Simak 3 Cara Ampuh Meraih Kelapangan Hati Berdasarkan Alquran
TATSQIF ONLINE – Allah Subhanahu wa ta’ala menilai amal perbuatan manusia berdasarkan niat pelakunya, yang bertempat di hati. Demikian juga, kebahagiaan yang sejati berasal dari kebersihan dan kelapangan hati, yang penuh dengan iman dan takwa.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan hati menjadi sangat penting. Hati yang bersih dan penuh iman tidak hanya menghasilkan amal perbuatan yang baik, tetapi juga membawa ketenangan dan kedamaian dalam hidup seseorang.
Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
Artinya: “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung),” (HR Bukhari dan Muslim).
Hati memiliki dua makna, pertama, sebagai organ berbentuk seperti pohon cemara yang terletak di dada sebelah kiri, dengan rongga yang berisi darah hitam, yang berfungsi sebagai sumber ruh. Organ ini juga ada pada tubuh binatang dan orang yang telah meninggal. Kedua, hati yang terkait dengan organ ini disebut hati yang mengenal Allah SWT.
BACA JUGA: Komunitas Marah-Marah di X: Ini 3 Poin Etika Marah dalam Islam
Macaman Hati Manusia
Dalam al-Quran, Allah SWT mengungkapkan bahwa ada tiga jenis hati manusia, yaitu qolbun mayyit, qolbun maridh, dan qolbun salim. Berikut penjelasan ringkasnya:
Pertama, qolbun mayyit adalah hati yang mati dan jahatnya melebihi binatang karena menggunakan akal untuk kejahatan. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Al-Kahfi ayat 28:
وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًا
Artinya: “Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.”
Kedua, qolbun maridh adalah hati yang sakit, penuh penyakit hati, sering tidak tenteram, galau, cemas, dan tidak menikmati hidup. Allah menyebutkan kondisi hati seperti ini saat menyebutkan sifat orang munafik dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 10:
فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢ بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ
Artinya: “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta.”
Ketiga, qolbun salim adalah hati yang lurus, bebas dari kemusyrikan dan penyakit hati, serta selalu berbuat kebaikan, mendekatkan pemiliknya pada takwa. Hati ini selamat dan menyelamatkan pemiliknya dari api neraka.
Sepanjang hidup, hati yang salim berusaha mengenali Allah, beriman, dan mewujudkan nilai-nilai keimanan dalam kehidupan sehari-hari. Hanya orang dengan qolbun salim yang layak masuk surga di akhirat kelak.
Allah SWT menegaskan hal tersebut dalam Al-Quran surat As-Syu’ara ayat 87-89:
وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ, يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Artinya, “Janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. (Yaitu) pada hari ketika tidak berguna (lagi) harta dan anak-anak. Kecuali, orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”
3 Kunci Meraih Kelapangan Hati
Melansir dari islam.nu.or.id, hati yang lapang mencerminkan keyakinan kuat pada Allah SWT, penerapan sifat terpuji, penghindaran akhlak tercela, ketenangan menghadapi berbagai situasi, dan penerimaan kekurangan dengan ikhlas. Dengan hati yang lapang, hidup menjadi lebih tenang, damai, dan seimbang.
BACA JUGA: 5 Dampak Memarahi Anak Secara Berlebihan, Nomor 3 Sangat Rentan
Ada tiga kunci agar seseorang dapat meraih kelapangan hati, yaitu:
1. Taat kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW
Kunci utama untuk mencapai kelapangan hati adalah taat kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Selain itu, mengikuti sunnah Rasulullah SAW juga penting untuk memperluas kelapangan hati, karena amalan sunnah memperkuat iman dan mendatangkan kedamaian batin.
Hal ini tertuang dalam Al-Quran surat Al-Anfal ayat 20, yaitu:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَا تَوَلَّوْا عَنْهُ وَاَنْتُمْ تَسْمَعُوْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berpaling dari-Nya, padahal kamu mendengar (perintah dan larangan-Nya).”
Merujuk dari laman detik.com, orang yang taat kepada Allah SWT menunjukkan iman yang kuat dan memperoleh cinta-Nya. Mereka secara konsisten melaksanakan perintah Allah dan menghindari larangan-Nya.
