Al-Qur'an & HadisTokoh & SejarahWorld

Profil singkat Imam Ashim: Guru Besar Ilmu Qira’at

TATSQIF ONLINE Al-Qur’an adalah wahyu Allah subhnahu wa ta’ala kepada Nabi Muhammad shallahu alaihi wa sallam, disampaikan melalui malaikat Jibril dengan beragam variasi bacaan. Hal ini merupakan anugerah Allah SWT sebagai manifestasi kasih sayang-Nya kepada umat manusia, agar memudahkan mereka dalam membaca dan menghafalkannya.

Rasulullah SAW telah menjelaskan dalam sebuah hadis:

إِنّ هَذَا الْقُرْآنَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ فَاقْرَأُوا مَا تَيَسّرَ مِنْهُ

Artinya: “Sesungguhnya al-Quran diturunkan dengan tujuh huruf. Karena itu, bacalah dengan cara yang paling mudah bagi kalian,” (HR Bukhari & Muslim).

Mayoritas ulama berpendapat bahwa tujuh huruf yang dimaksud adalah tujuh kata sinonim dengan makna yang sama, meskipun berasal dari satu bahasa.

Variasi bacaan Al-Qur’an diilustrasikan dalam ilmu yang disebut ilmu qira’at, dimana setiap variasi bacaan dikaitkan dengan seorang qari’ yang bacaannya mutawatir, yang bersumber dari Rasulullah SAW. Salah satu qira’at yang paling terkenal adalah qira’at Imam Ashim.

Baca Juga: Jejak Imam Muhajir: Dzurriyat Rasulullah Pertama di Hadramaut

Nama lengkapnya Ashim bin Bahdalah Abi An Najud Al Kufi, lebih dikenal dengan nama Ashim bin Abi An Najud. Tahun kelahirannya tidak banyak diketahui, namun diperkirakan beliau lahir dan besar di Kufah. Ashim termasuk tabi’in dan ulama terkemuka di Kufah. Wafatnya terjadi pada tahun 120 atau 127 Hijriah.

Imam Ashim memperoleh ilmu Al-Qur’an dan qira’at dari beberapa guru, di antaranya:

1. Zir bin Hubaisy, yang belajar dari Abdullah bin Mas’ud.

2. Abu Abdurrahman As-Sulami, yang belajar dari Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdullah bin Mas’ud, Ubay bin Kaab, dan Zaid bin Tsabit.

3. Abu Amru Sa’ad bin Ilyas Asy-Syaibani Al Kufi, yang belajar dari Abdullah bin Mas’ud.

Selain keahlian dalam qiroat, Imam Ashim juga dipandang sebagai imam yang terpercaya dalam ilmu hadis.

Dengan kepakarannya dalam Al-Qur’an dan qira’at, Imam Ashim menjadi guru bagi banyak orang, di antaranya: Hafs bin Sulaiman, Abu Bakar Syu’bah bin Ayyasy, Abban bin Taghlib, Hammad bin Salamah, Sulaiman bin Mahran al-A’masy, Abu Mundzir Sallam bin Sulaiman, Sahal bin Syuaib, dan Syaiban bin Muawiyah.

Imam Ashim terkenal sebagai sosok penyabar. Dia menghadapi cobaan dengan ketabahan, termasuk ketika dirinya mengalami kelemahan penglihatan. Dalam mengajar, khususnya dalam ilmu tajwid, beliau tegas dan tidak memberikan kelonggaran.

Imam Ashim memiliki bacaan yang sangat fasih dan merdu. Sebagimana perkataan Imam Hasan bin Saleh: “Saya tidak pernah melihat seorang pun yang lebih fasih daripada Ashim, jika ia berbicara maka ucapannya akan menjadi magnet.”

Ulama lain yang menyebutkan tentang bacaan Imam Ashim adalah Imam Syu’bah, beliau berkata: “Saya mengunjungi Imam Ashim saat menjelang ajalnya, saya mendengar ia mengulang-ulang membaca ayat ke-62 surat al-An’am: (ثُمَّ رُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلَاهُمُ الْحَقِّ), ia membacanya dengan jelas dan bagus seakan-akan ia membaca dalam keadaan shalat, karena tajwid bacaannya telah mendarah daging (watak alaminya) dalam dirinya.”

Selain sangat fasih bacaannya, beliau juga memiliki hafalan yang sangat mutqin, tetap lancar meski tidak di-muroja’ah beberapa tahun.

Wallahu A’lam
Oleh Uswatun Jayanah

Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Kami Yuk