Makna dan Pola Ziyādah Bitsalāsatil Aḥrufin dalam Ilmu Sharaf
TATSQIF ONLINE – Bahasa Arab memiliki struktur morfologi yang kaya dan sistematis. Dalam ilmu tata bahasa Arab, Ilmu Sharaf berfungsi untuk menguraikan perubahan bentuk kata, khususnya kata kerja (fi‘il) dan kata benda (ism) dari akar katanya (jadzar). Salah satu aspek penting dalam Ilmu Sharaf adalah fi‘il mazīd, yaitu fi‘il yang mengalami penambahan huruf dari bentuk asalnya (fi‘il mujarrad).
Dari jenis-jenis mazīd, bentuk yang memiliki tiga huruf tambahan disebut Ziyādah Bitsalāsatil Aḥrufin (زِيَادَةٌ بِثَلَاثَةِ أَحْرُفٍ), yang menghasilkan fi‘il berjumlah enam huruf (fi‘il sudāsī). Penambahan ini tidak hanya memengaruhi bentuk, tetapi juga menghasilkan makna baru dengan nuansa yang lebih spesifik, seperti permintaan, intensitas, perubahan, dan transformasi keadaan.
Makna dan Fungsi Ziyādah Bitsalāsatil Aḥrufin
Ziyādah Bitsalāsatil Aḥrufin secara literal berarti “penambahan tiga huruf”. Dalam Ilmu Sharaf, istilah ini mengacu pada bentuk fi‘il yang berasal dari akar kata tsulāṡī (tiga huruf asli), kemudian ditambahkan tiga huruf tetap, menghasilkan struktur morfologis baru yang membawa makna tambahan atau transformasi semantik.
Fungsi umum dari penambahan ini adalah:
Makna reflektif atau partisipatif
Permintaan atau permohonan
Perubahan sifat atau intensitas
Transformasi fisik atau kondisi
Macam-Macam Pola Ziyādah Bitsalāsatil Aḥrufin
Berikut adalah tiga pola utama fi‘il mazīd dengan tiga huruf tambahan dalam Ilmu Sharaf:
1. Pola اِسْتَفْعَلَ – يَسْتَفْعِلُ – اِسْتِفْعَالٌ (Isti‘fāl)
Makna: Permintaan, permohonan, atau pencarian terhadap suatu tindakan.
Contoh-contoh:
- كَتَبَ → اِسْتَكْتَبَ (meminta untuk dituliskan)
- غَفَرَ → اِسْتَغْفَرَ (memohon ampun)
- عَلِمَ → اِسْتَعْلَمَ (mencari tahu, menanyakan)
- خَرَجَ → اِسْتَخْرَجَ (mengeluarkan sesuatu)
Contoh dalam Al-Qur’an Surah Nūḥ ayat 10:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
Artinya: “Maka aku berkata kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun.”
2. Pola اِفْعَلَّ – يَفْعَلُّ – اِفْعِلَالٌ (If‘ilāl)
Makna: Menunjukkan perubahan kondisi secara intens, terutama pada warna atau sifat fisik.
Contoh-contoh:
- حَمِرَ → اِحْمَرَّ (menjadi sangat merah)
- صَفِرَ → اِصْفَرَّ (menjadi kuning terang)
- خَضِرَ → اِخْضَرَّ (menjadi hijau pekat)
- شَقِرَ → اِشْقَرَّ (menjadi pirang terang)
3. Pola اِفْعَوَلَّ – يَفْعَوَلُّ – اِفْعِوَالٌ (If‘iwāl)
Makna: Menunjukkan transformasi drastis atau total pada keadaan fisik atau emosi.
Contoh-contoh:
- شَابَ → اِشْيَبَّ (menjadi beruban)
- سَوِدَ → اِسْوَدَّ (menjadi hitam pekat)
- بَيَضَ → اِبْيَضَّ (menjadi sangat putih)
Penerapan dalam Teks Al-Qur’an dan Keilmuan Islam
Pemahaman terhadap bentuk Ziyādah Bitsalāsatil Aḥrufin sangat penting dalam memahami konteks semantik dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Sebab, penggunaan bentuk fi‘il ini mengandung nuansa dan makna yang lebih dalam daripada fi‘il mujarrad. Contohnya dalam Al-Qur’an Surah Al-Muzzammil ayat 20:
تَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ إِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
Artinya: “Mintalah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dalam ayat ini, bentuk تَسْتَغْفِرُ berasal dari fi‘il اِسْتَغْفَرَ, menunjukkan adanya permohonan secara aktif dari seorang hamba kepada Tuhannya, bukan sekadar menerima pengampunan.
Tabel Perbandingan Pola Mazīd Bitsalāsah Aḥruf
| Akar Kata | Bentuk Mazid | Makna Baru | Polanya |
|---|---|---|---|
| كَتَبَ | اِسْتَكْتَبَ | Meminta menulis | Isti‘fāl (استفعال) |
| غَفَرَ | اِسْتَغْفَرَ | Memohon ampun | Isti‘fāl (استفعال) |
| صَفِرَ | اِصْفَرَّ | Menjadi kuning | If‘ilāl (افعِلّ) |
| خَضِرَ | اِخْضَرَّ | Menjadi hijau | If‘ilāl (افعِلّ) |
| سَوِدَ | اِسْوَدَّ | Menjadi hitam | If‘iwāl (افعِوال) |
Urgensi Penguasaan Ziyādah Bitsalāsatil Aḥrufin
- Memperluas Kosakata
Dengan memahami struktur ini, pelajar bahasa Arab mampu menebak dan memahami bentuk kata turunan dari satu akar kata. - Kunci Pemahaman Tafsir
Dalam tafsir Al-Qur’an, perbedaan makna akibat bentuk mazid sangat krusial. Salah tafsir terhadap bentuk ini dapat menyebabkan penyimpangan makna ayat. - Keterampilan Linguistik
Ilmu Sharaf merupakan dasar untuk memahami struktur bahasa Arab dalam ilmu balaghah (retorika), nahwu (sintaksis), dan ilmu-ilmu keislaman lain.
Penutup
Ziyādah Bitsalāsatil Aḥrufin adalah bagian esensial dalam Ilmu Sharaf yang memberikan kedalaman makna dalam struktur morfologi bahasa Arab. Tiga pola utama—Isti‘fāl, If‘ilāl, dan If‘iwāl—menawarkan pemahaman tentang bagaimana sebuah fi‘il dasar berkembang menjadi bentuk yang lebih kompleks dan bermakna luas.
Pemahaman terhadap bentuk ini sangat penting tidak hanya dalam ranah linguistik, tetapi juga dalam penghayatan dan penafsiran teks-teks sakral seperti Al-Qur’an. Setiap pelajar bahasa Arab maupun peneliti Islam harus memahami dan menguasai pola ini sebagai bekal untuk menganalisis teks dengan lebih akurat dan dalam. Wallahua’lam.
Adinda Ginting (Mahasiswa Prodi HKI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary)
