Bahasa Arab

Mengenal Jamak Taksir: Keunikan Pluralisasi Bahasa Arab

TATSQIF ONLINEBahasa Arab adalah bahasa yang kaya akan tata bahasa yang unik, salah satunya adalah sistem pluralisasi atau jamak. Berbeda dengan bahasa lain yang memiliki pola jamak yang sederhana, Bahasa Arab menawarkan keindahan tersendiri dengan variasi pola jamaknya.

Salah satu bentuk yang menarik dan kompleks adalah jamak taksir (جمع التكسير), yang dikenal dengan cara pembentukan jamaknya yang tidak beraturan. Istilah “taksir” berarti “pecahan”, yang menggambarkan bagaimana struktur kata dasar “dipecah” atau diubah untuk menjadi bentuk jamak.

Keunikan jamak taksir tidak hanya terletak pada bentuknya yang beragam, tetapi juga pada fleksibilitasnya dalam menyesuaikan struktur kata sesuai kebutuhan bahasa. Seperti yang disebutkan dalam kitab Al-Mufassal karya Az-Zamakhsyari, jamak taksir adalah salah satu aspek keindahan Bahasa Arab yang menunjukkan kekayaannya dalam mengungkapkan makna yang luas.

Pengertian Jamak Taksir

Jamak taksir adalah bentuk jamak dalam Bahasa Arab yang dibentuk dengan cara mengubah struktur kata dasar (mufrad). Berbeda dengan jamak salim yang hanya menambahkan akhiran tertentu, jamak taksir memodifikasi susunan huruf dalam kata dasar dengan berbagai cara, seperti penambahan, pengurangan, atau perubahan posisi huruf.

Dalam kitab Alfiyah Ibnu Malik dijelaskan:

وجمعُ التكسيرِ ما قد غُيِّرتْ
حروفُهُ وبناؤهُ في الجمعِ

Artinya: “Jamak taksir adalah bentuk jamak yang huruf-huruf dan strukturnya berubah pada saat dijamakkan.”

Contoh:

رَجُلٌ (seorang pria) → رِجَالٌ (pria-pria)

كِتَابٌ (buku) → كُتُبٌ (buku-buku)

Ciri-Ciri Jamak Taksir

1. Perubahan Struktur Kata

Struktur kata dasar mengalami perubahan, baik berupa pengurangan, penambahan, maupun pengaturan ulang huruf.

2. Tidak Berpola Tetap

Pola jamak taksir sangat beragam sehingga tidak memiliki kaidah tambahan tetap seperti jamak salim. Oleh karena itu, jamak taksir sering kali harus dihafal bentuknya secara khusus.

3. Digunakan untuk Maskulin dan Feminin

Jamak taksir bisa digunakan untuk kata benda mudzakkar (maskulin) maupun mu’annats (feminim), seperti:

شَجَرَةٌ (pohon) → أَشْجَارٌ (pohon-pohon)

مَدِينَةٌ (kota) → مُدُنٌ (kota-kota)

4. Berlaku untuk Jumlah Tiga atau Lebih

Sama seperti bentuk jamak lainnya, jamak taksir digunakan untuk menyatakan jumlah tiga atau lebih.

Pola-Pola Jamak Taksir yang Umum

Meskipun tidak memiliki pola tetap, ada beberapa pola jamak taksir yang sering digunakan:

1. Pola Fu‘ūl (فعول): Pola ini sering ditemukan pada kata benda yang terdiri dari tiga huruf.

قَلْبٌ (hati) → قُلُوبٌ (beberapa hati)

دَرْسٌ (pelajaran) → دُرُوسٌ (pelajaran-pelajaran)

2. Pola Af‘āl (أفعال): Pola ini umum pada kata benda tiga huruf.

جَبَلٌ (gunung) → جِبَالٌ (gunung-gunung)

بَحْرٌ (laut) → أَبْحُرٌ (laut-laut)

3. Pola Fi‘āl (فعال): Pola ini banyak digunakan untuk kata benda yang memiliki makna kolektif.

وَلَدٌ (anak laki-laki) → أَوْلَادٌ (anak-anak).

سَاحِلٌ (pantai) → سَوَاحِلُ (pantai-pantai).

4. Pola Mafā‘il (مفاعيل): Pola ini sering ditemukan pada kata benda panjang.

مَسْجِدٌ (masjid) → مَسَاجِدُ (masjid-masjid).

مَكْتَبٌ (kantor) → مَكَاتِبُ (kantor-kantor).

