Sholat Sunnah Sebelum dan Sesudah Sholat Id: Apa Hukumnya
TATSQIF ONLINE – Tidak seperti sholat fardhu lima waktu yang diiringi sholat sunnah qobliyah (sebelum) dan ba’diyah (setelah), sholat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha tidak diikuti dengan amalan shalat sunnah lain.
Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah lewat bukunya Al-Jami’ fil Fiqhi An-Nisa’, menyebutkan bahwa tidak ada satu pun dalil yang menetapkan adanya sholat sunnah sebelum maupun sesudah sholat Id, baik Idul Fitri maupun Idul Adha.
Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqhul Islam wa Adillathuhu Jilid 2, mengumpulkan sejumlah pendapat dari empat imam besar mahzab berkenaan dengan persoalan ini. Pendapat mereka terhimpun dalam dua kategori, ada yang melarang dan ada yang membolehkan dengan syarat tertentu.
Mazhab Hanafi
Mazhab Hanafi dengan tegas menyebut bahwa hukum mengerjakan sholat sunnah sebelum dan sesudah sholat Idul Adha adalah makruh secara mutlak. Amalan ini makruh baik dilakukan di tempat sholat atau pun di rumah.
Hal tersebut tertuang dalam hadis berikut:
رَجَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عِيْدٍ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلِّ قَبْلَهُمَا وَلَا بَعْدَهُمَا
Artinya: “Rasulullah SAW pernah berangkat untuk menunaikan sholat pada hari raya. Lalu, beliau mengerjakan sholat dua rakaat (yakni sholat Id) dan tidak mengerjakan sholat yang lain sebelum maupun sesudahnya,“ (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah & Abu Dawud).
Mazhab Maliki
Tidak jauh berbeda dengan Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki juga memakruhkan sholat sunnah sebelum dan sesudahnya di tempat yang sama pelaksanaan sholat Idul Adha. Namun, menjadi tidak makruh bila dilakukan di dalam masjid.
“Adapun tidak dimakruhkannya melakukan sholat sunnah sebelum sholat Hari Raya karena sunnah keluar setelah matahari dan sholat tahiyatul masjid pada waktu itu dibutuhkan menurut kesepakatan,” tulis Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaili.
Sementara, alasan kebolehan sholat sunnah di masjid seusai sholat Idul Adha menurut mazhab Maliki, karena ada anggapan bahwa para ahli bid’ah jarang melakukan sholat jamaah di masjid.
Mazhab Hambali
Mazhab Hambali juga mengacu pada hadis di atas. Hukum mengamalkan shalat sunnah sebelum dan setelah sholat Idul Adha hukumnya makruh, baik di tempat sholat yang sama ataupun masjid.
“Di samping, pada saat itu dilarang untuk melakukan sholat sunnah seperti waktu-waktu yang dilarang,” jelas Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaili.
Namun, kemakruhan tersebut dinilai tidak berlaku bila sholat sunnah dilakukan di luar tempat yang sama dengan shalat atau di dalam rumah.
Mazhab Syafi’i
Mazhab Syafi’i sedikit memberikan pandangan yang berbeda untuk hukum mengerjakan sholat sunnah sebelum dan sesudah sholat Idul Adha. Menurut mazhab ini, tidak ada kemakruhan bagi selain imam untuk melakukan shalat sunnah sebelum Idul Adha.
Landasannya berdasarkan dari hadis riwayat Abi Burdah, Anas, Hasan, dan Jabir bin Zaid yang melakukan sholat sunnah sebelum imam datang. Meski demikian, waktu yang dimaksud dalam Mazhab Syafi’i ini adalah sesaat setelah matahari meninggi. Hal ini dianggap bukan termasuk waktu yang dilarang untuk shalat.
Sebaliknya, jika sholat sunnah dilakukan sebelum matahari meninggi maka hukumnya makruh. Kemakruhan ini juga berlaku pada sholat sunnah setelah Idul Adha bila khutbah tengah berlangsung.
“Jika ia tidak sedang mendengarkan khutbah maka tidak dimakruhkan (sholat sunnah setelah Idul Adha),” tutur Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaili dalam bukunya.
Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaili sendiri berpendapat, ia lebih meyakini hukum sholat sunnah baik yang dilakukan sebelum atau sesudah sholat Idul Adha adalah makruh. Bahkan, ia cenderung melarang pengamalan sholat tersebut.
Demikian pula penjelasan Sayyid Sabiq melalui bukunya Fiqih Sunnah. Belia menuliskan, “Tidak ada satu keterangan apa pun yang menyatakan adanya sholat sunnah sebelum dan sesudah sholat hari raya. Rasul SAW dan para sahabat tidak pernah melakukan sholat apapun baik sebelum maupun sesudahnya jika hendak menuju ke lapangan untuk sholat hari raya.”
Dalam riwayat Ibnu Umar diterangkan, pada hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dirinya tidak sholat apa pun sebelum dan sesudah shalat hari raya. Dia katakan bahwa ia mengikuti sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam melakukannya.
Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari, menyebutkan hukumnya makruh apabila melaksanakan sholat sebelum dan sesudah sholat id.
Syaikh Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim dalam buku Fiqh As-Sunnah li An-Nisa’, turut menambahkan. Menurutnya, sholat sunnah seperti sholat Tahiyyatul Masjid tetap tidak ada anjuran untuk melaksanakannya, sekali pun sholat Id bertempat di Masjid. Ia juga mengambil hadis riwayat Ibnu Abbas sebagai dalilnya.
Kesimpulan
Hukum sholat sunnah sebelum pelaksanaan sholat Idul Adha di tempat shalat Id adalah makruh menurut pendapat mayoritas ulama. Namun, hukumnya menjadi boleh jika melaksanakan shalat sunnah di rumah sebelum berangkat ke tempat sholat id.
Begitu juga, makruh hukumnya jika melaksanakan sholat sunnah sesudah sholat Idul Adha di tempat shalat Id. Namun, jika pelaksanaannya di rumah sesudah sholat Idul Adha, hal ini hukumnya boleh.
Dengan demikian, mengikuti ketentuan ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW akan membantu umat Muslim menjaga keutamaan ibadah shalat Idul Adha. Selain itu, hal ini juga memastikan kesempurnaan dalam ibadah-ibadah lainnya.
Wallahu A’lam
Oleh Suningsih (Mahasiswa UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)