Menyelami Makna dan Manfaat Ayat Madaniyyah dalam Al-Qur’an
TATSQIF ONLINE – Prof. Dr. Rosihan Anwar, M.Ag, menjelaskan dalam bukunya Ulumul Qur’an bahwa Madaniyah merupakan ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan setelah Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah, meskipun turun di luar kota tersebut.
Ayat-ayat yang turun setelah peristiwa hijrah tersebut tetap disebut Madaniyah, bahkan jikalaupun turun di Mekkah atau Arafah, seperti contohnya pada Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 58 berikut ini:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا
Artinya: “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.”
Meskipun ayat ini turun di Mekkah saat peristiwa Fathu Mekkah, namun dikategorikan sebagai ayat Madaniyah.
Dari sudut pandang tempat turun Al-Qur’an, ayat-ayat Madaniyah adalah ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya, seperti di Uhud, Quba, dan Hula. Sementara dari sudut pandang subjek atau penerima pesan, ayat-ayat Madaniyah adalah ayat yang ditujukan kepada penduduk Madinah. Hal ini menunjukkan pentingnya memahami konteks historis dan geografis di balik turunnya ayat-ayat Al-Quran untuk memahami lebih dalam pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.
Syeikh Manna’ al Qathtan dalam bukunya Studi ilmu-ilmu Al Qur’an, mengutip pendapat Abu Qosim Al-Hasan bin Habib An-Naisaburi, yang mengatakan bahwa salah satu ilmu Al-Qur’an yang paling penting adalah memahami tempat dan urutan turunnya ayat.
Pentingnya hal ini terlihat saat ayat-ayat Al-Qur’an diturunkan di Mekkah, tetapi berlaku hukumnya di Madinah, atau sebaliknya, yang menunjukkan hubungan penting antara kedua kota tersebut dalam pesan-pesan Al-Qur’an.
Baca Juga: 3 Adab Makan Sesuai Al-Qur’an, yang Terakhir Sering Diabaikan
Pendekatan Terhadap Ayat-Ayat Makkiyah dan Madaniyah
Abdul Jalal dalam bukunya Studi Al-Qur’an menjelaskan bahwa penentuan ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah dapat dibedakan berdasarkan empat kategori, yaitu:
1. Teori Geografis: Menurut teori ini, ayat Madaniyah adalah yang turun di Madinah, termasuk sebelum atau sesudah hijrah Rasulullah. Namun, ada juga ayat Al-Qur’an yang turun di tempat lain seperti Tabuk atau Baitul Maqdis, tetapi masih dianggap Madaniyah. Meskipun memiliki kejelasan, teori ini memiliki kelemahan karena rumusannya tidak selalu mencakup semua karakteristik ayat Al-Qur’an.
2. Teori Historis: Teori ini mengatakan bahwa ayat Madaniyah adalah yang turun setelah hijrah Rasulullah, meskipun di tempat-tempat seperti Badar, Uhud, Arafah, atau Makkah. Banyak ulama mendukung teori ini karena mencakup seluruh ayat Al-Qur’an, sehingga bisa dijadikan acuan yang memadai.
3. Teori Subjektif: Menurut teori ini, ayat Madaniyah adalah yang memanggil penduduk Madinah dengan kata “wahai orang-orang yang beriman.” Meskipun mudah dipahami, teori ini memiliki kelemahan karena tidak bisa mencakup semua ayat Al-Qur’an, sehingga tidak dapat dijadikan patokan yang pasti.
4. Teori Analisis Konten: Menurut teori ini, ayat Madaniyah adalah yang berisi tentang hukum, faraid, dan sebagainya. Meskipun kriterianya jelas, teori ini sulit dalam pelaksanaannya karena membutuhkan pemahaman mendalam terhadap isi ayat Al-Qur’an.
Ciri-Ciri Ayat dan Surah Madaniyah
Menurut Rosihan Anwar, ciri-ciri surah atau ayat Madaniyah meliputi penggunaan kata-kata atau kalimat yang kuat dan mendalam, sering menggunakan kalimat-kalimat ushul dan ungkapan syariah. Ayat Madaniyah juga sering memuat seruan “Yaa Ayyuhalladzina aamanuu” dan ayat yang panjang, dengan gaya bahasa yang memantapkan syariat.
