Panduan Shalat Istisqa: Ketahui Dalil, Tata Cara, dan Hikmahnya
TATSQIF ONLINE – Shalat istisqa adalah ibadah sunnah yang dilaksanakan untuk memohon turunnya hujan kepada Allah SWT, terutama ketika umat manusia menghadapi musim kekeringan yang berkepanjangan. Shalat ini bukan hanya sarana untuk memenuhi kebutuhan fisik berupa air, tetapi juga menjadi momen introspeksi spiritual.
Ia mengajarkan umat Islam tentang pentingnya ketergantungan kepada Allah, taubat dari dosa, dan memperbanyak amal baik. Dalam artikel ini, akan dibahas secara rinci pengertian, dalil, tata cara, serta hikmah dari shalat istisqa, lengkap dengan teks Arab ayat Al-Qur’an dan hadis yang relevan beserta artinya.
Pengertian Shalat Istisqa
Istisqa berasal dari bahasa Arab استسقى yang bermakna “meminta hujan”. Dalam syariat Islam, shalat istisqa adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilakukan secara berjamaah, diiringi khutbah dan doa kepada Allah SWT untuk meminta hujan.
Shalat ini biasanya dilaksanakan di tempat terbuka seperti lapangan, dengan tata cara yang mirip dengan shalat Id. Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu’ menjelaskan bahwa shalat istisqa juga menjadi sarana untuk memperbanyak istighfar, memperbaiki amal, dan menguatkan solidaritas umat.
Dalil Shalat Istisqa
Dalilnya dapat ditemukan dalam Al-Qur’an dan hadis Rasulullah SAW yang menjelaskan tata cara pelaksanaannya.
Dalil dari Al-Qur’an
Allah SWT berfirman dalam Surah Nuh:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
Artinya: “Maka aku berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.’” (QS. Nuh [71]: 10–11)
Ayat ini menegaskan bahwa istighfar menjadi salah satu cara utama untuk memohon rahmat Allah, termasuk turunnya hujan. Dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Azim, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa dosa manusia dapat menjadi sebab tertahannya keberkahan, sehingga taubat dan istighfar menjadi kunci untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meminta hujan.
2. Dalil dari Hadis
Dalam hadis sahih, Abdullah bin Zaid meriwayatkan tata cara shalat istisqa yang dicontohkan Rasulullah SAW:
خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمُصَلَّى فَاسْتَسْقَى وَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ وَقَلَبَ رِدَاءَهُ وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ
Artinya: “Nabi Muhammad SAW keluar menuju tempat shalat (mushalla) untuk shalat istisqa. Beliau menghadap kiblat, membalikkan selendangnya, dan shalat dua rakaat.” (HR. Bukhari, no. 1023; Muslim, no. 894)
Hadis ini menjadi pedoman utama dalam pelaksanaan shalat istisqa, mencakup tata cara shalat, doa, dan tindakan simbolis seperti membalikkan selendang sebagai tanda harapan akan perubahan kondisi.
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Istisqa
1. Persiapan Sebelum Shalat
Disunnahkan untuk mempersiapkan diri dengan:
a. Memperbanyak istighfar, taubat, dan sedekah.
b. Melakukan puasa sunnah beberapa hari sebelum pelaksanaan shalat.
c. Meninggalkan perbuatan zalim serta memperbaiki hubungan dengan sesama.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyatakan bahwa kekeringan sering kali menjadi teguran atas dosa-dosa manusia. Taubat dan amal kebajikan menjadi langkah awal yang penting sebelum memohon rahmat Allah SWT.
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Shalat istisqa sebaiknya dilaksanakan pada pagi hari, seperti waktu pelaksanaan shalat Id. Tempatnya dianjurkan di lapangan terbuka agar umat bisa merasakan suasana kebersamaan dalam kekhusyukan.
3. Tata Cara Shalat
a. Rakaat: Dilaksanakan dua rakaat, serupa dengan shalat Id.
b. Takbir: Pada rakaat pertama, imam membaca tujuh kali takbir setelah takbiratul ihram. Pada rakaat kedua, lima kali takbir sebelum membaca Surah Al-Fatihah.
c. Bacaan Surah: Setelah Al-Fatihah, dianjurkan membaca Surah Al-A’la pada rakaat pertama dan Surah Al-Ghasyiyah pada rakaat kedua.
