Al-Qur'an & Hadis

Menyingkap Ragam Khawatimus Suwar, Simak Ulasannya

TATSQIF ONLINE Seperti yang terdapat pada permulaan surah-surah Al-Quran, terdapat ragam pembukaan yang memukau dan menakjubkan. Demikian pula, di akhir surah-surah tersebut, terdapat beberapa penutupan yang memikat dan menarik perhatian.

Oleh karena itu, sebagaimana pentingnya ilmu fawatih as-suwar untuk pembukaan surah-surah Al-Quran, demikian pula pentingnya untuk memperhatikan penutupan surah-surah (khawatim as-suwar) tersebut, terutama dalam memahami dan mengidentifikasi ragam penutupannya.

Khawatim merupakan bentuk jamak dari kata khatimah yang berarti penutup, akhir, atau kesimpulan. Secara etimologis, khawatimus suwar adalah ayat-ayat penutup atau ayat-ayat terakhir dari surah-surah Al-Quran. Dalam terminologi, khawatimus suwar adalah ungkapan yang menjadi penutup dari surah-surah Al-Quran.

Umumnya, khawatimus suwar menandakan bahwa pembahasan atau topik tertentu telah selesai. Menurut Abdul Djalal dalam buku Ulumul Qur’an, pola kalimat dari khawatimus suwar terdiri dari setidaknya 16 macam, yang biasanya berkaitan erat dengan topik surah sebelumnya atau sesudahnya. Meskipun demikian, terkadang hubungan ini tidak langsung terlihat dan bersifat implisit.

BACA JUGA: Munasabah: Keterkaitan Ayat dan Surat dalam Al-Qur’an, Simak

Setelah melakukan pengamatan dan analisis yang mendalam terhadap setiap akhir surah Al-Qur’an, Imam al-Suyuthi menyadari bahwa semuanya memiliki pola yang konsisten, terutama dalam penggunaan nun. Dari pengamatannya, ia menyimpulkan bahwa akhir surah Al-Qur’an atau khawatimus suwar dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bentuk kalimat yang berbeda.

a. Penutupan surat dengan doa: adalah suatu bentuk akhir surah Al-Qur’an, di mana terdapat doa yang mengungkapkan rasa terima kasih, permohonan perlindungan, atau harapan untuk keberkahan. Contoh ayat yang mencerminkan hal ini adalah Alquran surah Al-Mu’minun ayat 118:

وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ (المؤمنون

Artinya: “Dan Katakanlah: ‘Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik.'”

Terdapat juga dalam surat Al-Baqarah ayat 286, surat Al-Falaq ayat 2-5, dan suart Nuh ayat 28.

b. Penutupan dengan wasiat: Menambahkan pesan atau petunjuk tentang tindakan yang harus diambil. Contoh dalam Alquran surah As-Shaf ayat 14:

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا أَنْصَارَ اللَّهِ (الصف

    Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah.”

    Terdapat juga dalam surat Ar-Ruum ayat 60; Ad-Dhukhan ayat 59; Al-A’la ayat 17-19; Al-Fajr ayat 28; Ad-Dhuha ayat 11, dan Al-Ashr ayat 3.

    c. Penutupan dengan perintah/masalah taqwa: Ketika doa diakhiri dengan perintah atau atau masalah untuk meningkatkan kesadaran spritual atau taqwa. Contoh dalam Alquran surah Ali Imran ayat 200:

      وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

      Artinya: “Bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”

      Terdapat juga dalam surat An-Nahl ayat 128 dan surat Al-Qomar ayat 54.

      d. Penutupan dengan keterangan soal faraidh: Penutupan dengan menyebutkan atau mengingatkan tentang hukum waris dalam Islam,yang dikenal dengan ilmu faraidh. Contoh dalam Alquran surah An-Nisa’ ayat 176:

      وَإِنْ كَانُوا إِخْوَةً رِجَالا وَنِسَاءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الأنْثَيَيْنِ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ أَنْ تَضِلُّوا وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

        Artinya: “Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, Maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”

        e. Penutupan dengan ta’zhim kepada Allah SWT: Berupa pengagungan atau penghormatan terhadap kebesaran Allah. Contoh dalam Alqutran surat Al-Ma’idah ayat 120:

        وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

        Artinya: “Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

        Terdapat juga dalam surat al-Anfal ayat 75; al-Anbiya’ ayat 112; an-Nur ayat 64; Luqman ayat 34; Fatir ayat 45; Fusshilat ayat 54; al-Hujurat ayat 18; al-Hadid ayat 28; al-Hasyr ayat 24; al-Jumu’ah ayat 11; al-Munafiqun ayat 11; al-Taghabun ayat18; at-Thalaq ayat 18; al-Jin ayat 28; al-Muddatsir ayat 56: al-Qiyamah ayat 40; dan at-Tin ayat 8.

        f. Penutupan dengan janji dan ancaman: Ayat semacam ini sering dijumpai dalam Al-Qur’an. Contoh dalam surah Al-An’am ayat 165:

        إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

        Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

        Terdapat juga dalam surat al-Furqan: 77; al-Ankabut: 69; al-Ahzab: 73; al-Mu’min: 85; al-Ahkaf: 35; Muhammad: 38; al-Fath: 29; ad-Dzariyat: 60; al-Mujadilah: 22; al-Muzammil: 20; al-Insan: 31; al-Muthofifin: 36; al-Insyiqaq: 25: at-Thariq: 17; al-Ghasiyah: 25-26; al-Balad: 20; as-Syam: 14-15; al-Bayinah: 8; al-Zalzalah: 8; al-Adiyat: 10-11; al-Humazah: 8-9; al-Ma’un: 4-8; al-Lahab: 3-5.

        g. Penutupan dengan anjuran ibadah dan tasbih: Contoh dalam Alquran surah Hud ayat 123:

        فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

        Artinya: “Maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.”

        Terdapat juga dalam surat al-A’raf: 206; al-Hijr: 99; at-Tur: 49; an-Najm: 62; al-Alaq: 19.

        h. Penutupan surah dengan hiburan bagi nabi Muhammad SAW: Contoh dalam Alquran surah az-Zukhruf 89:

        فَاصْفَحْ عَنْهُمْ وَقُلْ سَلامٌ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ

        Artinya: “Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan Katakanlah: “Salam (selamat tinggal).” kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk).”

        Terdapat juga dalam surat Yunus: 109; al-Kautsar: 3; al-Kafirun: 6

        i. Penutupan dengan sifat-sifat Al-Qur’an: Contoh dalam Alquran surah al-Qalam ayat 52:

        وَمَا هُوَ إِلا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ

        Artinya: “Dan Al Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat.”

        Terdapat juga dalam surat Yusuf: 111; Shad: 87-88; al-Buruj: 21-22.

        j. Penutupan dengan bantahan: Contoh dalam Alquran surah ar-Ra’du ayat 43:

        وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَسْتَ مُرْسَلا قُلْ كَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَمَنْ عِنْدَهُ عِلْمُ الْكِتَابِ

        Artinya: “Berkatalah orang-orang kafir: “Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul”. Katakanlah: “Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu, dan antara orang yang mempunyai ilmu Al Kitab.”

         k. Penutupan dengan ketauhidan: Contoh dalam Alquran surah at-Taubah ayat 129:

        فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ )

        Artinya: “Jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung.”

        Terdapat juga dalam surat Ibrahim: 52; al-Kahfi: 110; al-Qashshash: 88; al-Lail: 19-21; al-Insyrah: 7-8; al-Ikhlas: 3-4.

        l. Penutupan dengan tahmid/pujian: Contoh dalam Alquran surah Yasin ayat 82:

        إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

        Artinya: “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” Maka terjadilah ia.”

        Terdapat juga dalam surat al-Isra’: 111; an-Naml: 93; as-Shafat: 182; az-Zumar: 75; al-Jatsiyah: 36-37; ar-Rahman: 78; al-Waqiah: 96; al-Haaqqah: 52; an-Nasr: 3.

        m. Penutupan dengan kisah: Contoh dalam Alquran surah Maryam ayat 98:

        وَكَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْنٍ هَلْ تُحِسُّ مِنْهُمْ مِنْ أَحَدٍ أَوْ تَسْمَعُ لَهُمْ رِكْزًا

        Artinya: “Dan berapa banyak telah Kami binasakan umat-umat sebelum mereka. Adakah kamu melihat seorangpun dari mereka atau kamu dengar suara mereka yang samar-samar?”