Penggunaan Jamak Taksir dalam Kalimat

Berikut adalah contoh penggunaan jamak taksir dalam berbagai posisi gramatikal:

1. Sebagai Subjek (Rafa‘)

رِجَالٌ صَادِقُونَ فِي عَمَلِهِمْ

(Pria-pria itu jujur dalam pekerjaannya)

2. Sebagai Objek (Naṣb)

رَأَيْتُ رِجَالًا كَثِيرِينَ فِي السُّوقِ

(Saya melihat banyak pria di pasar)

3. Setelah Huruf Jar (Jarr)

تَحَدَّثْتُ مَعَ رِجَالٍ حُكَمَاءَ

(Saya berbicara dengan pria-pria bijak)

Keistimewaan Jamak Taksir dalam Bahasa Arab

Jamak taksir tidak hanya menunjukkan kekayaan tata bahasa Arab, tetapi juga fleksibilitasnya dalam membentuk makna. Bentuk ini sering digunakan dalam sastra untuk menciptakan keindahan bunyi dan irama, seperti dalam puisi dan prosa klasik. Misalnya, dalam bait puisi Al-Mutanabbi:

وتجمعُ الأعداءَ وتُفَرِّقُهُمْ

(Engkau menyatukan musuh-musuh dan memisahkan mereka)

Melalui jamak taksir, penyair dan penulis dapat menyesuaikan bunyi kata untuk menciptakan efek estetis yang lebih mendalam.

Kesimpulan

Jamak taksir adalah salah satu aspek unik yang membuat Bahasa Arab begitu kaya dan indah. Dengan berbagai pola yang bervariasi, bentuk ini mencerminkan fleksibilitas dan kreativitas bahasa dalam mengekspresikan makna.

Sebagaimana dijelaskan dalam kitab karya Sibawaih:

جمع التكسير منبع غنى اللغة ومرونتها

(Jamak taksir adalah sumber kekayaan dan fleksibilitas bahasa)

Bagi pelajar Bahasa Arab, memahami jamak taksir bukan hanya soal mengenal pola-pola tertentu, tetapi juga tentang mengapresiasi keindahan logika dan harmoni dalam tata bahasanya. Wallahua’lam.

Sri Ummi Handayani (Mahasiwa Prodi HPI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

Tatsqif Media Dakwah & Kajian Islam

Tatsqif hadir sebagai platform edukasi digital yang dirintis oleh Team Tatsqif sejak 5 Januari 2024. Kami mengajak Anda untuk menjelajahi dunia dakwah, ilmu pengetahuan, dan wawasan keislaman melalui website kami. Bergabunglah bersama kami dan jadilah bagian dari kontributor syi'ar Islam.

5 komentar pada “Mengenal Jamak Taksir: Keunikan Pluralisasi Bahasa Arab

  • Astria astuti

    Apakah membuat jamak taksir itu hrus berbentuk jamak? Kalau iya knp kalau tidak knp!

    Balas
    • Sri ummi Handayani

      Membuat jamak taksir (جمع التكسير) memang bertujuan untuk menghasilkan bentuk jamak, yaitu kata yang menunjukkan jumlah lebih dari dua. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

      Jika Harus Berbentuk Jamak

      Alasan:

      Tujuan utama jamak taksir adalah menunjukkan pluralitas, sehingga kata hasil dari perubahan pola harus memenuhi fungsi jamak. Contohnya:

      كِتَابٌ (kitāb, “buku”) → كُتُبٌ (kutub, “buku-buku”).

      Dalam bahasa Arab, fungsi jamak sangat penting dalam struktur kalimat, terutama untuk mencocokkan kata kerja, kata sifat, dan pelaku dengan jumlah yang tepat.

      Jika Tidak Selalu Berbentuk Jamak (Pengecualian)

      Alasan:

      Ada beberapa bentuk jamak taksir yang tetap digunakan dalam konteks mufrad (tunggal) karena fungsi idiomatik atau maknanya yang berubah. Misalnya:

      جِنٌّ (jinnun): Secara bentuk, ini jamak, tetapi sering digunakan untuk menunjuk makhluk jin dalam bentuk mufrad (tunggal).

      بَطْنٌ (baṭnun, “perut”) → بُطُونٌ (buṭūn, bisa berarti “perut-perut” tetapi juga “bagian dalam”).

      Kesimpulan

      Secara umum, jamak taksir dibuat untuk membentuk jamak, tetapi ada kasus tertentu di mana bentuk jamak ini memiliki fungsi atau makna yang tidak murni plural. Hal ini menunjukkan fleksibilitas bahasa Arab yang kaya makna dan nuansa.

      Balas
  • Efa Merianti Lubis

    Apa saja ciri-ciri jama’ taksir yang membedakannya dari bentuk mufrod?

    Balas
  • Chitra Adelina Simanungkalit

    Apakah jamk taksir dengan jamak mujakkarsalim dan jamak muaannasisalim itu sama kalau sama apa persamaannya dan kalau beda apa perbedaannya dan coba pemakalah berikan contoh

    Balas
  • Riska Cahyani

    Apakah semua kata benda dalam bahasa Arab dapat dibentuk menjadi jamak taksir? jelaskan!

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat Kami Yuk