Kelapangan hati berarti yakin bahwa Allah SWT akan selalu memberikan jaminan pertolongan bagi orang yang bertakwa. Hal ini tertuang dalam Al-Quran surat At-Talaq ayat 2-3:
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًاۙ ,وَّيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُ
Artinya: “Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.”
Dengan taat kepada Allah SWT, hati akan terasa lebih lapang dan bebas dari kekhawatiran. Selain itu, Allah SWT akan selalu menolong hamba-Nya yang berjalan di jalan ketaatan.
2. Berdzikir kepada Allah SWT
Kunci penenang hati berikutnya adalah berdzikir dan mengingat Allah SWT. Setiap muslim harus terus-menerus berdzikir dalam setiap situasi.
Hal ini tercantum dalam Al-Quran surat Ar-Ra’du ayat 28:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya: “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
Dengan berdzikir kepada Allah SWT, segala kegundahan dalam hati akan hilang dan digantikan dengan ketenangan. Tidak ada hal lain yang dapat mendatangkan ketentraman hati dan jiwa seperti berdzikir kepada Allah.
Berdasarkan informasi dari merdeka.com, berdzikir secara kontinyu akan membiasakan hati seseorang untuk dekat dengan Allah. Dengan demikian, rasa cinta yang dalam dan tulus kepada Allah SWT akan hadir dalam hati.
Beberapa bentuk dzikir meliputi membaca Al-Quran, shalat, tasbih, tahmid, berdoa, dan lain sebagainya. Amalan-amalan ini membantu memperkuat hubungan seorang hamba dengan Allah dan melapangkan hati.
3. Husnuzhan kepada Allah SWT
Setiap muslim perlu menanamkan sikap husnuzhan kepada Allah SWT. Melansir dari laman detik.com, husnuzhan berarti berprasangka baik kepada Allah atas segala tantangan yang ada dalam kehidupan ini dengan ikhlas.
Orang beriman selalu berharap dan menggantungkan segala sesuatu kepada Allah SWT, yakin bahwa segala keinginan dan kebutuhan akan terpenuhi. Mereka tetap tenang menghadapi masalah, percaya bahwa solusi akan segera datang.
Kondisi ini membuat hati selalu lapang dalam setiap situasi. Rasulullah SAW bersabda:
لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ
Artinya: “Janganlah salah seorang di antara kalian mati melainkan ia harus berhusnudzan kepada Allah,” (HR Muslim).
BACA JUGA: Niat: Menentukan Keabsahan dan Tujuan Setiap Tindakan
Berdoa agar Diberi Kelapangan Hati
Doa memainkan peran penting dalam kehidupan umat Islam. Ketika seseorang merasa gelisah atau tertekan, berdoa dapat secara efektif menenangkan pikiran dan hati.
Selain itu, berdoa memberikan dampak positif pada kesehatan mental. Seseorang yang mempercayai kekuatan doa, akan merasa lebih stabil dan damai dalam menghadapi berbagai problematika kehidupan.
Sebagai contoh adalah doa Nabi Musa ‘Alaihissalam, yang tercantum dalam Al-Quran surat Thaha ayat 25-28:
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
Artinya: “Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.”
Setiap Muslim dapat mengamalkan doa Nabi Musa AS tersebut secara rutin untuk meraih kelapangan hati. Dengan demikian, hati yang lapang memungkinkan seseorang menerima petunjuk dari Allah SWT dan menghadapi masalah dengan lebih mudah.
Kesimpulan
Kelapangan hati dapat dicapai melalui ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, berdzikir, serta ber-husnuzhan. Maksimalkan waktu untuk bermunajat kepada Allah SWT untuk meraih ketenangan.
Oleh karena itu, selalu optimis bahwa segala urusan akan Allah SWT mudahkan. Selanjutnya, jalani kehidupan dengan penuh semangat dan keyakinan. Wallahu’alam.
Author: Devi Kumala Sari (Aktivis Dakwah Muslimah)
Editor: Sylvia Kurnia Ritonga (Founder tatsqif.com)