Rasm Utsmani dan Qira’ah: Fondasi Keaslian Al-Qur’an, Simak
TATSQIF ONLINE – Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril. Sebagai wahyu yang diturunkan dalam bahasa Arab, Al-Qur’an memiliki keistimewaan dalam aspek lafaz, makna, serta cara penulisannya. Dua konsep yang sangat berperan dalam menjaga keautentikan dan keseragaman Al-Qur’an adalah rasm Al-Qur’an (cara penulisan) dan qira’ah Al-Qur’an (ragam bacaan).
Rasm Al-Qur’an yang kita kenal sekarang merupakan hasil standarisasi pada masa Khalifah Utsman bin Affan. Sementara itu, qira’ah Al-Qur’an merujuk pada berbagai metode membaca Al-Qur’an yang diwariskan dari Nabi Muhammad SAW kepada para sahabat dan generasi setelahnya. Keduanya memiliki keterkaitan erat dalam menjaga kesucian wahyu serta kemudahan dalam membaca dan menghafalnya.
Rasm Al-Qur’an: Pengertian dan Sejarahnya
Secara bahasa, rasm berasal dari kata rasama-yarsumu-rasman, yang berarti “menggambar” atau “melukis”. Dalam konteks penulisan mushaf, rasm mengacu pada sistem penulisan Al-Qur’an yang diterapkan dalam Mushaf Utsmani (Jalaluddin Al-Suyuti, Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an).
Pada masa Nabi Muhammad SAW, wahyu Al-Qur’an dihafal dan ditulis di berbagai media seperti pelepah kurma, tulang, dan kulit. Namun, penulisannya belum disusun secara sistematis dalam satu mushaf. Setelah wafatnya Nabi, kebutuhan untuk menyusun mushaf yang seragam semakin mendesak, terutama setelah banyak penghafal Al-Qur’an gugur dalam peperangan.
Khalifah Utsman bin Affan kemudian memerintahkan sekelompok sahabat yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit untuk menyusun mushaf standar dengan rasm tertentu. Mushaf ini dikenal sebagai Mushaf Utsmani dan menjadi rujukan utama dalam penyalinan Al-Qur’an hingga saat ini.
Salah satu ciri khas rasm Utsmani adalah tidak selalu mengikuti kaidah imla’ atau tata bahasa Arab standar. Beberapa huruf dan tanda baca tidak ditulis secara lengkap agar tetap bisa mencakup variasi qira’ah yang berbeda. Contohnya adalah penulisan kata الصلاة yang dalam rasm Utsmani ditulis tanpa huruf waw, yaitu الصلوة.
Qira’ah Al-Qur’an: Pengertian dan Variasi Bacaan
Qira’ah Al-Qur’an adalah ilmu yang membahas berbagai cara membaca Al-Qur’an yang telah diriwayatkan secara mutawatir dari Nabi Muhammad SAW (Muhammad Al-Zarqani, Manahil Al-Irfan). Qira’ah bukan hanya sekadar perbedaan dalam cara melafalkan huruf, tetapi juga mencakup perbedaan dalam panjang pendeknya bacaan, penggunaan huruf, serta harakat.
Terdapat tujuh qira’ah utama yang diakui dan digunakan dalam tradisi Islam, yaitu:
1. Hafs ‘an ‘Asim (paling umum di dunia Islam)
2. Warsh ‘an Nafi’ (banyak digunakan di Afrika Utara)
3. Qalun ‘an Nafi’
4. Al-Duri ‘an Abi ‘Amr
5. Al-Susi ‘an Abi ‘Amr
6. Kisai ‘an Al-Kufi
7. Hamzah ‘an Al-Kufi
Meskipun terdapat perbedaan dalam qira’ah, semua bacaan ini tetap otentik karena bersumber dari Nabi Muhammad SAW. Hadis Rasulullah SAW menegaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam beberapa dialek:
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ
Artinya: “Sesungguhnya Al-Qur’an ini diturunkan dalam tujuh huruf, maka bacalah yang paling mudah darinya,” (HR Bukhari dan Muslim).