        Terdapat juga dalam surat at-Tahrim: 12; Abasa: 42; al-Fiil: 5.

        n. Penutupan surah dengan anjuran jihad: Contoh dalam Alquran surah al-Hajj ayat 78:

        وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ

        Artinya: “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.”

        o. Penutupan dengan perincian maksud: Contoh dalam Alquran surah asy-Syura ayat 53:

        صِرَاطِ اللَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ

        Artinya: “(Yaitu) jalan Allah yang Kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.”

        Terdapat juga dalam surat al-Fatihah: 6-7; at-Takwir: 27-29; al-Qodar: 3-5; al-Qori’ah: 3-11; al-Quraysi: 3-4; an-Nas: 4-6.

        p. Penutupan dengan pertanyaan: Contoh dalam Alquran surah al-Mulk ayat 30:

        قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَصْبَحَ مَاؤُكُمْ غَوْرًا فَمَنْ يَأْتِيكُمْ بِمَاءٍ مَعِينٍ

        Artinya: “Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; Maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?”

        Terdapat juga dalam surat al-Mursalat: 50.

        q. Penutupan dengan keterangan hari kiamat: Contoh dalam Alquran surah an-Naba’ ayat 39:

        ذَلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ مَآبًا

        Artinya: “Itulah hari yang pasti terjadi. Maka Barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.”

        Terdapat juga dalam surat al-Ma’arits: 44; an-Nazi’at: 46; al-Infitor: 19.

        r. Penutupan dengan peringatan: Contoh dalam Alquran surah as-Sajadah ayat 30:

        فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَانْتَظِرْ إِنَّهُمْ مُنْتَظِرُونَ

        Artinya: “Maka berpalinglah kamu dari mereka dan tunggulah, Sesungguhnya mereka (juga) menunggu.”

        Terdapat juga dalam surat at-Tahaa: 135; asy-Syu’arah: 227; Saba’: 54; Qaaf: 45; al-Mumtahanah: 13; at-Takatsur: 6.

        Ijtihad Ulama dalam Penetapan Khawatim as-Suwar

        Penetapan bentuk khawatimus suwar sering kali bergantung pada ijtihad individual masing-masing mufasir. Oleh karena itu, bisa terjadi perbedaan dalam pembagian atau bentuk khawatimus suwar antara satu mufasir dengan yang lainnya.

        Namun, mayoritas ulama tafsir menggunakan ilmu munasabah untuk mengklasifikasikan berbagai macam penutup surah Al-Qur’an. Dengan pendekatan ini, mereka mempertimbangkan hubungan kontekstual antara penutup surah dan isi serta tema surah tersebut, sehingga memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap pesan Al-Qur’an secara keseluruhan.

        Diskusi tentang khawatimus suwar dapat ditemukan dalam berbagai kitab tafsir tahlili seperti Marah Labid karya Syekh Nawawi al-Bantani, Tafsir Al-Qur’an al-Azhim karya Ibnu Katsir, dan Mafatih al-Ghaib karya Fakhruddin al-Razi. Penjelasan tentang khawatimus suwar dalam tafsir tersebut biasanya disajikan untuk menjelaskan hubungan munasabah atau keterkaitan antara akhir surah dengan ayat sebelum dan sesudahnya.

        Menurut Juhana Nasrudin dalam bukunya, Kaidah Ilmu Tafsir Al-Qur’an, keberadaan khawatimus suwar memiliki hikmah tersendiri. Hal ini memberikan kesan yang mendalam bagi pembaca terkait dengan surah yang dibaca dan merangsang mereka untuk ingin mengetahui hal-hal yang terdapat pada surah berikutnya. Dengan demikian, pembaca dapat lebih memahami pesan Al-Qur’an secara menyeluruh dan menangkapnya dengan lebih jeli.