Isi surah atau Madaniyah mencakup kewajiban bagi orang-orang beriman seperti perintah beribadah, beramal sholeh, berjihad, dan berdakwah, serta memuat perintah kepada ahli kitab untuk masuk Islam. Selain itu, surah ini juga membahas tentang orang-orang munafik, kecuali dalam surah Al-Ankabut, yang mengandung dialog dengan para ahli kitab tentang hukum dan perundang-undangan.
Teori Dasar Penentuan Madaniyyah
abdul Jalal lebih lanjut menjelaskan bahwa dalam mengenali ayat yang termasuk kategori Madaniyyah, terdapat dua pendekatan yang digunakan. Pendekatan pertama adalah metode Sima’iy, yang didasarkan pada pengetahuan tentang ayat Makkiyah dan Madaniyah yang diperoleh melalui riwayat. Pendekatan kedua adalah metode Qiyasiy, yang berdasarkan pada kriteria yang menonjol dalam ayat, seperti kandungan, redaksi, dan gaya bahasanya.
Dalam menentukan kategori Makkiyah dan Madaniyyah berdasarkan pendekatan Qiyasiy, terdapat dua dasar yang digunakan. Pertama adalah dasar Aghlabiyah (mayoritas), di mana jika mayoritas ayat dalam suatu surah adalah Makkiyah, maka surah tersebut disebut Makkiyah, dan sebaliknya. Kedua adalah dasar Tabi’iyah (kontinuitas), di mana jika suatu surah didahului oleh ayat-ayat yang turun di Makkah (sebelum hijrah), maka surah tersebut disebut Makkiyah, dan sebaliknya.
Macam – Macam Surah Madaniyyah
Aunur Rafiq El-Mazni dalam bukunya mengidentifikasi sejumlah surah yang termasuk dalam kategori Al-Madaniyyah. Surah-surah tersebut meliputi Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa’, Al-Maidah, Al-Anfal, At-Taubah, Al-Hujurat, Al-Ahzab, Al-Mumtahanah, An-Nur, Al-Mujadilah, Al-Mumtahanah, Al-Mumtahanah, Al-Jumu’ah, Al-Munafiqun, Al-Hadid, Muhammad, Al-Fath, Al-Hasyr, At-Tahrim, dan An-Nashr.
Penentuan surah-surah ini sebagai Madaniyyah berdasarkan pada konteks historis dan geografis tempat turunnya ayat-ayat tersebut, yang sebagian besar terkait dengan periode kehidupan Rasulullah setelah berhijrah ke Madinah.
Surah-sura Madaniyyah mengkhususkan pada pembentukan masyarakat Muslim berdasarkan ajaran Islam, termasuk mengatur regulasi hukum, interaksi sosial, dan kaidah-kaidah sosial di Madinah pada zaman Rasulullah.
Manfaat Mengetahui Ayat Madaniyyah
Sangat banyak manfaat mempelajari ayat-ayat Madaniyyah. Supiana dan M. Karman dalam bukunya Ulumul Qur’an menyatakan beberapa manfaat tersebut.
Pertama, ilmu ini memungkinkan kita untuk membedakan dan mengetahui ayat mana yang Mansukh (dibatalkan) dan Nasikh (yang membatalkan). Hal ini terjadi ketika terdapat dua ayat atau lebih yang berkaitan dengan satu masalah, namun memiliki hukum yang bertentangan.
Kedua, ilmu ini menjadi alat bantu dalam menafsirkan Al-Qur’an karena pengetahuan tentang tempat turunnya ayat membantu memahami dan menafsirkan ayat dengan benar.
Ketiga, studi Madaniyyah membantu dalam meresapi gaya bahasa Al-Qur’an dan manfaatnya dalam dakwah. Pemahaman gaya bahasa Makkiyah dan Madaniyah membekali penafsir dengan metode yang tepat untuk menyesuaikan pesan dengan pemikiran dan perasaan lawan bicara, serta memberikan solusi dengan bijak.
