkan ayat yang berisi penjelasan lebih lanjut sebelum kembali ke pokok pembahasan. Ini adalah contoh i’tiradh.

d. Munasabah dengan Pola Tashdid (Penegasan)

Polanya hampir sama dengan ta’kid, tetapi lebih bersifat sebagai penegasan kembali pesan yang sudah disebutkan sebelumnya.

Sebagai contoh, dalam Surah Al-Insyirah, setelah menyebutkan bahwa setiap kesulitan pasti disertai kemudahan (ayat 5), Allah langsung mengulanginya di ayat berikutnya dengan kalimat yang hampir sama:

فَإِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرًا، إِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرًا

Artinya: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

2. Khafi Irtibathi: Hubungan yang Samar

Khafi Irtibathi merupakan bentuk munasabah yang tidak tampak jelas secara lahiriah, tetapi memiliki keterkaitan maknawi yang mendalam. Hubungan ini sering kali tampak seperti tidak ada, sehingga seolah-olah ayat-ayat tersebut berdiri sendiri.

Menurut Shalahuddin Hamid dalam Studi Ulumul Quran, contoh dari Khafi Irtibathi dapat ditemukan dalam keterkaitan antara Surah Al-Fatihah dan Surah Al-Baqarah.

Dalam Al-Fatihah ayat 6-7, kita meminta petunjuk kepada Allah:

ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ

Artinya: “Tunjukilah kami jalan yang lurus.”

Kemudian, dalam Al-Baqarah ayat 2, Allah menjawab permintaan tersebut dengan menyatakan bahwa petunjuk itu ada dalam Al-Qur’an:

ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ

Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”

Meskipun hubungan antara kedua ayat ini tidak tampak secara eksplisit, namun secara maknawi terdapat kesinambungan antara doa dalam Surah Al-Fatihah dan jawaban dalam Surah Al-Baqarah.

Kesimpulan

Kajian munasabah dalam Al-Qur’an menunjukkan bahwa setiap ayat memiliki keterkaitan makna yang kuat, baik secara eksplisit maupun implisit. Zahirul Irtibathi menampilkan hubungan yang jelas, seperti penguatan, penjelasan, bantahan, dan penegasan, sedangkan Khafi Irtibathi mengungkap hubungan yang lebih tersirat dan memerlukan perenungan lebih dalam.

Dengan memahami munasabah, kita dapat menyelami keindahan struktur dan makna Al-Qur’an dengan lebih mendalam, serta menangkap pesan-pesan ilahiah yang tersusun secara harmonis dalam setiap ayat dan suratnya. Wallahua’lam.

Nur Jamilah (Mahasiswa Prodi PGMI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

9 komentar pada “Macam-Macam Munasabah Al-Qur’an: Hubungan Ayat dan Makna

  • Wita Sahra Tumanggor

    Bagaimana cara kita mengetahui adanya munasabah dalam Alquran?

    Balas
  • Dwi syahrani

    Bagaimana peran munasabah dalam menunjukkan keterkaitan antara satu ayat dengan ayat lainnya dalam Al Qur’an?

    Balas
  • Anugrah sentosa

    Apa yang dimaksud dengan munasabah dalam konteks tafsir Al-Qur’an, dan bagaimana hubungan antara ayat satu dengan ayat lainnya dapat mempengaruhi pemahaman maknanya?

    Balas
  • Anita nurkhodijah lubis

    Apa persamaan dari munasabah dengan pola i’tirad dan munasabah dengan pola tashdid(penegasan)

    Balas
  • Seberapa penting memahami munasabah dalam studi tafsir Al-Qur’an?

    Balas
  • Bagaimana munasabah bisa memengaruhi keputusan yang diambil dalam konteks kehidupan sehari-hari?

    Balas
  • Wulan sari

    Apakah munasabah Al-Qur’an bisa kita modifikasi mengikuti perubahan zaman,atau kah harus tetap sama seperti yang telah di tetapkan oleh para cendikiawan terdahulu?

    Balas
  • Bagaimana munasabah dapat membantu mengaitkan tema tema besar dalam Alquran

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Kami Yuk