Ternyata Rasulullah Tidak Pernah Melakukan Dakwah Rahasia, Begini Penjelasannya
TATSQIF ONLINE – Bagi kaum muslimin yang giat membaca buku atau mengikuti kajian sirah nabawiyah secara umum, akan sering menemukan sub judul terkait periodisasi tahapan dakwah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Seperti yang terdapat dalam salah satu buku sirah nabawiyah yang cukup terkenal dan mudah ditemukan, yakni kitab Ar-Rahiq Al-Makhtum karya Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri. Dalam buku tersebut, penulis membagi periodisasi dakwah Rasulullah SAW ke dalam dua bagian, periode Mekkah dan periode Madinah.
Periodisasi dakwah di Mekkah atau Periode Mekkah, kemudian dibagi ke dalam tiga tahapan:
1. Berdakwah Secara Rahasia
Rasulullah SAW mulai menyebarkan dakwahnya secara rahasia. Beliau mengajak orang-orang terdekatnya untuk menerima ajaran Islam setelah turunnya wahyu yang kedua, yaitu Al-Qur’an surah Al-Muddatssir ayat 1-7 berikut ini:
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ. قُمْ فَأَنْذِرْ. وَ رَبَّكَ فَكَبِّرْ. وَ ثِيَابَكَ فَطَهِّرْ. وَ الرُّجْزَ فَاهْجُرْ. وَ لَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ. وَ لِرَبِّكَ فَاصْبِرْ. فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُوْرِ. فَذلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيْرٌ. عَلَى الْكَافِرِيْنَ غَيْرُ يَسِيْرٍ
Artinya: “Hai orang yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan. Dan Tuhanmu agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.”
Sasaran dakwahnya mengarah pada lingkungan keluarga dan teman-teman dekatnya. Khadijah, istri Rasulullah SAW menyambut risalah Islam dengan antusias, begitu juga Ali, anak pamannya dan Zaid bin Haritsah, yang juga anak angkatnya, serta sahabat terdekat beliau seperti Abu Bakar.
Melalui perantara Abu Bakar, beberapa sahabat lainnya memeluk agama Islam, seperti Utsman bin Affan, Zubeir bin Awwam, Saad bin Abi Waqqas, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan beberapa budak serta fakir miskin.
Golongan yang pertama kali memeluk agama Islam mendapat julukan sebagai as-Sabiqun al-Awwalun. Tahapan dakwah tersebut berjalan selama tiga tahun.
BACA JUGA: Hikmah di Balik Musibah Gempa
2. Berdakwah Secara Terbuka
Nabi Muhammad SAW mulai menyebarkan dakwahnya kepada keturunan Abdul Muthalib dan juga penduduk Mekkah. Beliau mengumpulkan kaum kerabatnya dan mengajak mereka untuk beriman. Tahap ini ditandai dengan turunnya Alqur’an surah Asy-Syu’ara ayat 214 sebagai berikut:
وَاَنۡذِرۡ عَشِيۡرَتَكَ الۡاَقۡرَبِيۡنَۙ
Artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat.”
Tidak semua kaum kerabatnya menerima risalah Islam. Secara terang-terangan, pamannya, Abu Lahab beserta istri menentang dan mengutuk seruan itu. Sebagai respons atas sikap mereka, Allah subhanahu wata’ala menurunkan surah Al-Masad ayat 1-5 berikut ini:
تَبَّتۡ يَدَاۤ اَبِىۡ لَهَبٍ وَّتَبَّؕ مَاۤ اَغۡنٰى عَنۡهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَؕ سَيَصۡلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ ۖۚ وَّامۡرَاَ تُهٗ ؕ حَمَّالَةَ الۡحَطَبِۚ فِىۡ جِيۡدِهَا حَبۡلٌ مِّنۡ مَّسَدٍ
Artinya: “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia! Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.”
3. Berdakwah di Luar Kota Mekkah
Tahapan ini bermula sejak tahun kesepuluh kenabian. Sasaran dakwah tidak hanya kepada penduduk Makkah, melainkan juga mencakup semua lapisan masyarakat, termasuk kepada orang-orang yang berkunjung ke kota tersebut.
Perintah Allah SWT untuk melakukan dakwah ini tertulis dalam Alqur’an surah Al-Hijr ayat 94 sebagai berikut:
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ
Artinya: “Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.”
Periode Awal Rasulullah Berdakwah Secara Terbatas
Ustadz Asep Sobari, seorang pakar sirah nabawiyah, membahas poin pertama dalam tahapan dakwah Periode Mekkah, yaitu berdakwah secara rahasia (dakwah sirriyah). Melalui podcast di saluran Youtube @SirahTV, Ustadz Asep Sobari menyatakan bahwa istilah dakwah secara rahasia, tidaklah tepat.
Dalam podcast berdurasi sekitar 40 menit itu, Ustadz Asep Sobari menjelaskan bahwa penggunaan istilah tersebut dapat menimbulkan kesan bahwa dakwah terlaksana secara tertutup. Faktanya, dakwah Rasulullah pada awalnya tidak bersifat rahasia dan tertutup. Orang-orang Quraisy di sekitar Rasulullah mendengar dan membicarakan aktivitas dakwah tersebut.
Pendapat beliau sejalan dengan yang tertera di dalam kitab Ar-Rahiq Al-Makhtum, bahwa orang-orang Quraisy telah mengetahui kabar aktivitas dakwah Rasulullah SAW di tahap awal dakwah beliau. Oleh karena itu, kesan tertutup dan sembunyi-sembunyi adalah istilah yang tidak tepat.
Menurut Ustadz Asep Sobari, istilah yang lebih tepat untuk tahapan periode dakwah tersebut adalah dakwah terbatas. Dengan demikian, kesan tertutup dan kurang informasinya dakwah pada pihak lain tidak berlaku.
Beliau menyimpulkan bahwa Rasulullah tidak pernah melakukan dakwah secara rahasia dan sembunyi-sembunyi, melainkan melakukan dakwah secara terbatas. Target dakwahnya adalah keluarga dan teman terdekat. Kemudian beliau melakukan dakwah secara terbuka kepada kaum kerabat, penduduk Makkah, dan akhirnya berdakwah kepada seluruh alam.
Wallahu A’lam
Oleh Shofian Rahmat
-
Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.
Lihat semua pos Lecturer