Keempat, ilmu ini juga memberikan wawasan tentang sejarah hukum Islam dan perkembangannya, memperkuat keyakinan akan kedalaman dan kebijaksanaan ajaran Islam dalam mendidik individu dan masyarakat.
Terakhir, memahami kapan dan di mana ayat-ayat Al-Qur’an turun memberikan wawasan tentang situasi dan kondisi lingkungan masyarakat pada saat itu, terutama di Makkah dan Madinah. Hal ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pesan Al-Qur’an, dan bagaimana ajaran Islam dapat diterapkan dalam konteks sosial yang berbeda.
Wallahu A’lam
Oleh Desi Fitriani Siregar (Mahasiswa UIN SYAHADA Padangsidimpuan)
-
Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.
Lihat semua pos Lecturer
Seperti yang dipaparkan pemateri di atas
pada bagian manfaat mempelajari ayat Madaniyah, kita dapat membedakan dan mengetahui ayat yang mansukh dan nasikh. Apa yang di maksud Mansukh (dibatalkan) dan Nasikh (yang membatalkan), dan apa contohnya?
Manfaat dari ayat nasikh dan mansukh tersebut diantaranya ada terdapat 2 manfaat, 1. Membantu memahami konteks dan sejarah penurunan ayat,2. Memahami tahapan dan evolusi hukum Islam.
Serta contohnya terdapat pada surah Al Baqarah yang menjelaskan tentang larangan minum alkohol. Pada Qs:Al Baqarah ayat 219 juz 2.
Apa saja peran peran penting kenapa ayat ayat alquran dibedakan menjadi suroh madaniyah ataupun suroh makkiyah?
Dari penjabaran pemateri di atas di bagian manfaat ayat Madaniyah ada namanya Mansukh dan nasikh. Apa yang di maksud Mansukh (dibatalkan) dan Nasikh (yang membatalkan) dan apa contohnya?
Apakah ada ayat atau surah yang turunnya di makkah tapi hukumnya madaniyah ?
Kalau ada coba sebutkan ayat nya
Dari pertanyaan saudari diatas sebelum nya sudah saya jelaskan tadi ketika persentase,bahwa bukan berarti ayat Madaniyyah turun nya dimadinah saja tetapi ada juga turun ayat madaniyyah tersebut di Mekkah yang mana pada peristiwa Fathul Mekkah disitu tertera sudah pada Qur’an surah an Nisa ayat 58
Bagaimana peranan makkiyah dan madaniyah dalam memahami dan menafsirkan al-quran?
Peranan surah Al madaniyyah dalam memahami serta menafsirkan ala Qur’an iyalah untuk dapat seseorang ketika menafsirkan ayat Al Qur’an tidak terjadi keliru ketika menafsirkan ayat Al Qur’an, serta dapat mengetahui konteks dan tujuan dari ayat ayat Al Qur’an tersebut dan mengetahui bagaimana peristiwa kegunaan ayat tersebut pada penduduk Mekkah dan Madinah.
Ada berapakah surat surat yang diperselisihkan oleh ulama antara Makkiyah dan Madaniyah?
apa perbedaan teori historis sama geografi dan berikan contoh nya
Yang mana sebelumnya pertanyaan dari saudari sudah tertera di artikel perbedaan antara teori historis dan geografi yang teori historis itu lebih menjelaskan bagaimana peristiwa terjadi turun ayat Al Qur’an sedang kan geografi dia menjelaskan bagaimana kelemahan karateristik dari Ayat Al Qur’an tersebut.
Ada 5 terdapat surah yang mana diantaranya surah surah nya tersebut, 1.al Baqarah,2.al Imran,3.an Nisa,4.al Anfal,5.al maidah
Ada 5 surah diantaranya:Al Baqarah, Al maidah, al Anfal,an Nisa, Al Imran.