4. Khutbah Setelah Shalat
Setelah selesai shalat, imam menyampaikan khutbah yang berisi:
a. Nasihat untuk memperbanyak istighfar dan taubat.
b. Ajakan untuk bertakwa kepada Allah SWT.
Doa meminta hujan, seperti yang diajarkan Rasulullah SAW:
اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا، مَرِيئًا، مَرِيعًا، نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ، عَاجِلًا غَيْرَ آجِلٍ
Artinya: “Ya Allah, berilah kami hujan yang menyelamatkan, menyenangkan, bermanfaat, dan tidak membahayakan. Turunkanlah segera tanpa penundaan.” (HR. Abu Dawud, no. 1169)
5. Pembalikan Selendang
Imam disunnahkan membalikkan selendangnya dengan sisi kanan menjadi sisi kiri, dan sebaliknya. Tindakan ini adalah simbol harapan agar Allah mengubah kondisi dari kekeringan menjadi keberkahan.
Contoh Pelaksanaan Shalat Istisqa oleh Rasulullah SAW
Aisyah RA meriwayatkan salah satu momen pelaksanaan shalat istisqa oleh Rasulullah SAW:
شَكَا النَّاسُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَحْطَ الْمَطَرِ فَأَمَرَ بِمِنْبَرٍ فَوُضِعَ لَهُ فِي الْمُصَلَّى، وَوَعَدَ النَّاسَ يَوْمًا يَخْرُجُونَ فِيهِ. قَالَتْ: فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ بَدَا حَاجِبُ الشَّمْسِ …
Artinya: “Manusia mengadukan kepada Rasulullah SAW tentang kekeringan. Maka, beliau memerintahkan didirikan mimbar di mushalla. Rasulullah pun keluar bersama masyarakat setelah terbit matahari…” (HR. Abu Dawud, no. 1173)
Dalam hadis ini, Rasulullah SAW memimpin shalat istisqa dengan tata cara yang penuh ketenangan, diakhiri dengan doa bersama jamaah.
Hikmah dan Nilai dari Shalat Istisqa
1. Menguatkan Ketergantungan kepada Allah SWT
Shalat istisqa mengingatkan umat Islam bahwa hanya Allah yang memiliki kuasa atas hujan dan rahmat-Nya.
2. Meningkatkan Introspeksi Diri
Kekeringan menjadi pengingat agar manusia memperbaiki amal, bertaubat, dan memperbanyak istighfar.
3. Mempererat Solidaritas Sosial
Pelaksanaan shalat istisqa secara berjamaah memperkuat rasa persaudaraan dan kebersamaan umat Islam dalam menghadapi ujian hidup.
Kesimpulan
Shalat istisqa adalah ibadah sunnah yang mengajarkan umat Islam untuk menggantungkan harapan sepenuhnya kepada Allah SWT, sekaligus menjadi sarana introspeksi dan perbaikan diri. Dengan mengikuti tuntunan Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW, shalat ini tidak hanya menjadi jalan memohon hujan, tetapi juga menghidupkan semangat kebersamaan dan solidaritas sosial.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya dan menjadikan kita sebagai hamba yang bersyukur. Wallahua’lam.
Putri Salsabila (Mahasiswi Prodi BKI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)
sedekah seperti apa yg di maksud dalam Sunnah tata cara shalat istisqa
Bagaimana hukum melaksanakan shalat istisqa di malam hari?
Waktu yang tepat untuk melakukan shalat istisqa’ pada waktu apa?
Apakah ada khutbah setelah sholat istisqa?
Apakah tata cara shalat istisqa sama dengan shalat sunnah lainnya?
Kapan waktu paling utama untuk mengerjakan salat istisqa?
Apa peran maqashid al-shariah dalam mengatasi perubahan sosial dan kebutuhan zaman yang terus berkembang?