        Mempelajari Khawatimus Suwar dalam Al-Qur’an memiliki beragam manfaat yang sangat penting bagi umat Islam. Berikut adalah beberapa manfaatnya:

        1. Sebagai Tanbih atau Peringatan: Khawatimus Suwar memberikan pesan peringatan kepada Nabi Muhammad SAW beserta umatnya, serta sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia. Ini mengingatkan kita akan pentingnya mematuhi ajaran Al-Qur’an dan menjalankan kehidupan sesuai dengan petunjuk yang Allah berikan.

        2. Menunjukkan Kebesaran Allah: Khawatimus Suwar adalah bagian dari fawatih dan Khawatim as-Suwar yang menyimpan banyak rahasia Illahi yang menunjukkan kebesaran Allah SWT. Mempelajarinya membuka pemahaman kita terhadap kebesaran dan kebijaksanaan Allah dalam menyusun Al-Qur’an.

        3. Motivasi untuk Mendekatkan Diri kepada Allah: Memahami Khawatimus Suwar dapat menjadi motivasi bagi kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini juga membantu menghilangkan keragu-raguan terhadap Al-Qur’an, sehingga kita semakin yakin bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah yang murni, tanpa cacat atau kesalahan, dan berasal langsung dari Allah SWT.

        4. Menghargai Keindahan Bahasa Al-Qur’an: Bahasa Al-Qur’an sangat indah dan penuh kedalaman makna. Dengan mendengarkan atau membaca Khawatimus Suwar, kita dapat merasakan ketenangan dan keindahan yang terdapat dalam kata-kata Al-Qur’an. Ini memperkuat koneksi spiritual kita dengan Allah dan membantu menenangkan hati dan pikiran.

        Wallahu A’lam
        Oleh Nur Jannah Rambe (Mahasiswa UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

          • Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

            Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

            Lihat semua pos Lecturer

          Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

          Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

          14 komentar pada “Menyingkap Ragam Khawatimus Suwar, Simak Ulasannya

          • Yuningsih Pohan

            Apa dampak dari terjadinya perbedaan dalam pembagian atau bentuk khawatimus suwar antara satu mufasir dengan mufasir lainnya, terutama pada zaman sekarang?

            Balas
          • Nur hidayah

            Bagaimana khawatim as suwar dalam bentuk wasiat setelah di maknai mempengaruhi sikap dan tindakan manusia dalam kehidupan?

            Balas
          • Nurhalimah

            Bagaimana Khawatimus Suwar memengaruhi cara kita membaca dan memahami Al-Quran ?

            Balas
          • Desi Fitriani siregar

            Bagaimana khawatimus suwar dapat memberikan penekanan pada pesan utama dalam surah surah yang ada di dalam Alquran?

            Balas
          • Wiranda Hasibuan

            Coba sebutkan manfaat mengamalkan khawatimus suwar?

            Balas
          • Apa pengaruhnya kalau kita mengamalkan khawatimus suwar?

            Balas
          • Emmi Atikah

            Apakah tantangan yang dihadapi para ulama dalam menentukan penetapan khawatimus suwar dan bagaimana para ulama dalam mengatasi tantangan tersebut?

            Balas
          • NUR HADAWIYAH SIREGAR

            Apa saja sikap yang positif tentang penjelasan tentang khawatim as suwar dalam kehidupan sehari hari ?

            Balas
          • Apa saja upaya yang dapat dilakukan dalam mengkaji khatimus suwar dalam kehidupan sehari-hari

            Balas
          • mengapa khatimah as suwah sering kali di anggap sebagai penutup yang kuat dan memperkuat tema atau pesan yg disamapaikan dalam suatu surah

            Balas
          • Fitri ayu rambe

            Apa saja yang termasuk huruf huruf khwatimus suwar?

            Balas
          • Bagaimana pengaruh budaya dan tradisi Islam terhadap Khawatimus Suwar?

            Balas
          • Vera Herlinda Siregar

            Coba jelaskan secara rinci bagaimana yg dimaksud penutupan surah dengan hiburan bagi nabi Muhammad Saw yg terdapat pada surah az-zukhruf ayat 89 seperti yg tercantum pada artikel

            Balas

          Tinggalkan Balasan

          Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

          × Chat Kami Yuk