Perbedaan qira’ah ini memungkinkan umat Islam dari berbagai latar belakang bahasa dan dialek untuk membaca Al-Qur’an dengan lebih mudah.
Kaitan Antara Rasm Al-Qur’an dan Qira’ah Al-Qur’an
Rasm Utsmani memiliki fleksibilitas dalam penulisan sehingga dapat mencakup berbagai qira’ah yang ada. Salah satu contoh hubungan antara rasm dan qira’ah dapat ditemukan dalam surat Al-Fatihah:
a. Dalam qira’ah Hafs, ayat keempat dibaca مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (Maaliki yaumi ad-diin), yang berarti “Pemilik Hari Pembalasan”.
b. Dalam qira’ah Warsh, ayat yang sama dibaca مَلِكِ يَوْمِ الدِّينِ (Maliki yaumi ad-diin), yang berarti “Raja Hari Pembalasan”.
Kedua bacaan ini memiliki makna yang sahih dan saling melengkapi. Kata مالك menekankan kepemilikan Allah atas hari pembalasan, sementara ملك menegaskan kekuasaan-Nya sebagai Raja di hari tersebut.
Contoh lain adalah dalam surat Yasin ayat 9:
وَجَعَلْنَا مِنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا
Artinya: “Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding.”
Dalam qira’ah Al-Susi, kata سَدًّا (saddan) dibaca سُدًّا (suddan), yang hanya berbeda dalam cara pelafalan tetapi tetap memiliki makna yang sama.
Hal ini menunjukkan bagaimana rasm Utsmani menjadi standar yang fleksibel untuk berbagai qira’ah yang mutawatir.
Implikasi terhadap Pemahaman Al-Qur’an
Hubungan antara rasm dan qira’ah memiliki beberapa implikasi penting, antara lain:
1. Menjaga keaslian Al-Qur’an: Rasm Utsmani yang tetap dipertahankan hingga saat ini memastikan bahwa tidak ada perubahan dalam teks Al-Qur’an.
2. Mempermudah hafalan dan bacaan: Variasi qira’ah memungkinkan umat Islam untuk menghafal dan membaca Al-Qur’an sesuai dengan dialek yang paling mereka pahami.
3. Memperkaya pemahaman tafsir: Perbedaan qira’ah dapat memberikan pemahaman yang lebih luas terhadap makna ayat.
4. Melestarikan warisan keilmuan Islam: Keberagaman qira’ah yang tetap terjaga menunjukkan betapa kaya dan luasnya ilmu Al-Qur’an yang diwariskan oleh generasi terdahulu.
Kesimpulan
Rasm Utsmani dan qira’ah Al-Qur’an memiliki hubungan erat dalam menjaga keautentikan wahyu Ilahi. Standarisasi rasm oleh Khalifah Utsman bin Affan memberikan dasar yang kokoh bagi keberagaman qira’ah, sementara variasi qira’ah memberikan kedalaman dalam pemahaman dan pelafalan Al-Qur’an.
Keberagaman ini bukanlah bentuk perbedaan yang bertentangan, melainkan menunjukkan fleksibilitas dan keluasan hikmah Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat manusia. Dengan memahami kaitan antara rasm dan qira’ah, umat Islam dapat lebih mengapresiasi bagaimana wahyu Allah SWT tetap terjaga kemurniannya sejak diturunkan hingga hari ini. Wallahua’lam.
Ahmad Yasir (Mahasiswa Prodi PAI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)
Apa saja kaidah” yang di pakai dalam rasm Utsmani?
apa manfaat mempelajari rasm al-quran bagi umat islam
Kenapa Rasm Utsmani dan qira’ah Al-Qur’an memiliki hubungan erat dalam menjaga keautentikan wahyu Ilahi?
Perbedaan rasm al quran dengan qiraah dalam tanda” Baca
Apa Kaitannya antara Rasm Al-Qur’an dan Qira’ah Al-Qur’an
Apa Kaitannya antara Rasm Al-Qur’an dan Qira’ah Al-Qur’an
apa saja contoh’ rasm Utsmani dan Qira’ah
Mengapa rasm Utsmani dipertahankan dalam mushaf standar, meskipun berbeda dari ejaan Arab modern?