Jawaban pertanyaan saudari nur Saidah
Ada terdapat 5 surah, Al Baqarah, Al maidah,Al Anfal,Al Imran, an nisa
Apa perbedaan signifikan antara tema atau pesan yang disampaikan dalam ayat-ayat Madaniyah dibandingkan dengan ayat-ayat Makkiyah?
Perbedaan yang signifikan antara kedua ayat tersebut iyalah kalau ayat makiyyah dia lebih merujuk ke pembahasan bagaimana awal mula terjadinya periode Islam dalam membangun keimanan serta akidah yang kuat pada ummat Islam, kalau madaniyyah dia lebih merujuk ke pembahasan hukum ketika melaksanakan ibadah kepada Allah serta kegunaannya yang mana menjadi petunjuk bagi setiap ummat Islam.
Jadi dari 4 teori yang dipaparkan oleh pemateri teori mana yang paling dasar untuk mempelajari Al quran?
Teori historis Karna Dengan teori tersebut bisa menjadi landasan yang kuat bagi seseorang untuk dasar dalam mempelajari Al Qur’an sebab mengetahui bagaimana alur alur dari cerita turun ayat al Qur’an serta kebutuhan ayat tersebut pada peristiwa turun nya .
Coba berikan contoh dari ayat yang mansukh dan nasikh
Coba jelaskan perbedaan antara ayat-ayat makkiyah dan madaniyah?
Perbedaan dalam surah madaniyyah dan makiyyah sebelum nya sudah saya jelaskan yang mana surah madaniyyah turun sesudah hijrah Rasulullah sedang kan makiyyah turun sebelum hijrah nya Rasulullah
Yang mana terdapat pada Qur’an surah Al Baqarah ayat 219 ini contoh dari pada ayat mansukh sedangkan nasikh terdapat pada Qur’an surah Al maidah ayat 90.
Pertanyaan dari saudari Nurul Azizah
Bagaimana ayat ayat madaniyah ini memberikan panduan dalam menjalankan ibadah dan tata cara beragama
Yang mana terdapat pada surah al Baqarah juz 2 ayat 183 yang menjelaskan tentang kewajiban seseorang berpuasa, beserta hukumnya dan kegunaannya.
Dari artilel yang saya baca ayat Al-Qur’an yang turun di tempat lain seperti Tabuk atau Baitul Maqdis, tetapi masih dianggap Madaniyah. Meskipun memiliki kejelasan. Jadi sebutkan surah yang turun di tabuk atau baitul maqdia yang di anggap madaniyah jika ada
Dari pertanyaan saudari di atas sudah tertera jelas di artikel yang pertama yang mana terdapat dari penjelasan teori geografi diantaranya surah at taubah terdapat pada ayat 42 yang terjadi di Tabuk, sedangkan surah az zukhruf terdapat pada ayat 45 terjadinya di Baitul maqdis (Palestina) terjadi turun nya ayat tersebut ketika pada malam israj mi’raj
dr penjelasan mengenai ayat mana yang Mansukh (dibatalkan) dan Nasikh (yang membatalkan). Hal ini terjadi ketika terdapat dua ayat atau lebih yang namun memiliki hukum yang bertentangan.
Nah dr hukum yg seperti apa namun bertentangan tersebut seperti apa yg dimksud ??
Hukum yang bertentangan seperti merujuk pada kondisi terjadi nya perubahan keadaan hukum yang dari 1 ayat ke ayat lainnya yang mana adaptasi masyarakat yang mencerminkan bagaimana kondisi masyarakat pada saat itu .
Dari pertanyaan saudari diatas peran penting kedua ayat al Qur’an tersebut gunanya untuk dapat seseorang membedakan mana dia surah yang turun sesudah hijrah Rasulullah serta sebelum hijrah Rasulullah serta dapat para penafsir Al Qur’an bagaimana alur dari ayat ayat Al Qur’an dan mudah dalam menafsirkan ayat Al Qur’an tersebut , dan terjadi ayat Al Qur’an itu dibedakan Karna adanya kesesuaian peristiwa guna surah tersebut ketika Rasulullah hijrah di Mekkah dan Madinah makanya terjadi perbedaan.
Disini pertanyaan dari saudari nur hadawiyah